BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebuah organisasi mempunyai budaya
masing-masing. Ini menjadi salah satu pembeda antara satu organisasi dengan
organisasi lainnya. Budaya sebuah organisasi ada yang sesuai dengan anggota
atau karyawan baru, ada juga yang tidak sesuai sehingga seorang anggota baru
atau karyawan yang tidak sesuai dengan budaya organisasi tersebut harus dapat
menyesuaikan kalau dia ingin bertahan di organisasi tersebut.
Budaya organisasi ini dapat membuat suatu
organisasi menjadi terkenal dan bertahan lama. Yang jadi masalah tidak semua
budaya organisasi dapat menjadi pendukung organisasi itu. Ada budaya organisasi
yang tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Maksudnya tidak dapat menyocokkan
diri dengan lingkungannya, dan lebih ditakutkan lagi organisasi itu tidak mau
menyesuaikan budaya nya dengan perkembangan zaman karena dia merasa paling
benar.
Namun, dalam hal menciptakan
serta menumbuhkan sebuah budaya organisasi tidak hanya bertitik tumpu pada
kenyamanan anggota saja. Ada banyak faktor-faktor lain yang harus diperhatikan.
Diperlukan pemikiran yang matang untuk dapat menciptakan dan
menumbuh-kembangkan budaya yang akan dapat berdampak baik perusahaan.
Kami melakukan
penelitian di kedua perusahaan yaitu instansi swasta PT. Asuransi Jiwasraya
Kota Makassar dan pemerintah Kantor Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota
Makassar karna kami ingin mengetahui perbandingan bagaimana cara pelayanan yang
di berikan kepada masyarakat,dan ingin pula mengetahui penerapan budaya
organisasi seperti apa yang sering di lakukan oleh kedua perusahaan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis
mengidentefikasi masalah sebagai berikut :
1. Apa
yang dimaksud dengan budaya organisasi ?
2. Bagaimana
fungsi dan karakteristik budaya organisasi ?
3.
Bagaimana Visi Kantor
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar?
4.
Bagaimana Misi Kantor Kependudukan
Catatan Sipil Kota Makassar dan?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dibuat makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas budaya organisasi. Selain itu makalah ini bertujuan
untuk membandingkan antara baik dan buruknya suatu organisasi. Membandingkan
dalam arti tidak mengatakan suatu organisasi itu baik atau tidak baik, tapi
dijadikan sebagai pedoman bagi para pembaca jika ingin membuat suatu organisasi
dan menjawab rumusan masalah.
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
2.3 Pengertian
Budaya Organisasi
Gibson (1997 :
372) mendefinisikan budaya organisasi sebagai sistem yang menembus
nilai-nilai, keyakinan, dan norma yang ada disetiap organisasi. Kultur
organisasi dapat mendorong atau menurunkan efektifitas tergantung dari sifat
nilai-nilai, keyakinan dan norma-norma yang dianut.
Menurut Robbins (2003: 305)
budaya organisasi merupakan sistem makna bersama yang dianut oleh
anggota-anggota yang membedakan suatu organisasi dariorganisasi lain.
Menurut Lathans (1998), budaya
organisasi merupakan norma-norma dan nilai-nilai yang mengarahkan perilaku
anggota organisasi. Setiap anggota organisasi akan berperilaku sesuai dengan
budaya yang berlaku agar diterima oleh lingkungannya.
Hadari
Nawawi (2005:93) mendefinisikan
bahwa “Budaya organisasi adalah keyakinan dan asumsi dasar yang mengikat
kebersamaan setiap anggota perusahaan sehingga mewarnai sikap dan perilaku yang
bermanifestasi dalam interaksi sosial antara anggota atau perusahaan dalam
bekerja”.
2.2 Fungsi Budaya Organisasi
Menurut Suwarto dan Koeshartono
(2009) dalam bukunya yang berjudul Budaya organisasi, bahwa budaya melakukan
sejumlah fungsi di dalam sebuah organisasi yaitu sebagai berikut:
1.
Budaya
mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas. Artinya, budaya menciptakan
pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan yang lain.
2.
Budaya
membawa satu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
3.
Budaya
mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada
kepentingan dari individual seseorang.
4.
