berbagi referensi skripsi

Analisis Nilai Tambah Ekonomis (Economic Value Added) dalam melihat kondisi kinerja keuangan pada PT. Karya Indah Makassar. Sehingga bisa bermanfaat bagi pihak perusahaan dalam mengambil suatu kebijakan dan juga bagi para investor dalam menginvestasikan dananya pada perusahaan PT. Karya Indah Makassar.


Dewasa ini negara sedang membangun, baik pembangunan dibidang industri, jasa maupun perdagangan. Pembangunan mendorong kesempatan berusaha maupun peluang bisnis yang memberikan perospek yang sangat baik bagi para pengusaha. Dalam pembangunan ini pemerintah tidak bekerja sendiri melainkan membuka peluang kepada pelaku ekonomi untuk memajukan pertumbuhan ekonomi nasional yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat.
Peluang yang memberikan kesempatan bagi para pengusaha untuk membuka usaha. Tapi perlu kita ketahui bahwa dalam dunia usaha (bisnis) tidak terlepas dari persaingan. Adanya kebijakan tersebut maka para investor berlomba-lomba dalam menginvestasikan dananya dalam membuka usaha. Banyaknya pengusaha dalam membuka usaha merupakan respon dari kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Berhasil tidaknya suatu perusahaan ditandai oleh kemampuan manajeman dalam membaca atau melihat segala kemungkinan atau kesempatan dimasa yang akan datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu  tugas dari para manajer untuk merencanakan masa depan, segala kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan datang dan bagaiman menghadapi dimasa sekarang. Suatu perusahaan tidak hanya berfungsi untuk menghasilkan produk yang bermutu dengan menetapkan harga untuk menarik konsumen, tapi pihak perusahaan harus mempertimbangkan kondisi internal perusahaan.
Kondisi ini sangat dapat berpengaruh pada pihak yang telah menginvestasikan dananya untuk keberhasilan perusahaan. Sebab para investor tidak ingin mengalami kerugian, sehingga para investor selalu melakukan pengawasan kepada pihak perusahaan dalam mengelolah perusahaan tersebut. Dalam kaitan dengan kondisi perusahaan maka dalam penulisan ini penulis menggunakan metode analissi Econimic Value Added (EVA) dalam melihat keadaan perusahaan.
Analisis Nilai Tambah Ekonomis merupakan suatu analisa yang digunakan banyak perusahaan di eropa dalam menganalisa perusahaan. Dengan menggunakan anlisis ini para investor akan berhati-hati dalam menanamkan modalnya pada suatu perusahan.
Dalam analisis EVA apabila hasil dari EVA positif maka perusahaan itu dalam keadaan sehat, begitu pula sebaliknya apabila hasil dari EVA negatif maka perusahaan tidak sehat. Pihak manajer harus benar-benar memperhatikan keadaan perusahaan yang dipimpinnya sebab jika perusahaan itu tidak sehat maka para investor tidak akan menginvestasikan dananya kepada perusahaan karena mereka menganggap tidak menguntungkan yang menyebabkan perusahaan akan sulit dalam menghimpun dana atau modal dalam menjalankan usaha.
Dalam era seperti ini persaingan dalam dunia usaha sangat ketat. Para pelaku usaha harus berusaha memperbaiki manajemen perusahaan agar dapat ikut bersaing dengan perusahaan yang bergerak dibidang yang sama. Sedangkan dalam menghadapi persaingan perusahaan harus memiliki dana yang cukup dalam melakukan trobusan agar para konsumen atau pembeli dapat berminat untuk membeli produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
Maka dalam skripsi ini penulis mencoba mengetegahkan judul yaitu “Analisis Nilai Tambah Ekonomis (Economic Value Added) dalam melihat kondisi kinerja keuangan pada PT. Karya Indah Makassar. Sehingga bisa bermanfaat bagi pihak perusahaan dalam mengambil suatu kebijakan dan juga bagi para investor dalam menginvestasikan dananya pada perusahaan PT. Karya Indah Makassar.
B. Masalah Pokok
Dengan melihat dari latar belakang diatas maka penulis menarik suatu permasalahan pokok yaitu :
“Apakah kinerja keuangan PT. Karya Indah Makassar cukup sehat dilihat dari analisis Nilai Tambah Ekonomis (Economic Value Added)”.
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan PT. Karya Indah diihat  dari analisis Economic Value Added apakah dia sehat atau tidak
Sedangkan kegunaan penelitian ini adalah :
1.    Sebagai bahan informasi kepada pihak yang terkait langsung dalam pengelolaan perusahaan dalam pengambilan keputusan
2.    Sebagai bahan acuan kepada pihak yang melakukan penelitian dan penulisan serupa dimasa yang akan datang.
3.    Dengan penelitian ini penulis dapat mengetahui apa saja yang berpengaruh pada sehat tidaknya suatu perusahaan
BAB II
TINJAUAAN PUSTAKA

A.    Pengertian Nilai Tambah Ekonomis (EVA)
Economic value Added adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomis dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercapai jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital)
Menurut K. Reilly dan Keith C.B. Manajemen Keuangan (2001:2) menyatakan bahwa :
“Economic value added (EVA) Is an internal management performance measure that campres net operation profit to total cost of capital. Indecates how profitabile campany projects are as sign of mangement porformance (nilai tambah ekonomis adalah manjemen internal yang menunjuk ukuran yang menbandingkan laba bersih setelah pajak dengan modal. Laba atau kemampuan perusahaan seperti yang diinginkan perusahaan)”.

