BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan yang
dilaksanakan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia
seutuhnya dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Akan tetapi, pendidikan dewasa ini
masih dirasakan adanya permasalahan yang belum seluruhnya dapat terpecahkan,
bermula dari perencanaan, penyelenggaraan, begitu pula hasil yang dicapai belum
seluruhnya memenuhi harapan. Pada
penyelenggaran pendidikan yang efektif, hasil belajar yang baik dan memuaskan
merupakan harapan seluruh pihak yang terkait. Namun harapan tersebut seringkali
tidak terwujud, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain siswa itu
sendiri, materi pelajaran, guru, orang tua, dan strategi belajar mengajar yang
disiapkan guru paling tidak guru harus menguasai materi yang diajarkan dan
terampil dalam mengajarkan.
Dalam menyiapkan suatu
materi pelajaran sampai pada saat pelaksanaannya, guru harus selektif
menentukan strategi belajar yang akan diterapkan. Hal ini tergantung pada
metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Jadi metode yang perlu
dikembangkan sebagai alternatif yang sesuai dengan karakteristik materi yang
diajarkan agar proses belajar mengajar lebih efektif dan efisien adalah metode yang
benar-benar melibatkan siswa secara aktif selama proses belajar mengajar
berlangsung.
Bahasa Indonesia
sebagai salah satu ilmu dasar, di dalam proses belajar mengajar memerlukan
keterampilan-keterampilan khusus yang dapat membantu siswa untuk menfokuskan
perhatiannya secara penuh pada salah satu kompetensi tertentu. Bahasa Indonesia
berperan sebagai alat untuk mempersatukan keberagaman bahasa, adat istiadat,
suku, dan budaya. Bertolak dari hal tersebut, siswa diharapkan memiliki
kemampuan berkomunikasi dengan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Pada dasarnya kemampuan berkomunikasi sangat dipengaruhi oleh kemampuan seseorang
Berdasarkan realitas
sosial, orang Indonesia pada umumnya dan para siswa khususnya tergolong dwi
bahasawan. Dalam kehidupan
sehari-hari orang Indonesia menggunakan 2 bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan
bahasa daerah. Bahasa Indonesia dianggap sebagai B2 bagi
sebagian besar rakyat Indonesia setelah bahasa ibu (BI). Walaupun pembelajaran bahasa Indonesia dimulai sejak dini yaitu
sejak taman kanak-kanak, namun ternyata masih terdapat banyak kesalahan dan
persoalan dalam berbahasa Indonesia. Persoalan kebahasaan yang dihadapi dalam pembelajaran
bahasa Indonesia ialah adanya pengaruh Bl
(bahasa daerah atau bahasa ibu) terhadap B2 (bahasa Indonesia atau bahasa yang
dipelajari) yang berkaitan dengan tata bunyi, tata bentuk kata, dan ada pula
yang berhubungan dengan tata kalimat.
Pelaksanaan
pembelajaran bahasa
Indonesia di kelas V SD Inpres 140 Kalumpang Lompoa Kabupaten Jeneponto belum
sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan
observasi awal yang dilakukan pada bulan Oktober 2012, diperoleh informasi dari
guru wali kelas V Hj. Rohani S.Pd. bahwa nilai rata-rata siswa untuk mata pelajaran bahasa Indonesia
masih sangat rendah. Berdasarkan hasil ulangan harian mid semester untuk mata
pelajaran bahasa Indonesia yang
dilasanakan pada akhir bulan Oktober 2012, tecatat bahwa dari 30 siswa kelas IV (sekarang kelas V) hanya 40% siswanya yang mampu menyerap
materi pelajaran bahasa Indonesia,
sedangkan 60% siswa lainnya belum mampu menyerap materi pelajaran bahasa Indonesia. Akibatnya hasil belajar bahasa Indonesia siswa hanya mencapai nilai rata-rata 62,5 atau
masih dibawah rata-rata 65,00 dengan kata lain belum mencapai KKM.
Hal tersebut menunjukkan rendahnya hasil belajar siswa
pada mata pelajaran bahasa Indonesia pada umumnya dan kemampuan berbicara siswa
pada khususnya. Permasalahan yang terjadi adalah siswa
belum mampu berbicara dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar sehingga
perlu adanya inovasi dalam pembelajaran yang bertujuan untuk mencapai tujuan
pembelajaran, yaitu meningkatkan keterampilan berbicara siswa yang mencakup
kelancaran berbicara, inovasi, struktur kalimat, ketepatan pilihan kata, dan ekspresi yang sesuai dengan situasi
dan konteks.
Agar
siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan yang
setepat, seefisien dan seefektif mungkin, karena metode mengajar mempengaruhi
belajar siswa Slameto (1995: 65). Pendapat tersebut menunjukkan pentingnya
guru melakukan inovasi dalam pembelajaran, seperti menggunakan metode
pembelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa agar proses pembelajaran dapat
berlangsung optimal. Akan tetapi,
dalam kenyataannya sebagian guru cenderung kurang kreatif dalam mengembangkan
inovasi pembelajaran. Guru-guru
di SD Inpres 140 Kalumpang Lompoa termasuk guru kelas V
cenderung menggunakan metode pembelajaran tradisional yang hanya berpusat pada
guru sehingga cenderung membuat siswa merasa jenuh dan bosan saat mengikuti
pembelajaran bahasa
Indonesia.
Untuk mengatasi
kesalahan-kesalahan berbahasa yang dialami siswa kelas V SD Inpres 140 Kalumpang
Lompoa Kabupaten Jeneponto,
guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang bersifat komunikatif, salah satunya dengan menerapkan metode
diskusi kelas dalam pembelajaran bahasa
Indonesia. Metode diskusi dalam pembelajaran adalah suatu cara penyajian bahan
pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengadakan
perbincangan guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau memecahkan
suatu permasalahan.
Teori belajar yang
menjadi landasan pemilihan metode diskusi dalam penelitian ini adalah teori
pembelajaran Vigotsky. Teori ini lebih menekankan pada aspek sosial dari
pembelajaran. Menurut Vigotsky bahwa proses pembelajaran akan terjadi jika anak
bekerja atau menangani tugas-tugas yang belum dipelajari sebagai hasil dari
pikiran dan kegiatan siswa sendiri melalui bahasa. Vigotsky meyakini bahwa fungsi mental lebih tinggi pada umumnya dalam
percakapan dan kerjasama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi
itu terserap kedalam individu tersebut. Pernyataan tersebut sejalan dengan
penerapan metode diskusi yang mengedepankan kerjasama antar individu untuk
membahas tentang suatu konsep atau permasalahan yang hendak dicari solusinya. Dalam
pelaksanaan diskusi terjalin
komunikasi baik dalam bentuk percakapan ataupun argumentasi, dimana peserta
diskusi dituntut untuk memiliki keterampilan berbicara dengan bahasa
yang baik dan benar.
Pembelajaran dengan
metode diskusi merupakan situasi dimana guru dengan siswa atau siswa dengan
siswa saling bertukar pendapat secara lisan, bersama-sama mencari kebenaran
atas suatu permasalahan serta bagaimana memproses informasi melalui komunikasi
yang terjadi selama proses pembelajaran
berlangsung. Diskusi menyediakan tatanan sosial dimana guru dapat membantu
siswa menganalisis proses berpikir mereka. Diskusi memberikan kesempatan tidak
hanya untuk menggunakan pikiran tetapi apabila dikerjakan dengan tepat, dapat
membantu siswa membentuk suatu sikap positif terhadap cara berpikir. Selain
itu, melalui metode diskusi
siswa akan terbiasa berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang formal,
sehingga diharapkan dapat mengurangi kesalahan-kesalahan berbahasa yang sering terjadi dan secara tidak langsung dapat meningkatkan
kemampuan siswa berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
Penelitian tentang penerapan metode pembelajaran diskusi bervariasi sudah ada yang meneliti sebelumnya, salah
satunya adalah Arfan Irfandi (2011) dengan judul penelitian
“Penerapan Metode Diskusi Kelompok untuk Meningkatkan
Kemampuan Berbicara Pada Siswa Kelas
V SD Negeri 04 Sompu Kabupaten
Takalar”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berbicara siswa kelas V SD Negeri 04 Sompu Kabupaten Takalar
mengalami
peningkatan setelah dilaksanakan pembelajaran
dengan
menerapkan metode diskusi kelompok.
