berbagi referensi skripsi

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) MURID KELAS IV SD INPRES KAMPILI KECAMATAN PALLANGGA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Dalam era globalisasi dan informasi saat ini, kebutuhan akan pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok yang sangat diperlukan oleh semua lapisan masyarakat. Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia karena pendidikan merupakan satu-satunya wadah untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu pendidikan jalur sekolah maupun pendidikan di luar jalur sekolah harus mendapat perhatian yang serius dan sungguh-sungguh.
Tuntutan yang mendasar di sektor pendidikan adalah menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yang siap menghadapi era globalisasi. Namun dalam pelaksanaan pendidikan, muncul berbagai masalah yang tidak dapat dielakkan. Permasalahan dalam pelaksanaan pendidikan telah berkembang menjadi suatu hal yang sangat kompleks, karena pendidikan terkait dengan dinamika perkembangan dan tuntutan masyarakat. Semua pihak yang bertanggung jawab terhadap pendidikan dituntut untuk menemukan penyelesaian atas masalah-masalah pendidikan, disamping terus berusaha menyempurnakan apa yang ada sebelumnya. Satu hal yang tidak dapat disangkal bahwa untuk mencapai penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, peranan pengetahuan sosial juga sangat menentukan.
Mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar yang merupakan salah satu mata pelajaran inti berorientasi pada materi tentang bentuk-bentuk permukaan bumi, gejala-gejala alam, kegiatan masyarakat dan sebagainya. Hal ini dikarenakan pembelajaran IPS di sekolah dasar masih merupakan perpaduan antara pelajaran PKn, Sejarah, dan Geografi.
Mata pelajaran IPS di sekolah dasar merupakan perwujudan dari satu pendekatan interdisipliner dari pelajaran ilmu-ilmu sosial. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan kemampuan anak didik agar menjadi anggota masyarakat yang memiliki pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 tercantum bahwa salah satu tujuan pengajaran IPS di sekolah dasar (SD) adalah memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
Sehubungan dengan pernyataan diatas dalam KTSP pengajaran IPS di SD bertujuan untuk E. Mulyasa, (2007: 125):
(a)Agar peserta didik mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. (b) Agar peserta didik memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, serta keterampilan dalam kehidupan sosial. (c) Agar peserta didik memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. (d) Agar peserta didik memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk ditingkat lokal, nasional dan global.
Berangkat dari komponen-komponen tujuan pembelajaran IPS sekolah dasar tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa tugas guru bukan hanya sekedar menyampaikan informasi, mentransfer pengetahuan yang dimilikinya kepada murid atau cenderung mendorong murid untuk sekedar menguasai materi pelajaran, namun pembelajaran IPS harus diarahkan untuk menjadi pembelajaran yang menyenangkan bagi setiap peserta didik, berpikir logis dan kritis, berkomunikasi, bekerjasama dalam memecahkan sebuah masalah dan memiliki keterampilan dalam kehidupan sosial dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial, agar nantinya hasil belajar murid dapat meningkat. Karena pentingnya peranan IPS itulah, maka pelajaran IPS di setiap jenjang pendidikan formal perlu mendapat perhatian yang serius dan diharapkan agar murid menguasai mata pelajaran IPS sesuai dengan tuntutan kurikulum.
Berdasarkan survei awal diperoleh informasi dari guru wali kelas IV SD Inpres Kampili Kecamatan Pallangga, selama mengajarkan mata pelajaran IPS  di  sekolah tersebut,  diketahui  nilai rata-rata IPS murid masih tergolong rendah. Berdasarkan hasil ulangan harian mid semester untuk mata pelajaran IPS yang dilasanakan pada akhir bulan Oktober 2012, tecatat bahwa dari 30 murid kelas IV hanya 40% muridnya yang mampu menyerap materi pelajaran IPS, sedangkan 60% murid lainnya belum mampu menyerap materi pelajaran IPS. Akibatnya hasil belajar IPS murid hanya mencapai nilai rata-rata 62,5 masih dibawah rata-rata 65,00 dengan kata lain belum mencapai KKM. Untuk itu diperlukan solusi agar seluruh murid merasa menjadi bagian dalam proses belajar mengajar.
Dalam proses pembelajaran IPS di sekolah, guru seringkali berhadapan dengan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran, misalnya murid merasa bosan untuk belajar IPS, pelajaran IPS itu tidak menarik, bahkan IPS tak lebih dari sekedar membaca buku belaka. Hal ini timbul karena beberapa faktor, misalnya porsi bahan ajar IPS yang tidak sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual murid, atau mungkin juga dari cara guru menyajikan materi IPS termasuk model pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran. Melalui wawancara dengan murid kelas IV SD Inpres Kampili Kecamatan Pallangga mengakui bahwa mereka sering merasa jenuh berada di kelas ketika pembelajaran IPS berlangsung akibatnya murid sering kali keluar kelas tanpa alasan yang jelas. Masalah lain yang dihadapi oleh murid adalah kurangnya minat murid untuk belajar sendiri.
Berdasarkan hal tersebut, seorang guru harus menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi kelas agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik. Untuk itu diperlukan solusi atau jalan keluar yang dapat membantu murid mengembangkan kemampuan berfikirnya untuk memecahkan masalah sosial dan murid mempunyai keterampilan intelektual serta kerjasama antar sesama kelompok. Maka model pembelajaran kooperatif merupakan solusi yang tepat.
Salah satu model pembelajaran yang penulis angkat dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation (GI). Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) merupakan model pembelajaran yang menuntut para murid untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model pembelajaran berbasis masalah ini sering dipandang sebagai tipe yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran koopratif. Tipe Group Investigation (GI) ini melibatkan murid sejak perencanaan baik dalam menentukan topik maupun cara mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut murid untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses.
Berdasarkan uraian di atas dan, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan mengangkat judul Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Murid Kelas IV SD Negeri Kampili Kecamatan Pallangga melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)”.

