berbagi referensi skripsi

ANALISIS PERILAKU REMAJA TERHADAP POLA HIDUP DI KELURAHAN BALANG BARU KECAMATAN TAMALATE KOTA MAKASSAR

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Anak manusia dilahirkan di dunia dalam keadaan serba kurang lengkap, sebab semua naluri dan fungsinya belum berkembang dengan sempurna. Namun oleh kekurangan inilah maka anak manusia mempunyai kemungkinan dan kebebasan berkembang. Agar ia mampu menyusaikan diri terhadap lingkungan sosialnya. Bahkan anak manusia itu bisa meningkatkan pada taraf perkembangan maksimum pada usia kedewasaanya untuk kemudian menguasai dan mengendalikan alam sekitar serta bumi kesejahteraan hidup bersama. Perilaku dalam arti khusus adalah suatu kemampuan menyesuaikan diri yang serius sifatnya yang mengakibatkan kemampuan tertentu dan pencapaian tertentu Perkembangan perilaku merupakan suatu proses yang menggambarkan kehidupan sosial psikologi manusia/remaja pada posisi yang harmonis di dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas dan kompleks. Menurut Havighurst perkembangan tersebut harus di pelajari, dijalani dan dikuasai oleh setiap individu dalam perjalanan hidupnya.
Perilaku  merupakan keinginan wajar bagi setiap manusia seutuhnya, tapi tidaklah mudah mendapatkan kesehatan jiwa seperti itu. Perlu pembelajaran tingkah laku, pencegahan yang dimulai secara dini untuk mendapatkan hasil yang dituju oleh manusia. Untuk menelusurinya diperlukan keterbukaan psikis manusia ataupun suatu penelitian secara langsung atau tidak langsung pada manusia yang menderita gangguan jiwa. Pada dasarnya untuk mencapai manusia dalam segala