Warsono (2004:48) menyatakan bahwa economic value added (nilai tambah ekonomis/EVA) adalah perbedaan antara laba operasi setelah pajak dengan biaya modalnya.
Menurut Eguene F. Brigham, dalam bukunya Manajemen Keuangan (2001:52), mengatakan bahwa EVA adalah cara untuk mengukur profitabilitas operasi yang sesungguhnya. Biaya modal hutang (beban bunga) dikurangkan ketika menghitung laba bersih, tetapi biaya ini tidak dikurangkan pada saat menghitung biaya modalekuatis. Oleh karena itu, secara ekonomis, laba bersih ditetapkan terlalu tinggi dibandingkan laba “yang sesungguhnya”. Jadi, EVA menyelesaikan konvensional.
EVA dihitung dengan mengurangkan laba operasi setelah pajak dengan biaya tahunandari semua modal yang digunakan perusahaan besar seperti Cola-Cola, AT&T, Quaker Oats, Briggs, Startton, dan CSX menggunakan EVA dalam mencapai keberhasilan mereka.
Perhatikan bahwa dalam menghitung EVA kita tidak menambahkan kembali penyusutan. Meskipun bukan merupakan beban kas, namun penyusutan adalah biaya, dan karenanya dikurangkan ketika menentukan laba bersih dan EVA. Dalam menghitung EVA diasumsikan bahwa penyusutan ekonomis yang sesungguhnya atas aktiva tetap perusahaan sama dengan tingkat penyusutan untuk tujuan akuntansi dan pajak. Jika ini bukan merupakan masalah, maka penyesuaian perlu dibuat untuk memperoleh pengakuan EVA, yang akurat.
EVA memberikan tolok ukur yang baik tentang apakah perusahaan telah memberikan nilai tambah kepada pemegang saham. Oleh karena itu, jika manajer memfokuskan pada EVA, maka hal ini membantu memastikan bahwa mereka beroperai dengan cara yang konsisten untuk memaksimalkan nilai pemegang saham. Perhatikan pula bahwa EVA dapat ditentukan untuk devisi dan perusahaan secara keseluruhan, sehingga EVA memberikan dasar yang berguna dalam menentukan kompensasi manajemen pada semua tingkatan. Sehingga pada saat ini banyak perusahaan mengunakan EVA sebagai dasar utama untuk menentukan kompensasi manajemen.
EVA dapat diterapkan pada semua divisi yang ada disuatu perusahaan, dan biaya modal akan merefleksikan resiko dari suatu unit bisnis. Jumlah EVA dari seluruh devisi merupakan EVA dari perusahaan.
Lanjut Warsono menyatakan bahwa perusahaan bisa dianggap sehat jika mendapatkan EVA yang positif.
 Menurut Warsono dalam bukunya Manajemen Keuangan Perusahaan (2004:48) mengatakan bahwa rumus yang digunakan untuk menghitung EVA adalah :
EVA = NOPAT – C . WACC
Dimana :
NOPAT     = Net Operating Profit After Tex
C          = Capital
WACC      = Weightet Average Cost of Capital

Langkah-langkah untuk menghitung EVA adalah :
1.    Menghitung besarnya NOPAT
2.    Mengidentifikasi Investet capital
3.    Menentukan capital cost ratet atau WACC (weightet average cost of capital)
4.    Menghitung EVA
Cara menentukan besarnya laba setelah pajak (EAT/NOPAT) menurut Martono (2004:24)
Penjualan bersih                     xxxx
Harga harga pokok penjualan            xxxx    -
Laba kotor                         xxxx
Biaya penjualan umum dan administrasi     xxxx    -
Laba usaha sebelum bunga dan pajak (EBIT)     xxxx
Biaya bunga                         xxxx    -
Laba sebelum pajak (EBT)             xxxx
Pajak                             xxxx    -
Laba setelah pajak (EAT)                 xxxx

B.    Pengertian Kinerja Keuangan
Bambang Rianto dalam bukunya dasar-dasar pembelanjaan perusahaan (1998:253) mengatakan bahwa kinerja keuangan adalah suatu kegiatan untuk melakukan kegiatan pelaporan keuangan menurut standar keuangan yang telah ditetapkan.
Menurut Janes C. Horne (1998:9) dalam bukunya Finance management policy mengatakan bahwa kinerja kuangan adalah merupakan ukuran prestasi perusahaan maka keuntungan adalah merupakan salah satu alat yang digunakan oleh para manajer. Kinerja keunagan juga akan memberikan gambaran efisiensi atas pengunaan dana mengenai hasil akan memperoleh keuntungan dapat dilihat setelah membandingkan pendapatan bersih setelah pajak.
Sedangkan menurut Inryo (1999:207) dalam bukunya Manajemen Keuangan mengatakan bahwa kinerja keuangan adalah merupakan prestasi keuangan yang dicapai oleh perusahaan dalam priode tertentu.
Erwan Dukat (1999:113) dalam bukunya alat-alat analisa laporan keuangan mengarakan bahwa kinerja keuangan apat diukur dengan keberhasilan suatu perusahaan dalam mempertahankan kebijakan deviden yang menguntungkan sampai perusahan mampu mejunjukan adanya suatu kenaikan modal yang stabil.
Menurut Alex S. Nitisemito (1995:13) dalam bukunya pembelanjaan peruasahaan mengatakan bahwa kinerja keuangan merupakan kegiatan perusahaan yang ditujukan untuk mendapatkan dan mengunakan modal dengan cara yang efektif dan efisien.
Dengan melihat dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh parah ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan adalah suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam mengukur prestasi perusahaan dan mengunakan modal secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan perusahaan.
C.    Fungsi Economic Value Added
Untuk mengatasi kesulitan dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan, analisis nilai tambah ekonomis dapat digunakan. Dengan hasil analisis EVA ini dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan kompenssi bagi eksekutif dalam bentuk insentif-insentif tertentu.
Dengan melihat dari analisa economic value added (EVA) yang positif maka kinerja keuangan perusahaan baik dan apbila hasil dari EVA yang negatif berarti kinerja keuanganya kurang baik. Pengukuran kinerja kuangan akan memberikan kontribusi kepada para pengambil kebijakan dalam hal pengelolaan keuangan perusahaan.
D.    Pengertian Biaya Modal
Setiap perusahaan selalu membutuhkan dana untuk membiayai perusahaan. Setiap dana yang digunakan oleh perusahaan mempunyai biaya modal yang harus ditanggung.
Madal (capital) merupakan faktor produksi yang dibutuhkan dan seperti faktor-faktor produksi lainnya, modal mempunyai biaya. Biaya setiap komponen disebut biaya komponen (component cost) dari jenis modal tertentu.
Modal yang dibutuhkan untuk membiayai operasi perusahaan terdiri atas modal asing dan modal sendiri. Modal asing adalah modal yang berasal dari pinjaman para kreditur suplier dan perbankan. Sedangkan modal sendiri merupakan modal yang berasal dari pihak perusahaan baik dari pemilik perusahaan (pemengang saham) maupun laba yang tidak dibagikan (laba ditahan). Apabila perusahaan menjual surat berharga kapada investor, maka perusahaan berkewajiban memberikan hasil (return) yang dikehendaki oleh investor tersebut, bagi perusahaan merupakan biaya yang disebut biaya modal seperti : biaya bunga, biaya penurunan surat berharga, dan biaya lain yang berkaitan dengan perolehan modal tersebut.
Biaya modal (cost of capital) adalah biaya rill yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik dari hutang, saham preferen atau saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan. Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya rill yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan.
Menurut Agus Sartono dalam bukunya Manajemen Keuangan (1998:217) mengatakan bahwa biaya modal adalah biaya yang harus dikeluarkan atau harus dibayar untuk mendapatkan modal baik yang berasaldar utang, saham preferen, saham biasa maupun laba ditahan untuk membiayai investasi perusahaan.
Lebih lanjut Agus Sartono mengatakan bahwa saham preferen pada umumnya lebih beresiko dibandingkan dengan utang obligasi. Jaminan atas modal yang ditanamkan dan pembayaran laba bagi pemegang saham preferen adalah setelah para pemegang opligasi dibayar. Dengan demikian juga pembayaran deviden saham preferen dibayarkan setelah pembayaran bunga utang. Konsekuensinya investor saham preferen akan meminta tingkat keuntungan yang lebih tinggi daripada pemegang obligasi.