Budaya
meningkatkan kemantapan sistem sosial, budaya merupakan perekat sosial yang
membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang
tepat mengenai apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan.
5.
Budaya
berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan
membentuk sikap serta perilaku para karyawan.
2.3
Karakteristik
Budaya Organisasi
Robbins (2003) dalam Umar (2008:
208) menyatakan untuk menilai kualitas budaya organisasi suatu organisasi dapat
dilihat dari sepuluh faktor utama, yaitu sebagai berikut:
a. Inisiatif individu, yaitu tingkat
tanggung jawab, kebebasan dan independensi yang dipunyai individu.
b. Toleransi terhadap tindakan
beresiko, yaitu sejauhmana para pegawai dianjurkan untuk bertindak agresif,
inovatif, dan berani mengambil resiko.
c. Arah, yaitu sejauhmana organisasi
tersebut menciptakan dengan jelas sasaran dan harapan mengenai prestasi.
d. Integrasi, yaitu tingkat
sejauhmana unit-unit dalam organisasi didorong untuk bekerja dengan cara yang
terkoordinasi.
e. Dukungan Manajemen, yaitu tingkat
sejauhmana para manajer member komunikasi yang jelas, bantuan serta dukungan
terhadap bawahan mereka.
f. Kontrol, yaitu jumlah peraturan
dan pengawasan langsung yang digunakan untuk mengawasi dan mengendalikan
perilaku pegawai.
g. Identitas, yaitu tingkat
sejauhmana para anggota mengidentifikasi dirinya secara keseluruhan dengan
organisasinya daripada dengan kelompok kerja tertentu atau dengan bidang
keahlian profesional.
h. Sistem imbalan, yaitu tingkat
sejauhmana alokasi imbalan (kenaikan gaji, promosi) didasarkan atas kriteria
prestasi pegawai sebagai kebalikan dari senioritas, pilih kasih, dan
sebagainya.
i.
Toleransi
terhadap konflik, yaitu tingkat sejauhmana para pegawai didorong untuk
mengemukakan konflik kritik secara terbuka.
j.
Pola-pola
komunikasi, yaitu tingkat sejauhmana komunikasi organisasi dibatasi oleh
hirarki kewenangan yang formal.
2.4 Kepemimpinan Dalam Budaya Organisasi
Menurut Stogdill (1974)
kepemimpinan dianggapnya sebagai proses atau tindakan untuk mempengaruhi
aktivitas suatu kelompok organisasi dalam usaha mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Fiedler (1967) menyatakan bahwa
kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubungan antara individu-individu
yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap sekelompok orang agar
bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan.
Dari dua definisi yang telah
diajukan tersebut secara jelas menunjukkan bagaimana kepemimpinan tersebut
diartikan, yaitu berkaitan usaha mempengaruhi dan menggunakan wewenang.
Pengertian tersebut memberi suatu pemikiran bahwa pemimpin dipandang sebagai
orang yang memiliki kecakapan lebih dalam usaha untuk memotivasi orang
melakukan sesuatu seperti yang diharapkan pemimpin.
2.5 Budaya
Organisasi Dan Kinerja
Istilah kinerja dalam Kamus
Ilustrated Oxford Dictionary (dalam Nasution, 2010:141) adalah menunjukkan the
execution of fulfilment of a duty (pelaksanaan atau pencapaian dari suatu
tugas) atau persons achievment under test conditions (pencapaian hasil dari
seseorang ketika diuji). Kinerja mengacu pada serangkaian hasil yang diperoleh
seorang karyawan selama periode tertentu.
Dalam rangka mewujudkan budaya
organisasi yang cocok diterapkan pada sebuah organisasi, maka diperlukan adanya
dukungan dan partisipasi dari semua anggota yang ada dalam lingkup organisasi
tersebut. Para karyawan membentuk persepsi keseluruhan berdasarkan
karakteristik budaya organisasi yang antara lain meliputi inovasi, kemantapan,
kepedulian, orientasi hasil, perilaku pemimpin, orientasi tim, karakteristik
tersebut terdapat dalam sebuah organisasi atau perusahaan mereka. Persepsi
karyawan mengenai kenyataan terhadap budaya organisasinya menjadi dasar
karyawan berperilaku. Dari persepsi tersebut memunculkan suatu tanggapan berupa
dukungan pada karakrteristik organisasi yang selanjutnya mempengaruhi kinerja
karyawan ( Robbins; 1996).
