berbagi referensi skripsi

MAKALAH

STRUKTUR DAN FUNGSI TUBUH TUMBUHAN






DISUSUN OLEH

KELOMPOK VI

Andi Farahdiba Nur                : 105441104516
Samsuria                                  : 105441104216
Nurul Faisal Habibi                 : 105441104116
Muhammad Abdillah Maulana: 105441103816
Megawati                                : 105441105516





DAFTAR ISI





BAB I

 PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang   

Tumbuhan merupakan salah satu ciptaan Allah SWT yang sungguh menakjubkan. Begitu banyak manfaat yang dapat di peroleh dari tumbuhan. Jika di pelajari lebih dalam maka, tumbuhan nmemiliki struktur tubuh yang tidak kalah menakjubkannya. Hal tersebut dalam Surah Al-An’aam ayat 99 yang berbunyi: “Dan dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tubuh tumbuhan, maka kami keluarkan daru tubuh tumbuhan itu tanaman yang menghijau, kami mengeluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak: dan dari mayang kurma mengurangi tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan ( kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pula) kematangannya sesungguhnya pada demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman”.
Sel-sel tumbuhan merupakan unit morfologi yang menyusun tubuh tumbuhan. Masing-masing diliputi oleh dindingnya dan saling berlekatan dengan adanya zat interseluler. Adanya penyatuan tersebut, menyebabkan terbentuknya kelompok-kelompok sel yang dapat dibedakan baik dari struktur maupun fungsinya. Kelompok-kelompok sel tersebut disebut jaringan.







BAB II

PEMBAHASAN

Dunia tumbuhan dibagi menjadi tumbuhan Tracheophyta dan Thallophyta. Tracheophyta adalah tumbuhan yang memiliki jaringan pembuluh yang mengangkut air dan nutrisi. Thallophyta adalah tumbuhan yang tidak memiliki jaringan pembuluh, misalnya alga, lumut, dan lumut kerak.
Tumbuhan berpembuluh dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama mencakup divisi Psilotophyta, divisi Microphyllophyta, dan divisi Anthrophyta memiliki alat reproduksi tersembunyi. Kelompok kedua mencakup tumbuhan berbiji yang disebut Spermatophyta.
Spermattophyta dibagi menjadi Gymnospermae dan Angiospermae. Gymnospermae adalah tumbuhan berbiji terbuka, sedangkan Angiospermae adalah tumbuhan biji tertutup. Angiospermae merupakan kelompok tumbuhan yang paling akhir muncul dan kini membentuk bagian utama dari vegetasi alam dan dibudidayakan di bumi.

A.  Perkembangan embrio hingga dewasa

Tumbuhan biji, dipandang dari segi perkembangannya mempunyai persamaan struktur dasar dan awal stadium perkembangannya. Tubuh tumbuhan yang sudah terorganisasi lebih tinggi daripada tumbuhan berbiji yang merupakan fase sporofit dari siklus hidupnya. Biasanya dimulai dari sel telur yang telah dibuahi, yaitu zigot yang berkembang menjadi embrio
 




Embrio yang terdapat dalam biji, terdiri dari sumbu halus berupa plumula (calaon batang dan daun) dan radikula (calon akar). Makanan cadangan embrio disimpan dalam keeping biji (kotiledon) atau dalam endosperm. Pembelahan-pembelahan sel dalam embrio dan pertumbuhan serta pebentukan vakuola mengawali pembentukan organisasi system jaringan. Jaringan masih bersifat meristematis tetapi pada posisi serta karakteristik sitologis menunjukkan hubungan dengan jaringan dewasa yang tampak pada perkembangan selanjutnya.
Jaringan meristematik pada permukaan embrio disebut protoderm, yang kemudian berkembang menjadi epidermis. Didalamnya merupakan meristem dasar yang berkembang menjadi korteks. Dibagian tengah embrio, terdapat prokambium yang merupakan meristem system jaringan pembuluh primer. Jika biji berkecambah, yang selanjutnya menjadi akar primer yang akan menenmbus tanah. Plamula akan tumbuh menjadi batang dan daun dipermukaan tanah.
Bagian batang dibawah kotiledon disebut hipokotil. Pertumbuhan batang dan daun terjadi pada titik tumbuh yang menghasilkan jaringan meristem. Meristem tersebut membentuk bakal daun, dan di ujung sumbu batang bakal daun dibentuk tunas aksilar. Tunas aksilar ini tumbuh menjadi cabang, yang bisa bercabang-cabang lagi.
Meristem apeks di ujung akar menghasilkan akar primer yang dapat bercabang-cabang menghasilkan system akar tunggang. Pada monokotil, akar primer biasanya tidak tumbuh terus dan tergantikan oleh akar yang tumbuh dari pangkal batang, system akar seperti itu disebut system akar serabut.