Dengan melihat dari gambar 1. diatas maka saham biasa adalah merupakan sumber dana yang paling beresiko dibandingkan dengan sumber dana lain, hal ini disebabkan karena pembayaran deviden kepada pemegang saham biasa dibayarkan setelah pembayaran bunga dan saham preferen. Dengan demikian pembayaran deviden untuk saham biasa lebih diprioritaskan untuk ditangguhkan apabila perusahaan mengalami kesulitan. Sebagai kosekueansi yang logis, maka pemegang saham biasa akan meminta keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan tingkat keuntungan saham preferen dan utang
Oleh sebab itu, ketidak pastian pembayaran deviden saham biasa menjadi semakin besar dibandingkan dengan bunga dan deviden sahampreferen. Perlu diperhatikan bahwa penentuan besarnya biaya modal perusahaan sangat penting karena ada tiga alasan.
1.    Memaksimalkan nilai perusahaan mensyaratkan adanya minimalisasi semua biaya input termasuk biaya modal.
2.    Keputusan investasi yang tepat mensyaratkan estimasi biaya modal yang tepat.
3.    Beberapa keputusan lain seperti leasing, pembelian kembali obligasi perusahaan dan manajemen modal kerja memerlukan estimasi biaya modal.
Perusahaan yang mengunakan dana dari laba ditahan juga ada biaya walaupun laba ditahan berasal dari hasi usaha perusahaan. Biaya modal yang brasal dari laba ditahan disebut sost of retained earning. Biaya tersebut sebesar tingkat keuntungan investasi (rate of retun) yang disyaratkan diterima oleh investor. Hal ini karena apabila modal tersebut diinvestaskan pada perusahaan lain maka akan mendapatkan keuntungan. Besarnya keuntungan tersebut sama dengan besarnya keuntungan apabila perusahan menginvestasikan dana laba ditahan tersebut atau sama besarnya dengan rate of return yang diharapkan diterima dari investasi pada saham (expected rate of return on the stock).
Apabila investor memperkirakan tingkat keuntungan yang terjadi tinggi, yang berarti menurunya daya beli uang yang dimiliki, maka ia akan meminta tingkat keuntungan yang lebih tinggi untuk investasinya. Begitu juga apabila diperkirakan permintaan dana meningkat maka terjadi kelebihan permintaan kemudian mengakibatkan investor meminta keuntungan yang lebih tinggi juga, sehinga dicapai titik keseimbangan pada tingkat keuntungan yang lebih tinggi.
Dua faktor tersebut yang sangat mempengaruhi return pada surat berharga bebas resiko reguired rate of return bagi surat berharga juga akan dipengaruhi oleh risk free securities tersebut. Bagi surat berharga yang spesifik terdapat empat komponen resiko yang menentukan risk premium, keempat komponen itu adalah :
(1). Business risk,
(2). Financial risk,
(3). Marketabiliti risk atas surat berharga kemudian,
(4). Interest rate risk.
Biaya modal juga dapat diukur dengan rate of return minimum dari investasi baru yang dilakukan perusahaan, tentu dengan asumsi bahwa tingkat resiko investasi barutersebut sama dengan resiko aktiva yang dimiliki perusahaan saat ini dan pengertian biaya modal tu adalah biaya modal rata-rata tertimbang.
Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana atau disebut biaya modal invidual. Biaya modal individu tersebut dihitung satu per satu untuk tiap jenis modal. Namun apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital disingkat WACC) dari seluruh modal yang digunakan. Sekali lagi bahwa konsep biaya modal dimaksudkan untuk menentukan besar biaya nyata atau (rill) dari penggunaan dana dari masing-masing sumber dana.
Konsep biaya modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tinggkat keuntungan yang disyaratkan (requiret rate of return). Tingkat keuntungan yang disyaratkan sebenarnya dapat dilihat dari dua pihak yaitu pihak investor dan pihak perusahaan. Dari sisi investor, tinggi rendahnya requiret rate of return merupakan tingkat keuntungan (rate of return) yang mencerminkan tingkat resiko dari aktiva yang dimiliki.
Jika investasi baru menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih besar dari pada biaya  modal, maka nilai perusahaan akan meningkat. Sebaliknya apabila investasi baru tersebut menberikan tingkat keuntungan yang lebih rendah dari pada biaya modal, maka nilai perusahaan akan menurun.
 Sedangkan bagi perusahaan yang menggunakan dana (modal), besarnya requiret rate of return merupakan biaya modal (cost of capital) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut. Biaya utang misalnya, tidak sama dengan bunga yang dibayarkan kepada kreditur karena untuk mendapatkan utang tersebut tidak hanya bunga yang harus dikeluarkan perusahaan, tetapi juga ada biaya-biaya seperti biaya notaris, biaya provisi, biaya materai, dan lain-lain.
E.    Biaya Modal Sendiri
Dalam perusahaan terdapat dua cara dalam memperoleh modal sendiri yaitu : (1) laba ditahan dan (2) mengeluarkan saham baru. Biaya modal saham biasa dan laba ditahan sering disatukan menjadi biaya modal sendiri (biaya ekuitas) atau kadang-kadang disebut biaya modal saham biasa saja merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memperoleh dana dengan menjual saham biasa atau mengunakan laba ditahan untuk investasi. Laba yang ditahan oleh perusahaan kemudian digunakan untuk investasi di dalam perusahaan. Laba ditahan yang digunakan oleh perusahaan untuk investai tersebu perlu diperhitungkan biaya modalnya.
Dengan demikian manajemen dapat membagikan laba setelah pajak yang diperoleh sebagai deviden atau menahannya sebagai laba ditahan. Jika laba tersebut ditahan, maka secara teoritis perusahaan harus memperoleh keuntungan paling tidak sebesar tingkat keuntungan jika pemegang saham menginvestasikan sendiri dalam investasi lain yang memiliki tingkat resiko yang sama. Ini mudah dipahami karena laba setelah pajak itu adalah hak para pemegang saham.
Secara teoritis biaya laba ditahan jauh lebih rendah dari pada biaya modal yang berasal dari saham baru. Hal ini disebabkan kerena dalam penjualan saham baru biasanya terdapat biaya emisi atau flotation cost yang harus ditanggung perusahaan. Dengan demikian perusahaan akan menerima kas yang kecil dari pada harga jual saham baru.
Menurut Martono dalam bukunya Manajemen Keuangan (2004:207) mngatakan bahwa biaya modal laba ditahan sama dengan biaya modal dari saham biasa cara menghitung dengan mendiskontokan deviden atau dengan cara CAPM (capital Asset pricing Model). Kalau mengguanakan pendekatan CAPM kita bisa mengunakan rumus sebagi berikut :
Ri = Rf+(Rm-Ri)i`
Dimana :
Ri     : Tingakat return saham yang diharapkan
Rf     : Tingkat return bebas resiko
Rm     : Return portofolio pasar yang diharapkan
I     : Koefisien beta saham i
Menurut Agus Sartono dalam bukunya Manajemen Keuagan (1998:233) mengatakan bahwa untuk menghitung biaya modal dari saham baru adalah :
Ke =     + g
Dimana :
D    : Deviden
Pnet : Penerimaan Bersih Perlembar Saham
G   : Perumbuhan Deviden
F.    Biaya Modal Keseluruhan
Biaya modal secara keseluruhan merupakan biaya modal yang memperhitungkan seluruh biaya atas modal yang digunakan oleh peusahaan. Telah kita ketahui bersama bahwa perusahaan akan menggunakan modal dari sumber modal asing dan modal sendiri. Oleh karena itu, biaya modal yang diperhitungkan merupakan biaya modal dari seluruh jenis modal yang digunakan.
Lebih lanjut perusahaan didalam mengevaluasi usulan investasi secara normal tidal melihat secara individu proporsi utang dan modal sendiri yang pergunakan untuk membiayai proyek tersebut. Kecuaili proyek tersebut memang mensyaratkan proporsi utang dan modal sendiri seperti struktur modal perusahaan.
Konsep biaya modal perusahaan secara keseluruhan (operal cost of capital) bermanfaat dalam kaitannya dengan menilai usulan investasi jangka panjang. Karena biaya modal dari masing-masing sumber dana berbeda-beda, maka untuk menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruhan perlu dihitung biaya modal rata-rata tertimbang (weigted average cost of capital atau WACC).
Perusahaan dalam membiayai proyek investasinya bisa saja mengunkan modal sendiri, sehingga cost of capital yang digunakan sebagai cut of rate sebesar biaya modal sendiri yang bersangkutan. Tetapi seringkali setiap proyek investasi tidak hanya mengunakan satu sumber dana, tetapi mengunakan mengguanakan berbagai sumber dana sekaligus. Misalnya selain menggunakan saham biasa, juga menggunakan saham preferen dan utang.
Setelah semua modal dihitung biayanya maka kita dapat menghitung biaya rata-rata tertimbang (WACC). Dalam mengitung biaya modal rata-rata tertimbang kita tinggal mencari proporsi dari masing-masing modal yang digunakan perusahaan. Kemudian dilikan dengan biaya modal setelah pajak.
Biaya rata-rata yang minimal dari suatu struktur modal perlu dijaga agar biaya tidak mengalami kenaikan. Biaya modal rata-rata yang minimal yang tercapai pada struktur modal yang optimum. Dengan kata lain struktur modal yang optimum merupakan merupakan struktur modal dengan biaya rata-rata yang minimum. Struktur ini seringkali menjadi patokan perusahaan dalam penggunaan dana dan sumber modal yang tersedia. Apabila perusahaan akan menambah modal yang diperlukan, biasanya perusahaan perusahaan memperoleh modal tersebut dari susunan atau komponen modal yang telah ada dengan selalu menjaga besarnya biaya modal rata-rata agar tetap sama dengan biaya modal sebelum adanya penambahan modal.
Sedang menurut Agus Sartono (1998:235) mengatakan bahwa cara untuk mentukan biaya modal rata-rata teimbang (WACC) adalah :

WACC =
Dimana
E : Ekuity (modal sendiri)
D : Debt (Utang)
Ke : biaya modal sendiri
Ki : tingkat pajak
Jika struktur modal terdapat saham preferen (P=preferred stok) maka persamaan menjadi :

WACC =
E : Ekuity (modal sendiri)
D : Debt (Utang)
Ke : biaya modal sendiri
Ki : tingkat pajak
P : Preferen stok
Kp: Biaya saham Preferen
G.    Fungsi Biaya Modal
Perhitungan biaya modal sangat erat kaitannya dengan pihak yang dikenakan kepada perusahaan. Biaya modal yang dikenakan pada modal pinjaman akan berbeda dengan biaya modal dari modal sendiri. Konsep perhitungan biaya modal dapat dilakukan pada perhitungan setelah pajak (before tex basis) atau perhitungan setelah pajak (after tex basis). Perbedaan konsep ini karena pajak merupakan pengurang laba yang diperoleh perusahaan.
Tetapi pada umumnya analisis biaya modal didasarkan pada keadaan setelah pajak. Apabiala ada biaya modal yang dihitung sebelum pajak (seperti biaya modal dari obligasi), maka perlu dulu disesuaikan dengan pajak sebelum dilakukan perhitungan biaya modal rata-ratanya.
Biaya modal biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolak suatu usulan investasi (sebagai dicont rate), yaitu dengan membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya. Yang dimaksud dengan biaya madal di sini adalah biaya modal yang menyeluruh (overall cost of capital).

Pimpinan perusahaan berkepentingan untuk mengetahui keadaan perusahaan yang dipimpinnya terutama menyangkut tentang keuangan dan keadaan perusahaan secara keseluruhan. Apabila hasil dari EVA adalah positif maka perusahaan tersebut dikatakan sehat tapi apabila hasil dari EVA negatif maka perusahaan tidak sehat.
I.    Hipotesis
Dengan melihat dari permasalahan maka diduga bahwa kinerja keuangan PT. Karya Indah Makassar Makassar dalam keadaan sehat melalui analisis Economic Value Added yang positif.