Anwar Prabu Mangkunegara, 2001:67
kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi
kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian
kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggungjawab yang diberikan kepadanya.
2.6 Kompetensi Dalam Budaya Organisasi
Pengertian
kompetensi menurut Yuniarsih (2009:23), bahwa competencies are underlying
bodies of knowledges, abilities, experiences, and other requirements necessary
to successfully perform the job, artinya kompetensi pada umumnya adalah
kecakapan, keterampilan, dan kemampuan.
Spencer
dan Spencer (1993:9) menyatakan bahwa kompetensi merupakan landasan dasar
karakteristik orang dan mengindikasikan cara berperilaku atau berpikir,
menyamakan situasi, dan mendukung untuk periode waktu yang cukup lama.
2.7 Strategi Implementasi Nilai-Nilai
Budaya Organisasi
Nilai-nilai yang Terkandung Dalam
Budaya Organisasi Hasil penelitian yang dilakukan O’Reily, Chatman dan Caldwell
(1991) dan Sheridan (1992) menunjukkan arti pentingnya nilai budaya orgnisasi
dalam mempengaruhi perilaku dan sikap individu. Hasil penelitian tersebut
memberikan indikasi bahwa terdapat hubungan antara person-culture fit dengan
tingkat kepuasan kerja, komitmen dan turnover anggota, di mana individu yang
sesuai dengan budaya organisasi cenderung mempunyai kepuasan kerja dan 5
komitmen tinggi pada organisasi, dan juga memiliki intensitas tinggi untuk
tetap tinggal dan bekerja di dalam organisasi.
Sebaliknya, individu yang tidak
sesuai dengan budaya organisasi cenderung mempunyai kepuasan kerja dan komitmen
rendah. Akibatnya, kecenderungan meninggalkan organisasi tentu saja lebih
tinggi (tingkat turnover karyawan tinggi). Hasil penelitan juga menunjukkan
bahwa budaya organsiasi secara signifikan mempengaruhi efektivitas organisasi
melalui peningkatan kualitas output dan mengurangi biaya pengadaan tenaga
kerja.
Pimpinan organisasi perlu
memantapkan nilai-nilai dasar tersebut agar dapat dipakai sebagai pedoman
berperilaku bagi karyawan. Dalam nilai-nilai budaya perlu dijelaskan apa yang
merupakan perintah atau anjuran, mana yang merupakan larangan, kegiatan apa
yang bisa mendapatkan penghargaan dan kegiatan yang bisa mendapatkan hukuman,
dan sebagainya.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan teknik observasi dan studi
literatur. Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan pengamatan
langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap obyek yang akan diteliti.
Observasi dilakukan oleh peneliti dengan cara pengamatan dan pencatatan
mengenai pelaksanaan praktek pengelolaan SDM pada Kantor Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil yang beralamat Jl.Sultan Alauddin No.295 , khususnya yang
berkaitan dengan budaya perusahaan. Sedangkan studi pustaka (literature
study) merupakan segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk
menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau
sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan
penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan,
ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis
baik tercetak maupun elektronik lain.
Pertama kami mengunjungi catatan
sipil dengan membawah surat izin penelitian, setelah sampai dikantor capil kami
di buat bingung dari perintah pihak capil yang meminta surat rekomendasi dari
kantor walikota tepatnya di Kesbang.
Jumat pagi kami berkumpul kembali
dengan tujuan mengunjungi kantor Walikota dengan harapan membawah surat
rekomendasi yang diminta dari pihak capil itu sendiri, alhasil kami lagi-lagi
dimintai surat rekomendasi dari BKKBN sebelum meminta surat persetujuan dari
kesbang. Dan untuk sampai di kantor BKKBN itu sendiri kami harus membuat surat
isin kembali untuk tujuan ke kantor BKKBN
Kami sudah merasa jenuh dengan oper- mengoper seperti ini, akhirnya kami
sempat berpikir untuk mengganti instansi penelitian.
Senin pagi lagi-lagi kami mencoba
mebawah surat izin yang dulu sempat ditolak oleh beliau tanpa membawah surat
persetujuan dari kesbang, untuk kedua kalinya kami membawah surat permohonan
izin, beliau menanyakan “ini surat permohonan izin penelitian atau hanya ingin
mengambil data?“ kami menjawab ”kami hanya ingin mengambil data bu”. Dan
akhirnya surat kami diterima dan diminta kembali minggu selanjutnya.
Selanjunya senin pagi kami
kembali dengan harapan memperoleh semua data yang kami butuhkan, tetapi alhasil
lagi-lagi beliau tidak ingin dan bahkan tidak mau meluangkan sedikit waktunya
untuk membagi infonya kepada kami dengan alasan beliau yang sangat sibuk,
begitupun dengan rekan-rekannya, kami hanya memperoleh data sekitar visi misi
dan struktur organisasi yang ada disana. Dan sedikit melakukan observasi
pelayanan pada saat itu.
Tak berhenti disini kami kembali
untuk keempat kalinya dan alhamdulillah beliau suadah mau menerima kami dengan
baik meskipun dalam keadaan terpaksa yang tertuang diwajah beliau dengan
respon-respon yang mungkin kurang baik untuk kami sebagai pemula. Tapi alhamdulillah kami telah mendapatkan
data-data yang kami inginkan.
Mungkin ini sedikit suka duka
kami untuk awal dari sebua proses. Terima kasih.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar
4.2 Profil
Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar
Kantor
kependudukan dan catatan sipil kota Makassar terletak di Jl. Sultan Alauddin
No.295 , kantor catatan sipil di pimpin oleh kepala dinas . Kantor catatan
sipil melayani masyarakat dalam pembuatan KTP,KK,Akta Kelahiran, Akta Kematian,Akta
Pernikahan, Akta Perceraian, dan pembuatan KAM.
Ø
Sejarah Kantor Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil Kota Makassar
Dalam rangka implementasi
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, bahwa setiap perangkat daerah sebagai pelaksana tehnis pelaksanaan
pemerintahan Kabupaten/Kota berkewajiban melakukan penyusunan Rencana Strategis
sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan untuk dijabarkan kedalam Rencana Kerja
tahunan, selanjutnya pada proses perencanaan kegiatan Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kota Makassar disinkronisasikan dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD).
sehingga konsistensi dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan pemerintahan dan
pelayanan publik bidang kependudukan di Kota Makassar dapat
berkesinambungan dalam masa waktu lima tahun 2009-2014.
Berdasarkan undang undang nomor
23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan dan Peraturan Daerah nomor 3
tahun 2009 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah kota Makassar,
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil mempunyai tugas pokok merumuskan, membina
dan mengendalikan kebijakan di bidang kependudukan dan catatan sipil sesuai
ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Dimana dalam melaksanakan
tugasnya Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil berkoordinasi dengan pihak
terkait, yang meliputi 14 Kecamatan dan 143 Kelurahan di Kota Makassar. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
Makassar terus berusaha meningkatkan kualitas layanannya kepada masyarakat. Hal
ini tentu saja semata-mata hanya untuk mewujudkan kepuasan masyarakat dalam
pengurusan dokumen kependudukan dan pencatatan sipil. Hal ini tergambar dalam
motto Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, yaitu “Masyarakat Tertib, Data
Penduduk Akurat”.
Ø
Visi dan Misi Kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar
Visi
Makassar Tertib Administrasi
KependudukanTahun 2019
|
Maksudnya
adalah bagaimana pelayanan administrasi
pada penduduk wilayah Makassar dapat teratur dan terarah dengan baik pada tahun
2019.
Misi
1.
Menyelenggarakan
Administrasi Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil secara terintegrasi
melalui SIAK.
2.
Meningkatkan
Pengelolaan Database Kependudukan secara berkelanjutan.
3.
Meningkatkan
Sumberdaya yang professional secara berkelanjutan.
4.
Menambah
dan mengembangkan sarana dan prasarana SIAK secara berkelanjutan.
5.
Meningkatkan
insentitas kajian kebijakan dan pengendalian administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil.
6.