Peneliti selanjutnya adalah Andi
Nurdiana (2010) dengan judul penelitian “Meningkatkan
Keterampilan Bercerita Siswa Kelas IVA SD Inpres Tetebatu melalui Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Talking Stick”, menunjukkan
bahwa hasil belajar siswa kelas IVA SD Negeri Tetebatu juga mengalami peningkatan setelah
diterapkan metode diskusi dalam
pembelajaran bahasa
Indonesia, khususnya pembelajaran berbicara.
Berdasarkan uraian di
atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul
“Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa Kelas
V SD Inpres 140 Kalumpang Lompoa Kabupaten
Jeneponto melalui Penerapan Metode Diskusi
Bervariasi”.
B. Masalah Penelitian
1.
Identifikasi
Masalah
a.
Siswa belum mampu berbicara dengan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
b.
Metode pembelajaran yang digunakan masih
bersifat tradisional yang hanya berpusat pada guru.
c.
Kurangnya
minat siswa terhadap pelajaran bahasa Indonesia.
Masalah di atas
berdampak pada rendahnya kemampuan berbicara siswa kelas V SD Inpres Kalumpang
Lompoa Kabupaten Jeneponto.
2.
Alternatif
Pemecahan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti memilih metode diskusi
bervariasi sebagai alternatif pemecahan masalah yaitu
rendahnya kamampuan berbicara siswa kelas V SD Inpres 140 Kalumpang Lompoa
Kabupaten Jeneponto.
3.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas, maka masalah pokok yang dikaji dalam penelitian ini adalah “Bagaimana
penerapan metode diskusi bervariasi dapat
meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas V SD Inpres
140 Kalumpang Lompoa Kabupaten
Jeneponto?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian
ini adalah
untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas V SD Inpres 140 Kalumpang Lompoa Kabupaten Jeneponto melalui
penerapan metode diskusi bervariasi.
D.
Manfaat
Penelitian
Melalui kegiatan
penelitian yang dilakukan, maka manfaat yang ingin diperoleh adalah:
1.
Manfaat Teoretis
Sebagai bahan dan sumber rujukan pihak-pihak terkait
(Dinas Pendidikan, sekolah, guru dan institusi pendidikan lainnya) dalam
pengambilan kebijakan mutu pendidikan.
2.
Manfaat Praktis
a.
Bagi
siswa, yaitu meningkatnya
kemampuan berbicara karena adanya suasana menyenangkan
dalam proses pembelajaran.
b.
Bagi
guru, yaitu tambahan
pengetahuan dan keterampilan mengajar yang lebih bervariatif dalam pelaksanaan
pembelajaran.
c.
Bagi sekolah, sebagai informasi yang sangat berharga
dalam rangka perbaikan pengajaran di sekolah tersebut dan upaya pengembangan
mutu dan hasil pembelajaran yang ditandai dengan semakin besarnya motivasi
belajar serta meningkatnya hasil belajar siswa.
d.
Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat
menambah wawasan dan pengalaman dalam melakukan penelitian tindakan serta
memberikan gambaran kepada peneliti sebagai calon guru tentang keadaan sistem
penilaian dalam pembelajaran di sekolah.
0 Komentar untuk "MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SD INPRES 140 KALUMPANG LOMPOA KABUPATEN JENEPONTO MELALUI PENERAPAN METODE DISKUSI BERVARIASI"