hal diperlukan psikis yang sehat. Sehingga dapat berjalan menurut tujuan manusia itu diciptakan secara normal.
Perilaku yang sehat tidak akan mudah terganggu oleh Stressor (Penyebab terjadinya stres) orang yang memiliki perilaku yang baik berarti mampu menahan diri dari tekanan-tekanan yang datang dari dirinya sendiri dan lingkungannya. Noto Soedirdjo, menyatakan bahwa ciri-ciri orang yang memiliki perilaku baik  adalah Memiliki kemampuan diri untuk bertahan dari tekanan-tekanan yang datang dari lingkungannya. Sedangkan menurut Clausen Karentanan (Susceptibility) Keberadaan seseorang terhadap stressor berbeda-beda karena faktor genetic, proses belajar dan budaya yang ada dilingkungannya, juga intensitas stressor yang diterima oleh seseorang dengan orang lain juga berbeda.
Perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memperoleh penyesuaian diri terhadap lingkungan di mana ia hidup.  Untuk mencapai tujuan maka realisasi diri “aktualisasi diri” sangat penting perannya. Realiasasi diri memainkan peran penting dalam perilakunya, maka seseorang yang berhasil menyesuaikan diri dengan baik secara pribadi dan sosial harus mempunyai kesempatan untuk mengungkapkan minat dan keinginannya dengan cara memuaskan dirinya.  Tetapi pada saat yang sama harus menyesuaikan dengan standar-standar yang diterima.  Kurangnya kesempatan berdampak pada kekecewaan dan sikap-sikap negatif terhadap orang lain dan bahkan terhadap kehidupan pada umumnya. Begitupun pada awal remaja dalam budaya konsumsi.
Remaja diartikan sebagai masa peralihan yang ditempuh seseorang dari kanak-kanak menuju dewasa, dengan kata lain merupakan perpanjangan masa kanak-kanak sebelum mencapai masa dewasa. Masa remaja merupakan bagian dari fase perkembangan dalam kehidupan seorang individu. Masa yang merupakan periode transisi dari masa anak ke dewasa ini ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, sosial dan berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan. WHO mendefinisikan remaja merupakan anak usia 10 – 19 tahun. Undang-Undang No. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak mengatakan remaja adalah individu yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah. Menurut Undang-Undang Perburuhan, remaja adalah anak yang telah mencapai umur 16-18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai tempat tinggal sendiri. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menganggap remaja jika sudah berusia 18 tahun yang sesuai dengan saat lulus dari sekolah menengah. Menurut Undang-Undang Perkawinan No.1 tahun 1974, anak dianggap remaja bila sudah cukup matang untuk menikah yaitu umur 16 tahun untuk anak perempuan dan 19 tahun untuk anak laki-laki.
Berdasarkan batasan yang telah dikemukakan rentang usia remaja sangat bervariasi, akan tetapi awal dari masa remaja relatif sama sedangkan masa berakhirnya masa remaja lebih bervariasi. Perilaku dalam arti khusus adalah suatu kemampuan menyesuaikan diri yang serius sifatnya yang mengakibatkan kemampuan tertentu dan pencapaian tertentu. Perilaku pada remaja merupakan suatu proses yang kekal dan tetap dan menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi berdasarkan proses pertumbuhan, kematangan dan belajar dalam menyesuaikan diri yang serius mengakibatkan kemampuan tertentu dan pencapaian tertentu pada remaja. Perkembangan remaja juga merupakan suatu proses yang menggambarkan perilaku kehidupan social psikologi manusia / remaja pada posisi yang harmonis di dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas dan kompleks. Menurut Havighurst perkembangan tersebut harus di pelajari, dijalani dan dikuasai oleh setiap individu dalam perjalanan hidupnya. Hal ini merupakan tugas yang cukup berat bagi para remaja untuk lebih menuntaskan tugas perkembangan perilakunya, sehubungan dengan semakin luas dan kompleksnya kondisi kehidupan yang harus di jalani dan di hadapi. Tidak lagi mereka dijuluki sebagai anak-anak melainkan ingin dihargai dan dijuluki sebagai orang yang sudah dewasa.
Perubahan psikososial yang menyertai pubertas disebut adolesen (adolescence). Adolesen adalah masa dalam kehidupan seseorang dimana masyarakat tidak lagi memandang individu sebagai seorang anak, tetapi juga belum diakui sebagai seorang dewasa dengan segala hak dan kewajibannya.
Pada tahun 2007 salah seorang peneliti bernama Mu’tadin jurusan Kedokteran Universitas Andalas membahas tentang perilaku hidupnya menemukan bahwah Pertumbuhan dan perkembangan memiliki arti sangat penting bagi makhluk hidup. Misalnya pada manusia, dengan tumbuh dan berkembang dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan melestarikan keturunan. Sewaktu bayi, balita, dan anak kecil memiliki daya tahan tubuh yang masih lemah sehingga mudah terserang penyakit. Tetapi setelah dewasa manusia tersebut sudah mampu bertahan hidup dengan mandiri yaitu diperkirakan mencapai 1/5 dari penduduk dunia di Indonesia sendiri, jumlah penduduk remaja adalah 37-42% ditambah dengan banyaknya masalah yang terjadi pada remaja, maka perlu sekali remaja mendapatkan perhatian khusus.
Sedangkan penelitian selanjutnya Dewi Retno Suminar Jurusan Psikologi Pendidikan yang membahas tentang Perilaku Kenakalan Remaja pada tahun 2009 menemukan bahwa Perilaku kenakalan remaja mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut Nampak dari fakta yang di lansir oleh komisi nasional perlindungan anak (Komnas PA), yakni pelaku kriminal  dari kalangan remaja dan anak –anak mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang ada, terhitung sejak januari hingga oktober 2009, meningkat 35% dibandingkan tahun sebelumnya. Pelakunya rata-rata berusia 13 hingga 17 tahun.
 Sedangkan penelitian selanjutnya bernama Wulan Pratisi Jurusan Psikologi yang membahas tentang emosi remaja  pada tahun 2013 Menemukan bahwah Remaja yang berusia 15 sampai 18 tahun memiliki emosi pada remaja yang memiliki pola asu otoriter. Hasil penelitian ini yang berasal dari skala pola asuh menunjukkan bahwa dari 69 remaja sebanyak 4,34% remaja memiliki emosi yang positif dalam menghadapi permasalahan di lingkugan keluarga, teman sebaya, sekolah, dan masyarakat
Dengan melihat hasil penelitian yang dilakukan oleh ketiga peneliti sebelumnya peneliti bermaksud melakukan penelitian yang berjudul Analisi  Perilaku Remaja Terhadap Pola Hidup di Kelurahan Balang Baru Kecamatan Tamalate Kota Makassar
Dari observasi awal, peneliti mendapat  mengambil kesimpulan bahwah  di Kecamatan Tamalate Kelurahan Balang Baru Kota Makassar Provensi Sulawesi Selatan, perilaku remaja saat ini cenderung mendekati perilaku yang negative oleh karna itu tidak jarang kita menemui remaja yang melakukan penyimpangan.
Dalam hal ini Kota Makassar sebagai ibu Kota Provensi Sulawesi-Selatan merupakan kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia timur dan pada masa lalu pernah menjadi ibu Kota Negara Indonesia timur dan Provensi Sulawesi.
Banyaknya anak remaja di Kota Makassar salah satunya di Jalan Dangko Kelurahan Balang Baru, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar yang perkembangan perilaknya  kurang akibatnya rentang dan tidak terarah. Sehinggah membuat remaja di daerah tersebut tidak terlalu mementingkan pendidikan.
Oleh karena itu, penulis tertarik mengangkat judul “Perkembangan perilaku remaja terhadap pola hidup di Kelurahan Balang Baru Kecamatan Tamalate Kota Makassar.

