BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Imunisasi merupakan
salah satu cara untuk memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap berbagai
penyakit, sehingga dengan imunisasi diharapkan bayi dan anak tetap tumbuh dalam
keadaan sehat. (Hidayat A.A.A, 2009)
Imunisasi sangat penting
dilakukan untuk setiap bayi agar terhindar dari penyakit-penyakit seperti Tuberkulosis (TB), difteria, pertusis (batuk kokol), tetanus,
poliomyelitis, campak, rubella dan hepatitis B.
Pemerintah telah mencanangkan kegiatan imunisasi dari tahun 1956, yang
dimulai dari Pulau Jawa dengan vaksin cacar dimulai pada tahun 1956. Pada tahun
1972 Indonesia telah berhasil membasmi penyakit cacar. Selanjutnya mulai
dikembangkan vaksinasi antara cacar dan BCG. Pelaksanaan vaksin ini ditetapkan
secara nasional pada tahun 1973. Bulan April 1974 Indonesia resmi dinyatakan
bebas cacar oleh WHO. (Depkes, 2005)
Mulai tahun 1977, Upaya imunisasi diperluas menjadi program pengembangan
imunisasi dalam rangka pencegahan penularan Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I) yaitu, Tuberkulosis, Pertusis, Campak, Polio, Tetanus serta
Hepatitis B. Dengan upaya imunisasi
pula, Indonesia sudah dapat menekan penyakit polio dan sejak tahun 1955 tidak
ditemukan lagi virus polio liar yang berasal dari Indonesia (indegenus). Hal ini sejalan dengan upaya global untuk membasmi
polio di dunia dengan program Eradiksi Polio (ERAPO). Penyakit lain yang sudah
dapat ditekan sehingga perlu ditingkatkan programnya adalah tetanus maternal,
dan neonatal serta campak, untuk tetanus telah dikembangkan upaya Eliminasi
tetanus ( Makhfudli, 2009)
Berbagai upaya yang dilakukan
agar anak tumbuh sehat, salah satunya adalah dengan memberikan imunisasi atau
vaksinasi sesuai jadwal. Pada kenyataannya, banyak penyakit infeksi yang bisa
dicegah dengan imunisasi. Oleh karena itu, tenaga medis dan para medis
mewajibkan para ibu untuk melakukan imunisasi pada bayinya dengan tujuan
mencegah penyakit tertentu. Program imunisasi bertujuan melindungi bayi sejak
baru lahir hingga usia anak-anak dari berbagai serangan penyakit berbahaya.
Vaksin yang diberiakan dalam bentuk suntikan atau sirup akan merangsang tubuh
untuk menghasilkan antibodi yang berguna untuk melawan penyakit (Indiarti, 2007)
Terdapat lima jenis imunisasi yang wajib untuk diberikan pada bayi berusia
0-11 bulan, yaitu Polio, Bacillus
Calmette Guerin (BCG), Hepatitis B, Diphteri Pertusis dan Tetanus (DPT), dan campak. Sementara beberapa
imunisasi yang dianjurkan untuk diberikan meliputi Measles Mumps Rubela (MMR), Haemophilus
Influenzae Tipe B (HiB), Tipoid, Hepatitis A, Varicella, Meningitis, Pneumokokus. (Depkes, 2008)
Program wajib imunisasi di Indonesia merupakan usaha pihak otoritas
kesehatan Indonesia yang dilangsungkan dari tahun 1970-an pada bayi dan anak.