METODE PENELITIAN

A.    Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi atau tempat yang dijadikan sebagai obyek penelitian untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan yaitu penulis melakukan penelitian di PT. Karya Indah yang dilakukan selama kurang lebih dua bulan.
B.    Metode Pengumpulan Data
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus, dengan tahapan sebagai berikut :
1.    Penelitian pustaka (Library Research)
Penelitian dimaksudkan untuk mengumpulkan data melalui penelahan terhadap buku-buku literatur yang berhubungan dengan topik dan masalah yang diteliti.
2.    Penelitian lapang (Field Research)
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan kunjungan langsung pada objek penelitian. Untuk mendapatkan data lapangan ini, digunakan tehnik :
a.    Interview, yaitu tanya jawab atau wawancara yang dilakukan penulis dengan pihak atau staf yang terkait langsung pada PT. Karya Indah yang diteliti. Dari  hasil wawancara tersebut penulis memperoleh data yang diperlukan.
b.    Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap Kantor PT. Karya Indah di Makassar.
C.    Jenis dan sumber data
Jenis data adalah data kualitatif dan kuantitatif sedangkan sumber data dalam penulisan ini terdiri atas :
1.    Data primer, yaitu data yang diperoleh dari objek penelitian berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan sub bidang terkait pada PT. Karya Indah
2.    Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumentasi baik yang berasal dari perusahaan maupun dari luar kantor yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam penulisan skripsi ini.
D.    Metode Analisa Data
Metode analisa yang digunakan untuk menganalisa data yang telah diperoleh adalah metode Analisis Economic Value Added (EVA) :
Menurut Warsono dalam bukunya Manajemen Keuangan Perusahaan (2004:48)  mengatakan bahwa rumus yang digunakan dalam mencari EVA adalah :
EVA = NOPAT – C.WACC
NOPAT     : laba operasi setelah pajak atau biasa disebut EAT
C         : Capital (modal)
WACC     : Weighted average caost of capital (biaya modal rata tertimbang)
Untuk mengidentifikasi besaran modal dapat dilihat dari neraca pada bagian Pasiva dengan menjumlah jumlah modal sendiri dengan jumlah utang
Dalam menghitung WACC terlebih dahulu kita menghitung biaya modal setiap sember modal. Menurut Martono dan Agus Harjito dalam bukunya manajemen keuangan (2004:203) mengatakan bahwa kita dapat menghitung biaya modal yang berasal dari utang bank dengan cara sebagai berikut :

Kt = Kb(1-t)

Dimana :
Kt : Biaya Utang setelah pajak
Kb : Biaya Utang sebelum pajak yaitu sebesar tingkat suku bunga
T  : Tingkat Pajak
Sedangkan dalam menghitung biaya modal sendiri yang berasal dari saham preferen dapat dihitung dengan cara seperti yang dikatakan Sutrisno dalam buku Manajemen Keuangan (teori, konsep dan aplikasi) (2005:166) mengatakan bahwa :

Kp =     x 100%

Dimana :
Kp = Biaya modal Saham
D  = Deviden yang dibayarkan
Pn = Harga Saham
Cara untuk mendapatkan WACC menurut Agus Sartono (1998:235) WACC dapat dihitung dengan rumus :

WACC =
Dimana :
E  = Equity
D  = Debt
Ke = Biaya modal sendiri
Ki   = Tingkat pajak
E.    Defenisi Operasional
Economic Value Added (nilai tambah ekonomis/EVA) adalah perbedaan laba operasi setelah pajak dengan biaya modal. Dalam EVA perusahaan dikatakan sehat jika menghasilkan EVA yang positif. EVA dapat diterapkan pada semua devisi yang ada diperusahaan, dan biaya modal akan merefleksikan resiko dari suatu unit bisnis. Jumlah EVA dari suatu devisi merupakan EVA perusahaan.
Laba operasi setelah pajak (EAT/NOPAT) merupakan hal yang digunakan dalam mengitung nilai EVA. NOPAT dapat dilihat pada laporan keuangan Rugi Laba. Selain EAT kita perlu mengetahui besarnya modal dan sekaligus menghitung besarnya biaya modal. Biaya modal adalah biaya modal yang memperhitungkan seluruh biaya atas modal yang digunakan oleh perusahaan. Telah kita ketahui bersama bahwa perusahaan akan menggunakan modal dari sumber modal asing dan modal sendiri
Modal asing adalah modal yang berasal dari pinjaman para kreditur suplier dan perbankan. Sedangkan modal sendiri merupakan modal yang berasal dari pihak perusahaan baik dari pemilik perusahaan (pemengang saham) maupun laba yang tidak dibagikan (laba ditahan).
Modal yang digunakan perusahaan lebih dari satu maka biaya modal yang digunakan dalam menghitung EVA adalah biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted average caost of capital/WACC).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    Sejarah Singkat Perusahaan
Perusahaan PT. Karya Indah Makassar didirikan pada awal tahun 1980 oleh Bapak A. Kadir Efendi. Perusahaan bergerak dalam ekspedisi dan menggunakan badan hukum perseroan terbatas (PT).
Perusahaan yang beralamat di Jl. Sangir ini mulanya hanya melayani rute lokal dengan mobil sewa dan kendaraan operasional lainnya untuk kelancaran palayanan.
Pada tahun 1984 PT. Karya Indah Makassar mulai memperluas wilayah jangkauannya dengan melayani pengiriman kepulau antar peropinsi. Pada tahun 1991 hingga sekarang perusahaan yang bergerak dibidang expedisi ini telah memiliki beberapa fasilitas yang mendukung pelayanannya. Fasilitas ini adalah :
1.    Bangunan kantor sendiri yang dilengkapi dengan ruangan untuk gudang sebagi penampungan barang sebelum dikirim kepalanggan
2.    Kendaraan untuk mengankut barang yang dari daerah.
3.    Peralatan kantor lainnya yang mendukung operasi perusahaan dalam menjalankan usahan expedisinya.
Setiap perusahaan mempunyai tujuan pendirian tidak luput pula PT. Karya Indah Makassar yang mempunyai tujuan. Selain tujuan dalam memperikan jasa untuk memperlancar proses pengiriman barang dan meperoleh laba yang merupakan tujan dari setiap pendirian sebuah perusahaan juga mempunyai tujan untuk pengembangan Kota Makassar yaitu dapat mencipatakan lowongan kerja bagi Warga Kota Makassar dan sekitarnya yang belum atau yang ingin menpunyai penghasilan tambahan.
B.    Struktur Organisasi
Dalam pembagian tugas terkadang sering tumpang tindih kadang seorang karyawan tidak mengetahui tugas dan tanggung jawanya sebagi karyawan. Struktur Organisai merupakan suatu gambaran secara umum tentang tugas dan tanggung jawab dari setiap karyawan. Dalam Struktur Organisasi kita dapat, mengetahui atasan kita dan kemana kita harus bertanggung jawab.
Oleh karana itu Struktur Organisasi sangat penting bagi pemberi informasi baik bagi karyawan maupun bagi orang yang mepunyai kepentingan dengan hal itu. Setiap perusahaan memiliki Struktur Organisasi yang berbeda-beda sesuai dengan besar dan luasnya jangkauan dari perusahaan yang bersangkutan.
PT. Karya Indah Makassar menggunakan struktur organisasi ganda dimana wewenang mengalir dari atas ke bawah dan pertanggungjawaban mengalir dari bawah keatas. Untuk lebih jelasnya, berikut ini disajikan struktur organisasi PT. Karya Indah Makassar.
Gambar 3.
Struktur Organisasi PT. Karya Indah Makassar