B.  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, dapat ditetapkan rumusan masalah sebagai berikut
1.      Bagaimana bentuk perilaku remaja di Kelurahan Balang Baru Kecamatan Tamalate Kota Makassar?
2.      Bagaimana pola hidup positif dan negatif remaja di Kelurahan Balang-baru Kecamatan Tamalate Kota Makassar?
3.      Apakah faktor penyebab perilaku remaja di Kelurahan Balang Baru Kecamatan Tamalate Kota Makassar?

C.  Tujuan Penelitian

1.      Untuk mengetahui bentuk perilaku remaja di Kelurahan Balang Baru Kecamatan Tamalate Kota Makassar?
2.      Untuk mengetahui pola hidup positif dan negatif remaja di Kelurahan Balang Baru Kecamatan Tamalate Kota Makassar?
3.      Untuk mengetahui faktor penyebab perilaku remaja di Kelurahan Balang Baru Kecamatan Tamalate Kota Makassar?

D.  Manfaat Penelitian

Ada manfaat dari penelitian ini seperti yang diuraikan di atas masalah saat ini yang terjadi di masyarakat, yaitu sebagai berikut:
1.        Manfaat teoritis
Hasil penelitian bermanfaat dalam pembelajaran Psikologi dan Sosiologi terutama dalam kajian perilaku remaja, penelitian ini diharapkan dapat memperkuat hasil penelitian-penelitian sebelumnya.
2.        Manfaat praktis
Bagi penelitian ini memberikan manfaat bagi kita dalam mempelajari lebih dalam lagi perkembangan perilaku remaja dan penerapannya dalam kehidupan.

E.  Definisi Operasional.

Definisi operasional pada bagian ini adalah: 
1.    Perkembangan remaja adalah proses anak dalam menyusaikan diri dengan dirinya, keluarga dan dengan lingkungan sekitarnya dalam masyarakat.
2.    Perilaku remaja adalah proses perubahan sikap, tingkah laku dari seseorang, dimana perubahan tersebut dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal adalah dari dalam diri manusia itu sendiri apakah ia mampu menghasilkan perilakunya yang sehat ataupun sebaliknya. Sedangkan faktor eksternal tergantung kepada siapa dia mendapatkan inpu, apakah input itu baik ataupun buruk yang dapat memberikan warna dalam perilaku manusia tersebut.
3.    Remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi memasuki masa dewasa. Dalam hal ini remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting dalam pola hidup untuk menyusaikan diri dalam masyarakat.
4.    Pola hidup adalah pola-pola kehidupan berdasarkan persahabatan dan cinta. Dimana pada masa tersebut merupakan saat-saat untuk mereka saling mengekspresikan rasa persahabatan dan cinta dalam berbagai bentuk (hal ini dapat berakibat positif dan negatif, dengan munculnya geng-geng antar remaja, biasanya bermula dari lingkungan sekolah, tempat di mana berinteraksi dengan teman sebaya).

Dari munculnya berbagai dampak globalisasi (peran media) terhadap remaja (gaya hidup dan moralitas) di atas, sangat diperlukan perhatian dan pengawasan dari berbagai pihak, agar dalam proses perkembangan berikutnya tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan (baik bagi remaja sendiri maupun bagi keberlangsungan bangsa ini).
0 Komentar untuk "ANALISIS PERILAKU REMAJA TERHADAP POLA HIDUP DI KELURAHAN BALANG BARU KECAMATAN TAMALATE KOTA MAKASSAR"

Back To Top