Dapat diprediksi jika keadaan ini berlarut, maka tidak menutup kemungkinan
penyakit infeksi pada bayi, seperti Campak, Polio, dan lainnya dapat meningkat
angka penderitanya dalam waktu tidak lama lagi. (Depkes, 2008)
Pentingnya pemberian imunisasi dapat dilihat dari banyaknya balita yang
meninggal akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Data WHO
menunjukkan bahwa setiap tahun, setidaknya 1,7 juta anak meninggal akibat
penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin yang sudah tersedia. Hal ini
sebetulnya tidak perlu terjadi karena penyakit-penyakit tersebut bisa dicegah
dengan imunisasi. Karena itulah, untuk mencegah bayi menderita beberapa
penyakit yang berbahaya, imunisasi pada bayi harus lengkap serta diberikan
sesuai jadwal. Pemberian imunisasi harus diberikan secara tepat. Orang tua juga
harus mengetahui mengapa, kapan, dimana, dan berapa kali anaknya mendapatkan
imunisasi. Orang tua juga harus mengetahui
bahwa pemberian imunisasi aman bagi anak, bahkan saat anak sedang sakit
ringan, mempunyai cacat fisik/mental atau mengalami malnutrisi (kekurangan
gizi). (Rusdalifah, 2009)
Berdasarkan data yang diperoleh dari Data Surveilans PD3I dan imunisasi
diperoleh hasil cakupan imunisasi di Indonesia secara kumulatif pada tahun 2008, yang ikut imunisasi BCG 82,2%, HB0 65,5%, polio1
90,3%, DPT-HB I 87,7%, polio2 86,6%, DPT-HB II 85,4%, polio3 84,2%, DPT-HB III
83,5%, Polio4 82,0%, dan campak 84,6%,
dengan rata-rata yang ikut imunisasi dasar adalah 83,2%. Dan pada tahun 2009,
yang ikut imunisasi BCG 78,2%, HB0 55,6%, polio1 88,1%, DPT-HB I 86,4%, polio2
85,3%, DPT-HB II 84,6%, polio3 83,6%, DPT-HB III 83,2%, Polio4 81,1%, dan campak 80,6%, dengan rata-rata
yang ikut imunisasi dasar adalah 80,67%. Dari data tersebut terlihat bahwa dari
tahun 2008 – 2009 jumlah balita yang mendapat imuninisasi dasar mengalami
penurunan. (Profil Kesehatan
Indonesia, 2010)
Adapun data yang diperoleh dari Puskesmas Lauwa secara kumulatif pada tahun
2010, yang ikut imunisasi BCG 62,3%, HB0 71,5%, polio1 75%, DPT-HB I 69,7%,
polio2 61,3%, DPT-HB II 65,5%, polio3 59,4%, DPT-HB III 61,2%, polio4 60,6%, dan
campak 58,2%. Dengan rata-rata yang ikut imunisasi dasar adalah 64,5%. Data
tersebut menunjukkan bahwa cakupan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Lauwa
masih rendah.
Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi cakupan imunisasi diantaranya yaitu jarak rumah ke tempat
imunisasi, pendidikan, kepercayaan, dan pengetahuan. Dari beberapa faktor tersebut peneliti tertarik meneliti pengatahuan
karena, kadang tingkat pengetahuan ibu yang beragam dapat menentukan tingkat
kepatuhan ibu untuk ikut dalam imuniasasi dasar pada bayinya. Misalnya beberapa
ibu tahu dan paham tentang kegunaan dari imunisasi tapi dia tidak patuh atau
jarang untuk ikut dalam imunisasi dan kebanyakan pula ibu tidak tahu sehingga
mereka tidak patuh untuk ikut. Fenomena yang seperti
inilah yang banyak terjadi di masyarakat kita, dan hal inilah yang menjadi
alasan peneliti untuk melakakuan penelitian tentang “Gambaran Pengetahuan dan
Kepatuhan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi”.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai
berikut :
“Bagaimana
gambaran pengetahuan dan kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi?”
C.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk memberi gambaran tentang pengetahuan dan kepatuhan
ibu dalam imunisasi dasar pada bayi
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang pemberian
imunisasi dasar
b. Untuk mengetahui kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi
dasar pada anaknya
D.
Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Agar masyarakat dapat memahami betapa pentingnya
pemberian imunisasi dasar pada anak untuk mencegah penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi.
2. Bagi Kader Posyandu/Petugas Kesehatan yang Terkait dengan
Pelaksanaan Imunisasi
Sebagai bahan masukan dalam memberikan pelayanan
kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan anak dengan memantau kelengkapan
dan ketepatan imunisasi.
3. Bagi Instansi
Sebagai salah satu tolak ukur sejauh mana tingkat
keberhasilan pemerintah dalam hal mengajak warga untuk mengimunisasikan anaknya
dan pihak instansi yang terkait dapat terus melakukan penyuluhan tentang
pentingnya pemberian imunisasi pada anak.
4. Bagi Peneliti
Merupakan pengalaman berharga dalam memperluas wawasan
pengetahuan peneliti tentang pemberian imunisasi dasar pada bayi.
BERSAMA #Andiwani.blogspot.com
wa contact 085 341 081 000
0 Komentar untuk "GAMBARAN PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI "