I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan
industri perbankan yang sedemikian pesat pada akhir-akhir ini ditandai dengan
perubahan yang mendasar dalam kegiatan operasionalnya. Perubahan yang pertama
adalah mengenai adanya keinginan dari kalangan industri perbankan untuk meraih
pasar (market) yaitu nasabah yang sebanyak-banyaknya. Hal ini
menyebabkan perubahan dalam konsep marketing industri tersebut, yaitu yang
semula banking oriented menjadi customer oriented. Sehingga
perubahan ini akan merubah pola pelayanan bank dalam meluncurkan produk dan
jasanya kepada masyarakat. Salah satu pola pelayanan andalan perbankan adalah Automated Teller Machine (ATM). Begitu
meningkatnya keinginan masyarakat untuk turut serta menikmati beberapa
fasilitas yang ditawarkan oleh mesin pintar ini, membuat pengelola Bank percaya
bahwa ATM dapat menarik calon nasabah lebih banyak. Bank yang mempunyai modal
kuat terus menambah keberadaan mesin-mesin ini hampir di seluruh pusat
perbelanjaan, hiburan perkantoran dan pemukiman.
Perubahan lainnya
menyangkut perubahan pada titik berat penerimaan keuntungan bank, yang semula
menitikberatkan keuntungan dari selisih tingkat bunga (interest spread based income)
menjadi penerimaan dari pemberian jasa (fee) yang sering disebut dengan fee
based income. Perubahan ini membawa konsekuensi lain pada industri
perbankan, yaitu semakin diperlukannya suatu sistem informasi yang valid,
akurat, dan efisien. Sistem informasi tersebut haruslah didukung oleh oleh
tersedianya hardware dan software yang memadai, mudah
diaplikasikan dengan sistem lain / terbuka (applicable with another system / open system)
dan mudah dipergunakan (userable) serta aman (securitable).
Di Indonesia, hampir semua
orang mengenal dan mendengar kata-kata ATM. Data statistik
Bank Indonesia menunjukkan jumlah Bank, baik Bank Umum, Bank Pemerintah Daerah,
maupun Bank Swasta , dari 108 Bank pada tahun 2000, turun menjadi 102 Bank
(lihat tabel 1). Akan tetapi, jumlah mesin ATM nya mengalami peningkatan dari
jumlah 9.594 unit pada tahun 2000, menjadi 15.669 unit pada tahun 2003 (lihat
tabel 2). Artinya, rata-rata jumlah pemilikan mesin ATM setiap bank dari 89
unit pada tahun 2000, naik menjadi 154 unit pada tahun 2003
Tabel 1.
Jumlah Bank
Periode
|
2000
|
2001
|
2002
|
2003
|
Bank Umum
|
5
|
5
|
5
|
5
|
Bank Pemerintah Daerah
|
26
|
26
|
26
|
26
|
Bank Swasta
|
77
|
76
|
72
|
71
|
Jumlah :
|
108
|
107
|
103
|
102
|
Sumber data : Bank Indonesia (2004)
Tabel 2.
Jumlah Mesin ATM
Periode
|
2000
|
2001
|
2002
|
2003
|
Bank Umum
|
3.916
|
4.251
|
4.328
|
7.128
|
Bank Pemerintah Daerah
|
0
|
0
|
283
|
394
|
Bank Swasta
|
5.678
|
5.985
|
8.989
|
8.147
|
Jumlah :
|
9.594
|
10.236
|
13.600
|
15.669
|
Sumber data : Bank Indonesia (2004)
Dari data tersebut di
atas, terlihat seolah-olah perkembangan ATM di Indonesia menunjukkan jumlah
peningkatan yang cukup signifikan. Akan tetapi, apabila dibandingkan dengan
transaksi ATM di negara-negara maju, dimana setiap mesin ATM melakukan
500-1.000 transaksi setiap harinya.
Penggunaan ATM yang belum optimal
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama
adalah faktor budaya, yang masih
menganggap transaksi face
to face atau transaksi langsung lebih aman, walaupun harus mengantri
lama. Kedua adalah faktor teknologi, dengan perkembangan teknologi saat ini
pelayanan transaksi Bank non teller tidak lagi bertumpu pada transaksi di ATM.
Saat ini sudah ada fasilitas yang lebih fleksibel yaitu Mobile
banking, dimana transaksi
dapat dilakukan dengan
menggunakan phone celluler, sehingga orang tidak perlu datang dan mengantri di
ATM. Selain itu ada juga
fasilitas Internet-banking, dimana
transaksi dapat dilakukan dari ruang kerja dengan mengakses internet.
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk Wilayah
Makassar adalah salah satu cabang dari PT Bank Mandiri (Persero), Tbk yang
mempercayakan transaksi perbankannya dengan menggunakan anjungan tunai madiri (automated teller machine) bersama yang
mulai digunakan oleh para nasabahnya sejak tahun 2004 lalu, penelitian ini
memfokuskan pada perkembangan jumlah nasabah Pada PT.Bank Mandiri (Persero),
Tbk Wilayah Makassar sebelum dan sesudah digunakannya ATM bersama.
Berdasarkan
latar belakang yang telah dikemukakan tersebut, maka penulis melakukan
penelitian dengan judul Analisis Layanan Automatic
Teller Machine (ATM) Terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah Pada PT.Bank
Mandiri (Persero), Tbk Wilayah Makassar
B.
Masalah Pokok.
Berdasarkan
latar belakang yang telah dikemukakan, maka masalah pokok dalam penelitian ini
adalah apakah bagaimana pengaruh sebelum dan sesudah digunakannya layanan Automatic Teller Machine (ATM) bersama Terhadap
Peningkatan Jumlah Nasabah Pada PT.Bank Mandiri (Persero), Tbk Wilayah Makassar.
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan
Penelitian.
Mengacu
pada masalah pokok yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian adalah
untuk mengetahui pengaruh sebelum dan sesudah digunakannya layanan Automatic Teller Machine (ATM) bersama
Terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah Pada PT.Bank Mandiri (Persero), Tbk Wilayah
Makassar.
2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini dimaksudkan untuk :
1.
Sebagai bahan masukan dan informasi kepada pihak manajemen
bank sehubungan dengan pengaruh layanan automatic
teller machine (ATM) terhadap peningkatan jumlah nasabah.
2. Sebagai
bahan acuan dan bahan pustaka bagi pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian
lanjutan sehubungan dengan masalah yang sama.
MARI BELAJAR DAN BERBAGI
BERSAMA #Andiwani.blogspot.com
Need help or explanation contact 085 341 081 000
PIN BB 5D9B809A
BERSAMA #Andiwani.blogspot.com
Need help or explanation contact 085 341 081 000
PIN BB 5D9B809A
0 Komentar untuk "nalisis Layanan Automatic Teller Machine (ATM) Terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah Pada PT.Bank Mandiri (Persero), Tbk Wilayah Makassar"