C.    Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja di PT. Karya Indah Makassar sesuai dengan surat keputusan yang telah dijabarkan sebagai berikut:
1.    Pimpinan
Fungsi dan tugasnya adalah:
-    Melaksanakan kebijakan teknis perusahaan dalam bidang  pelayanan jasa pengiriman barang.
-    Menyusun dan menyetujui berkas-berkas yang masuk dalam melakukan pengawasan dan pengendalian pada proses pelayanan jasa.
-    Mengadakan koordinasi dengan rekan kerja.
-    Mengesahkan laporan perusahaan.
-    Melaksanakan kebijakan umum dan kebijakan teknis yang berkaitan dengan keuangan karyawan.
-    Menyetujui proses kerja.
-    Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pelayanan jasa.
2.    Wakil
Fungsi dan tugasnya  adalah:
-    Mengkoordinasikan, mengawasi, mengendalikan serta melaksanakan kegiatan proses kerja perusahaan dalam pelayanan jasa.
-    Memastikan tercapainya kinerja yang memenuhi keinginan pelanggan. Menyelenggarakan pembinaan seluruh unit kerja yang bekerja pada area pelayanan jasa dan pergudangan.
-    Membuat dan melaksanakan program kerja pelayanan jasa dan keamanan serta melaksanakan pengawasan, pengaturan pelaksanaan operasional kerja setiap saat.
-    Melaksanakan penugasan lainnya yang diberikan oleh pemimpin.
-    Membuat laporan secar berskala dan sewaktu-waktu kepada pimmpinan.
3.    Bendahara
Fungsi dan tugasnya adalah:
-    Melaksanakan kegiatan umum dan kebijaksanaan teknis yang berkaitan dengan keuangan seperti anggaran, akuntansi, perpajakan serta penagihan hutang.
-    Membuat rancangan kerja dan anggaran serta laporan realisasinya secara berskala.
-    Membuat dan melaksanakan program kerja pada unit keuangan, menghasilkan dan mengendalikan serta mengevaluasi pelaksanaannya.
-    Menyelenggarakan pembinaan terhadap seluruh unit kerja keuangan seperti anggaran akuntansi serta penagihan hutang.
-    Menghitung harga dan hasil pelayanan jasa yang diperoleh.
-    Mempersiapkan serta melakukan penagihan piutang kepada masing-masing customer.
4.    Staf Operasional fungsi dan tugasnya adalah:
-    Melaksanakan kegiatan pelayanan jasa.
-    Memastikan tercapainya kinerja yang memenuhi keinginan pelanggan dalam pelayanan jasa.
-    Menyelenggarakan pembinaan seluruh unit kerja pada pelayanan jas.
-    Membuat dan melaksanakan program kerja pelayanan jasa.
-    Melaksanakan penugasan lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
-    Membuat laporan kegiatan secara berskala kepada pimpinan.
5.    Maintenance (Mandor)
Fungsi dan tugasnya adalah :
-    Melaksanakan kebijakan dan pelaksanaan pelayanan jasa.
-    Melakukan pencatatan dan pengumpulan data operasional.
-    Melakukan pembuatan laporan kerja buruh.
-    Melaksankan program kerja serta mengawasi dan mengendalikan kerja buruh harian.
-    Melaksanakan pembinaan terhadap unit kerja harian.
-    Melaksanakan penugasan lainnya yang diberikan pimpinan.
-    Memberikan laporan kerja kepada pimpinan.
6.    Buruh
Fungsi dan tugasnya adalah :
-    Melaksanakan kebijakan dan pelaksanaan pelayanan jasa.
-    Melaksanakan program kerja.
-    Memberikan laporan pelaksanaan laporan kerja.
D.    Analisis Economic Value Added (Nilai Tambah Ekonomis/EVA)
Economic value Added (EVA) adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomis dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercapai jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital).
Analisis Economic Value Edded (EVA) digunakan untuk mengetahui keadaan perusahaan apakah perusahaan itu sehat atau tidak. Apabila hasil dari EVA menunjukan nilai yang positif maka perusahaan itu sehat dan jika sebaliknya menunjukan nilai yang negatif maka perusahaa itu tidak sehat.
Adapun langkah-langkah  menghitung nilai dari EVA adalah:
1.    Menghitung besarnya NOPAT (EAT)
Langka pertama dalam menghitung EVA adalah dengan menentukan besarnya Net Operating Profit After Tex (NOPAT). Untuk melihat besarnya (NOPAT) kita dapat melihat pada laporan rugi laba  perusahaan pada periode waktu tertentu. Berikut ini adalah laporan rugi laba PT. Karya Indah Makassar Priode 2004 dan 2005 :

Tabel 1 : Laporan Rugi Laba Perusahaan Per 31 Desember 2004
PT. Karya Indah Makassar
Laporan Rugi Laba per 31 Desember 2004
Dalam Rupiah

Hasil Usaha Netto    Rp. 735.432.000,-
Harga Pokok Penjualan    Rp.( 53.254.000),-
Laba Kotor    Rp. 682.178.000,-
Biaya-biaya :    
Biaya Operasi     Rp.   54.264.000,-
Biaya Umum dan Administrasi    Rp.   36.148.000,-
Biaya Penjualan     Rp.   45.654.000,-
Jumlah Biaya        Rp. (136.066.000),-
Laba Operasi Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT)    Rp. 546.112.000,-
Bunga         Rp.   73.655.000,-
Laba sebelum Pajak         Rp. 472.457.000,-
Pajak         Rp.   47.245.700,-
Laba Bersih (EAT)        Rp. 425.211.300,-
Sumber : PT. Karya Indah Makassar

Tabel 2 : Laporan Rugi Laba Perusahaan Per 31 Desember 2005
PT. Karya Indah Makassar
Laporan Rugi Laba per 31 Desember 2005
Dalam Rupiah

Hasil Usaha Netto    Rp. 873.591.000,-
Harga Pokok Penjualan    Rp.( 62.265.000),-
Laba Kotor    Rp. 811.326.000,-
Biaya-biaya :    
Biaya Operasi     Rp. 76.587.000,-
Biaya Umum dan Administrasi    Rp. 36.148.000,-
Biaya Penjualan     Rp. 54.364.000,-
Jumlah Biaya        Rp.(221.463.000),-
Laba Operasi Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT)    Rp. 589.863.000,-
Bunga         Rp.   82.580.000,-
Laba sebelum Pajak         Rp. 507.283.000,-
Pajak         Rp.   50.728.300,-
Laba Bersih (EAT)        Rp. 456.554.700,-
Sumber : PT. Karya Indah Makassar
    Dengan melihat dari laporan keuangan perusahaan diatas maka dapat kita lihat besarnya NOPAT (EAT) pada tahun 2004 adalah sebesar    Rp. 425.211.300,- dan pada tahun 2005 sebesar Rp. 456.554.700,- dengan kenaikan sebesar 7,37%
2.    Mengidentifikasi besarnya Investet Capital
Setelah kita mengetahu beasrnya EAT (NOPAT) langka kedua dalam menghitung nilai EVA adalah dengan menentukan besar modal yang digunakan perusahaan. Untuk mengetahui besarnya modal yang digunakan baik itu modal yang berasal dari utang maupun modal sendiri yang desetorkan pada PT. Karya Indah Makassar dapat dilihat pada laporan neraca dari tahun 2004 dan tahun 2005 sebagi berukut :