B.     Masalah Penelitian
1.      Identifikasi Masalah
·         Persepsi murid yang menganggap pelajaran IPS sebagai mata pelajaran yang tidak penting.
·         Penyajian pembelajaran yang monoton dan membosankan.
·         Murid sering kali merasa jenuh ketika pembelajaran IPS berlangsung.
2.      Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) sebagai alternatif pemecahan masalah.
3.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat meningkatan hasil belajar IPS kelas IV SD Inpres Kampili Kecamatan Pallangga?”

C.    Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengeahuan Sosial murid kelas IV SD Inpres Kampili Kecamatan Pallangga melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).

D.    Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Manfaat Teoritis
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar murid pada mata pelajaran IPS melalui pembelajaran kooperatif.
2.      Manfaat Praktis
a.    Bagi murid, dapat menumbuhkan sikap saling bekerja sama dan saling menghargai sesama murid meskipun memiliki kemampuan dan latar belakang berbeda. Hal ini memungkinkan murid lebih bersemangat belajar IPS sehingga diharapkan hasil belajar murid dapat meningkat.
b.   Bagi guru, untuk menjadikan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) sebagai suatu alternatif menarik dalam memecahkan beberapa masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran yang akhirnya akan berdampak pada peningkatan hasil belajar murid. 
c.       Bagi sekolah, sebagai informasi yang sangat berharga dalam rangka perbaikan pengajaran di sekolah tersebut dan upaya pengembangan mutu dan hasil pembelajaran yang ditandai dengan semakin besarnya motivasi belajar serta meningkatnya hasil belajar murid.
d.      Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dalam melakukan penelitian tindakan serta memberikan gambaran kepada peneliti sebagai calon guru tentang keadaan sistem penilaian dalam pembelajaran di sekolah.

e.       Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai penelitian tindakan kelas (PTK) serta dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian tindakan yang akan dilakukan peneliti.
0 Komentar untuk "PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) MURID KELAS IV SD INPRES KAMPILI KECAMATAN PALLANGGA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)"

Back To Top