Meningkatkan
insentitas koordinasi dan sinkronisasi dengna instansi terkait dalam
pelaksanaan tugas.
|
Ø
Struktur Organisasi Kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar
KABID ADMINISTRASI
KEPENDUDUKAN
Herdiana Hakim, SH
|
KEPALA DINAS
Nielma Palamba,
SH,M.Ap.
|
SEKRETARIS
Evi Aprialty,
SE,MM.
|
KASUBAG KEUANGAN
Hj. Hamsiah, SE.C
|
KASUBAG
PERLENGKAPAN
Yohana Rembang,
BSc.
|
KASUBAG UMUM &
KEPEGAWAIAN
ST.Mulyati , S.Sos
|
4.3 Budaya Organisasi Kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar
1.
Datang
tepat waktu
2.
Pelayanan
cepat dan tepat
3.
Pengolahan
data akurat
4.4 Karakteristik
Budaya Organisasi Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kota Makassar
Karakteristik dari budaya
organisasi kantor Catatan Sipil Kecamatan Rappocini Kota Makassar yaitu pada
ketepatan waktunya dimana pada saat pembuatan seperti KTP, KK, Akte Kelahiran,
Akte Pernikahan, Akte Perceraian, serta Akte Kematian itu menargetkan waktu 3
sampai 5 hari pembuatan.
4.5 Tantangan
Budaya Organisasi Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
Makassar
Dari penelitian yang kami lakukan
mereka mengatakan bahwa sejuah ini untuk tantangan budaya dari budaya
organisasi itu sendiri tidak ada.
4.6 Perubahan
Budaya Organisasi Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
Makassar
Perubahan budaya organisasi yang
terjadi yaitu penerapan jam kerja yang
dulunya selama 6 hari dalam 1minggu, dan saat ini perubahan jadwal kerja menjdi
5 hari kerja selama 1 minggu yaitu senin, hingga jumat. Selain itu sudah tidak
ada lagi perubahan organisasi.
4.7 Penerapan
Filosopi, Nilai, Budaya Organisasi Kantor Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kota Makassar
Penerapan
filisofi, nilai, dan budaya organisasi sejauh ini yang diterapkan memuaskan
baik dari sisi pegawai maupun masyarakat yang memiliki kepentingan untuk datang
ke kantor catatan sipil terbukti dari budaya organisasi yang di terapkan di
capil yaitu tepat waktu benar-benar diberlakukan.
Masyarakat
yang datang mengurus surat-surat terhitung dilayani dengan cepat dan selesai
kurang dari lima hari. Hal ini membuktikan filosofi dan nilai yang diterapkan
untuk pegawai berdampak baik pada kinerja pegawai pada masyarakat. Jarangnya
terdapat keluhan membuktikan keberhasilan budaya organisasi yang diterapkan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
·
Menurut
Robbins (2003: 305) budaya organisasi merupakan sistem makna bersama yang
dianut oleh anggota-anggota yang membedakan suatu organisasi dariorganisasi
lain.
·
Menurut
Lathans (1998), budaya organisasi merupakan norma-norma dan nilai-nilai yang
mengarahkan perilaku anggota organisasi. Setiap anggota organisasi akan
berperilaku sesuai dengan budaya yang berlaku agar diterima oleh lingkungannya.
·
Dari
beberapa definisi tersebut dapat dijelaskan budaya organisasi pada dasarnya
akan mewakili norma-norma perilaku yang diikuti oleh para anggota organisasi,
termasuk mereka yang berada dalam hirarki organisasi. Budaya organisasi
merupakan landasan setiap anggota dalam sikap dan perilaku di setiap aktivitas
perusahaan yang menjadikan perekat hubungan diantara anggota perusahaan.
·
Kantor
kependudukan dan catatan sipil kota Makassar terletak di Jl. Sultan Alauddin
No.295 , kantor catatan sipil kota makassaar di pimpin oleh kepala dinas .
Kantor catatan sipil kota makassar melayani masyarakat dalam pembuatan
KTP,KK,Akta Kelahiran, Akta Kematian,Akta Pernikahan, Akta Perceraian, dan
pembuatan KAM.
5.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini banyak sekali terdapat kekurangan dan kelemahan, baik dalam
penulisan, dan materi yang penulis sajikan, untuk itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun guna sebagai bahan introveksi penulis
untuk makalah yang yang akan data.