Tabel 3 : Laporan Neraca Perusahaan Per 31 Desember 2004
PT. Karya Indah Makassar
Neraca Per 31 Desember 2004
Dalam Rupiah
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas     Rp. 120.373.000,-
Bank    Rp. 251.935.000,-
Piutang Usaha    Rp. 198.543.000
Surat-surat Berharga    Rp. 150.346.000,-
Jumlah Aktiva Lancar    Rp.   721.197.000,-
Aktiva Tetap
Tanah     Rp. 170.000.000,-
Gedung    RP. 180.000.000,-
Kendaraan Bermotor    Rp.   67.600.000,-
Inventaris Kantor    Rp.   30.000.000,-
Penyusutan     Rp. (40.253.000)
Jumlah Aktiva Tetap    Rp.    407.347.000,-
    Total Aktiva    Rp. 1.128.544.000,-

PASSIVA

Hutang
Hutang Dangang    Rp. 321.544.000,-
Hutang Bank    Rp. 250.000.000,-
Jumlah Utang    Rp.    571.591.000,-

Modal
Modal Saham    Rp. 557.000.000,-
Jumlah Modal    Rp.    557.000.000,-
    Total Passiva    Rp. 1.128.544.000,-

Sumber : PT. Karya Indah Makassar





Tabel 4 : Laporan Neraca Perusahaan Per 31 Desember 2005
PT. Karya Indah Makassar
Neraca Per 31 Desember 2005
Dalam Rupiah

AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas     Rp. 150.324.000,-
Bank    Rp. 295.251.000,-
Piutang Usaha    Rp. 142.000.000,-
Surat-surat Berharga    Rp. 120.571.000,-
Jumlah Aktiva Lancar    Rp.    708.146.000,-
Aktiva Tetap
Tanah     Rp. 120.512.000,-
Gedung    RP. 130.000.000,-
Kendaraan Bermotor    Rp.   78.000.000,-
Inventaris Kantor    Rp.   32.500.000,-
Penyusutan     Rp.(154.654.000)
Jumlah Aktiva Tetap    Rp.   206.358.000,-
    Total Aktiva    Rp.   914.504.000,-

PASSIVA

Hutang
Hutang Usaha    Rp. 196.520.000,-
Hutang Bank    Rp. 315.684.000,-
Jumlah Utang    Rp.  512.204.000,-

Modal
Modal Saham    Rp. 402.300.000,-
Jumlah Modal    Rp.   402.300.000,-
    Total Passiva    Rp.   914.504.000,-

Sumber : PT. Karya Indah Makassar

Dengan melihat dari Neraca PT. Karya Indah Makassar maka dapat kita mengetahui jumlah dana yang digunakan. Sumber dana yang digunakan dalam mengelolah perusahaan yang bergerak dibidang Ekpedisi ini adalah bersumber dari dana pinjaman, modal yang disetorkan oleh para investor pada perusahaan. Jumalah modal dari utang yang berasl dari pinjaman bank pada tahun 2004 sebesar Rp. 250.000.000,- dan tahun 2005 Rp. 315.684.000,- sedangkan dana yang disetorkan dalam bentuk saham pada tahun 2004 sebesar Rp. 557.000.000,- dan tahun 2005 sebesar Rp. 402.300.000,-
3.    Menentukan capital cost ratet atau WACC (weightet average cost of capital)
Langkah ketiga adalah dengana menghitung besar biaya yang harus dibayar oleh perusahaan dalam pengelolaannya. Biaya modal ynag digunakan dalam mengitung EVA adalah biaya modal rata-rata tertimbang (WACC).
Dalam menentukan besarnya weightet average cost of capital (WACC) terlebih dulu kita tentukan besarnya Cost capital dari semua sumber dana yang digunakan.
a.    Biaya utang
Biaya utang adalah biaya yang timbul akibat dari adanya pinjaman yang dilakukan oleh perusahaan. Utang ada dua yakni utang obligasi dan utang dari bank. PT. Karya Indah Makassar mengunakan Utang yang bersumber dari utang bank.
Menurut Martono dan Agus Harjito dalam bukunya Manajemen Keuangan (2004:203) mengatakan bahwa kita dapat menghitung biaya modal yang berasal dari utang bank dengan cara sebagai berikut :
Kt = Kb(1-t)

Dimana :
Kt : Biaya Utang setelah pajak
Kb : Biaya Utang sebelum pajak yaitu sebesar tingkat suku bunga
T  : Tingkat Pajak
Dari laporan rugi laba dan neraca PT. Karya Indah Makassar pada tabel 1 dan 3 tahun 2004 dapat kita lihat bahwa jumah utang dari bank adalah Rp. 250.000.000,- dengan tingkat suku bunga sebesar 14% dan tingkat pajak sebesar 10%. Dengan data diatas kita dapat menghitung biaya modal dari utang sebagai berikut :
Kt = 14%(1-10%)
    = 0,14(1-0,1)
    = 0,14(0,9)
    = 0,126 atau 12,6%
Jadi biaya modal dari utang bank setelah pajak dari  Rp.250.000.000,- pada tahun 2004 adalah 12,6% bukan 14%
Sedangkan untuk tahun 2005 jumlah utang bank dapat dilihat pada tabel 4 adalah sebesar Rp. 315.684.000,- dengan tingkat suku bunga 15%, dan tingkat pajak sebesar  sebagai berikut :
Kt = Kb(1-t)
Jadi :
Kt  = 15%(1-10)
    = 0,15(1-0,1)
    = 0,15(0,9)
    = 0,135 atau 13,5%
Jadi biaya modal dari utang bank setelah pajak tahun 2005 sebesar Rp.315.648.00,- adalah sebesar 13,5% bukan 15%
b.    Biaya modal sendiri
PT. Karya Indah Makassar adalah merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa yang menggunakan modal dari beberapa orang dalam bentuk saham yang disetorkan. Saham yang dijual dengan harga Rp.10.000,- per lembar saham dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan sebesar Rp.2.000,- (sumber PT. Karya Indah Makassar) maka itu biaya modal dari modal saham adalah :
Menurut Sutrisno dalam bukunya Manajemen Keuangan (teori, konsep dan aplikasi) (2004:166) mengatakan bahwa :
1.    Untuk tahun 2004 adalah :