DAFTAR PUSTAKA
PT.Asuransi
Jiwasraya (Persero) Cabang Makassar 1 dan Kantor Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil Kota Makassar
Romli, Khomsahrial. 2014. Komunikasi Organisasi
Lengkap. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Thoha,
Miftah, Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta: PT Raja
Grafindo
Persada
Wahab,
Abdul Azis, Anatomi organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan, Bandung:,
penerbit
Alfabeta, 2008
Pedoman Wawancara
Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Makassar
Nama Informan : ST.Mulyati,
S.Sos
Apa Jabatannya : Kasubag
Umum dan Kepegawaian
Tanggal Wawancaranya : 06 Desember 2016
Tempat Wawancara : Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
Makassar
Pertanyaan
1. Bagaimana Sejarah terbentuknya
jiwasraya ?
2.
Visi
, Misi dan Tujuan kantor ini agar bisa dijadikan sebagai pedoman bagi karyawan
dan pimpinan?
3.
Budaya
organisasi seperti apa yang diterapkan dalam kantor ini ?
4.
Selama
pelaksanaan budaya organisasi , apakah ada tantangan yang menjadi kendala
terlaksananya budaya organisasi tersebut ?
5.
Apakah
dikantor ini pernah terjadi perubahan budaya organisasi ?
6.
Karakteristik
budaya organisasi seperti apa yang ada dikantor ini sehingga dapat membedakan
kantor asuransi disini dengan organisasi asuransi yang lain ?
Transikip Wawancara
Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar
“Ibu
maaf bisa meminta waktunya sedikit?”
“Kalian
mau apa ini?”
“Begini
ibu’ kami ingin meminta sedikit waktu untuk mewawancarai ibu mengenai sejarah,
visi misi dan struktur organisasi terkait budaya organisasi yang diterapkan
dikantor ini”.
“Kalau
sejarah kalian cari saja di internet karena tidak ada sejarah disini , begituji
juga mahasiswa yang lain yang datang meneliti disini mereka juga cari di
internetji juga yang begitu-begituan, kalo visi misinya ini foto saja atau
mauko foto copy terserah kamu, ini juga strukturnya terserah kamu mau foto copy
atau foto saja”.
“Apa
lagi”?
“Itu
kalau kan disini eeh urus KTP, KK batas waktunya itu kira-kira berapa hari bu’”?
“SOPnya
itu 5 hari dek, tapi biasa ndak sampai 5 hariji itu sudah jadi dek biasa 3 hari
sudah jadi. Kecuali kalau datanya bermasalah beda di KK dengan di ijasahnya
harus perbaikan dulu perubahan, baru diperbaiki dulu datanya masyarakat yang
salah, ituji”.
“Apa
lagi yang kamu mau “?
“Oh
iya, kalau karakteristiknya bu’?
“Maksudnya”?
“Ciri
khas dari budaya organisasinya, maksudnya budaya yang menjadi pembeda antara instansi
ini dengan instansi lain”.
“Ko
tunggu saja kepala dinasku disana dek, terlalu banyak kau tanya.
Disini
itu melayani pembuatan KTP, KK. Akta kelahiran, akta kematian,akta perceraian,
akta perkawinan ditambah lagi kartu anak itu yang 16 tahun kebawah kayak KTP”,
“Baru
lagi ini kah”?
“Sudah
satu tahunmi, KAM namanya (kartu anak makassar), kan dia tidak bisa pakai KTP
jadin dia pakai kartu anak”.
“Jadi
mulai itu anak-anak lahir ada memangmi NIKnya” ?
“Iya
kalo mengurus i akta keleharin, asal dia urus akta kelahiran itu pasti
dibuatkan NIKnya”.
“Anu
juga mau saya tanyakan bu’, itu kan eeee dulu pimpinan dulu kan laki-laki kalau
ndak salah terus diganti sama kepala dinas yang sekarang, ada ndak perbedaanya
cara pimpinannya kepala dinas yang dulu sama yang sekarang”.
“Ndakji
hanya menganjurkan saja apa yang perlu diterapkan, kalau memang masih ada yang
kurang-kurang itu yang ditambah”.
“Ooh
begitu ya bu’, kalau begitu terima kasih atas waktu dan kesempatannyaa”.
BERSAMA #Andiwani.blogspot.com
wa contact 085 341 081 000
0 Komentar untuk "BUDAYA ORGANISASI"