Kp =     x 100%

Dimana :
Kp = Biaya modal Saham
D  = Deviden yang dibayarkan
Pn = Harga Saham

Kp =     x 100%

    = 20%
Jadi besarnya biaya modal saham yang harus dibayar oleh perusahaan untuk tahun 2004 adalah 20%
2.    Untuk tahun 2005 adalah :
Pada tahun 2005 modal yang digunakan oleh perusahaan tidak ada penambahan dan harga saham tetap maka biaya modalnya sama dengan tahun 2004 yaitu sebesar 20%.
Dengan meihat dari jumlah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sebesar 20% akan membuat perusahaan akan terbebani. Pihak pengelolah perusahaa harusnya lebih berhati-hati dalam mengelolah keuangannya.
c.    Biaya modal keseluruhan (WACC)
Seteilah kita mengetahui biaya modal dari masing-masing simber modal, maka kita akan menhitung biaya modal rata-rata tertimbang (WACC). Biaya modal secara keseluruhan merupakan biaya modal yang memperhitungkan seluruh biaya atas modal yang digunakan oleh peusahaan.
Telah kita ketahui bersama bahwa perusahaan akan menggunakan modal dari sumber modal asing dan modal sendiri. Oleh karena itu, biaya modal yang diperhitungkan merupakan biaya modal dari seluruh jenis modal yang digunakan.
Dengan melihat dari beberapa sumber modal yang digunakan oleh perusahaan dan biaya modal ynag dikreluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan modal, maka kita dapat menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (weightet average cost of capital). Ada bebrapa cara yang digunakanuntuk menhitung biaya modal rata-rata (WACC).
Menurut Martono dalam bukunya Manajemen Keuangan (2004:210) dapat dihitung (weightet average cost of capital/WACC) dengan cara sebagai berikut :
Tabel 5 : Biaya Modal Rata-rata Tertimbang tahun 2004
Keterangan     Jumlah Modal    Proporsi Modal
(1)    Biaya Modal
(2)    WACC
(1x2)
Utang Bank    Rp.250.000.000,-    30,98%    12,6%    3,90%
Modal Saham    Rp.557.000.000,-    69,02%    20%    13,80%
Jumlah    Rp.807.000.000,-    100%        17,70%
Sumber : PT. Karya Indah Makassar Makassar (sudah dioalah)
Dengan melihat dari Tabel 5 diatas maka dapat kita ketahui bahwa proporsi modal baik itu modal saham ataupun modal yang berasal dari utang adalah sebesar 30,98% dan 69,02% dengan biaya dari masing-masing modal adalah 12,6% dan 20%, serta besarnya biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) untuk tahun 2004 adalah 17,70%
Tabel 6 : Biaya Modal Rata-rata tertimbang  tahun 2005
Keterangan     Jumlah Modal    Proporsi Modal
(1)    Biaya Modal
(2)    WACC
(1x2)
Utang Bank    Rp.315.684.000,-    43,97%    13,5%     5,94
Modal Saham    Rp.402.300.000,-    56,03%    20%    11,21%
Jumlah    Rp.717.948.000,-    100%        17,15%
Sumber : PT. Karya Indah Makassar Makassar (sudah dilolah)
Dengan melihat dari Tabel 5 diatas maka dapat kita ketahui bahwa proporsi modal baik itu utang ataupun yang berasal dari modal saham adalah sebesar 43,97% dan 56,03% dengan biaya dari masing-masing modal adalah 13,5% dan 20%, serta besarnya biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) untuk tahun 2004 adalah 17,15%
d.    Menghitung Nilai EVA
Apabila kita telah mengetahu berapa besar niai NOPAT, jumlah modal yang digunakan perusahaan dan tingkat biaya yang harus dikeluarkan oleh pihak perusahaan serta biaya modal rata-rata tertimbang (WACC), maka lankah selanjutnya adalah menghitung nilai EVA.
Menurut Warsono dalam bukunya Manajemen Keuangan Perusahaan (2004:48) mengatakan bahwa rumus yang digunakan dalam mencari EVA adalah :
EVA = NOPAT – C.WACC
Dimana :
NOPAT     : Laba operasi setelah pajak atau biasa disebut EAT
C         : Capital (Modal)
WACC    : Weighted average cost of capital (biaya modal rata tertimbang)
a.    Besarnya Nilai tambah ekonomis (EVA) untuk tahun 2004 adalah:
EVA = Rp. 427.211.300 - Rp. 557.000.000(17,70%)
    = Rp. 427.211.300 - Rp. 458.411.000,-
    = Rp. -31.199.700,-
Besarnya nilai EVA pada tahun 2004 adalah sebesar Rp.  -31.199.700 yang menghasilkan nilai EVA yang Negatif. Hasil EVA yang negatif ini sesebabkan karena biaya modal yang dikeluarkan cukup tinggi sebesar 17,70%. Dengan biaya modal yang tinggi maka perusahaan menguluarkan biaya yang besar dalam pembayaran yang mengakibatkan nilai NOPAT yang kecil.
b.    Besarnya Nilai tambah ekonomis (EVA) untuk tahun 2005 adalah:
EVA = Rp. 456.554.700 - Rp. 402.300.000 (17,15%)
    = Rp. 456.554.700 - Rp. 333.305.550,-
    = Rp. 123.249.150,-
Dengan melihat dari perhitungan nilai EVA diatas maka besarnya nilai EVA pada tahun 2005 adalah sebesar Rp.  123.249.150,- yang menghasilkan nilai EVA yang positif.
Dengan melihat dari nilai analisis Economic Value Added (EVA) dari tahun 2004 sebesar Rp.-31.199.700,- yang menghasilkan EVA yang negatif maka kinerja kuangan PT. Karya Indah Makassar pada tahun 2004 dalam keadaan tidak sehat tapi pada tahun 2005 perusahaan berhasil mengelolah keuangan dengan baik itu bisa dilihat dari hasil EVA yang positif sebesar Rp.  123.249.150,- ini berarti bahwa kinerja keungan PT. Karya Indah Makassar dalam keadaan sehat.

MARI BELAJAR DAN BERBAGI
BERSAMMARI BELAJAR DAN BERBAGI
BERSAMA #Andiwani.blogspot.com
Need help or explanation contact  085 341 081 000
PIN BB 5D9B809AA #Andiwani.blogspot.com
Need help or explanation contact  085 341 081 000
PIN BB 5D9B809A
0 Komentar untuk "Analisis Nilai Tambah Ekonomis (Economic Value Added) dalam melihat kondisi kinerja keuangan pada PT. Karya Indah Makassar. Sehingga bisa bermanfaat bagi pihak perusahaan dalam mengambil suatu kebijakan dan juga bagi para investor dalam menginvestasikan dananya pada perusahaan PT. Karya Indah Makassar."

Back To Top