 








Tumbuhan memiliki pertumbuhan terbuka karena adabnya daerah jaringan yang tetap bersifat embrio, yakni meristem. Pada meristem terjadi pembelahan sel baru, smentara sel lama berdiferensiasi menjadi bagian yang baru pada akar maupun batang. Pertumbuhan tersebut disebut pertumbuha primer dan tubuh tumbuhan yang dihasilkan disebut tubuh primer. Selain pertumbuhan primer, dikenal pula danya pertumbuhan sekunder pada tumbuhan tertentu (dikotil dan gymnospermae).
Pertumbuhan sekunder ini, dimungkinkan dengan danya meristem sekunder yaitu cambium pembuluh dan cambium gabus. Kambim pembuluh menghasilkan xylem sekunder dan floem sekunder . cambium gabus berasal dari perisikel, akan menghasilkan periderm. Periderm adalah jaringan pelindung pengganti epidermis, apabila tumbuhan tealah mengalami pertumbuhan sekunder. Setelah tumbuhan mencapai stadium dewasa, terbentu bunga. Setelah terjadi penyerbukan (polinasi) yaitu berpindahnya serbuk sari ke kepala putik, terjadi pembuahan (fertilisasi).
Buah dibentuk dan menghasilkan biji, sehingga daur hidup tumbuha selesai. Ada tumbuhan yang segera mati setelah membentuk biji, disebut tumbuhan setahun atau annual. Adapula yang tetap tumbuh bertahun-tahun, disebut tanaman menahun atau perennial, seperti perdu dan pohon. Tumbuhan yang telah dewaasa tersusun atas organ akar, batang, daun, bunga, dan buah serta bijinya. Setiap organ ini dibangun oleh system jaringan, dan system jaringan dibangun oleh kelompok jaringan yang tersusun dari sel-sel yang sama.

B.  Sel tumbuhan










1.    Protoplas
Protoplas adalah isi sel, terdiri atas komponen protoplasma dan komponen non protoplasma. Komponen protoplasma adalah sitoplasma dan nucleus. Komponen non protoplasma adalah vakuola dan zat-zat ergastik. Sitoplasma adalah zat protoplasma di luar nucleus. Selaput plasma merupakan lapisan pembatas sitoplasma. Selaput plasma dibedakan atas :
a.    Plasmolema atau ektoplas adalah selaput pembatas sitoplasma terluar yang ada di dekat dinding sel.
b.    Tonoplas adalah selaput yang membatasi vakuola.
c.    Susunan kimia-fisika sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan kental atau seperti agar. Sitoplasma mengandung karbohidrat sekitar 13% terdiri atas unsure karbon, hydrogen dan oksigen. Karbohidrat yang terpenting adalah glukosa, sukrosa, pati, dan selulosa. Karbohidrat berada dalam bentuk suspense terlarut dalam protoplasma, dan tugas utamanya adalah menghasilkan energy. Lemak, terdiri atas unsure karbon, hydrogen dan oksigen. Dibentuk oleh senyawa gliserol dan asam lemak. Protein, sekitar 15% dari protoplasma dan terdiri atas unsure karbon, hydrogen, oksigen, nitrogen dan biasanya mengandung pula fosfor dan sulfat.

2.    Retikulum Endoplasma (RE)
Retikulum endoplasma adalah system membrane ganda dalam protoplas yang mempunyai hubungan dengan organel-organel. Bentuk RE dapat dibedakan menjadi sisterna (wadah, tempat) yang melebar, tubul, bentuk pipa, dan lapisan berlubang. Ada dua jenis RE yaitu RE kasar, apabila ada ribosom yang melekat pada permukaannya dan RE licin apabila tidak ada ribosom yang melekat.

3.    Diktiosom
Diktiosom terdiri atas system tumpukan sisterna pipih yang bulat. Fungsi diktiosom terutama terlibat dalam sekresi karbohidrat, misalnya nectar, bahan dinding sel, lender, dan protei-polisakarida.

4.    Mitokondria
Mitokondria adalah organel yang dapat dilihat dengan mikroskop cahaya jika sel hidup diwarnai dengan Janus green. Dalam preparat untuk mikroskop electron, bentuk mitokondria bermacam-macam seperti bulat, memanjang, kadang-kadang bercuping dan silinder panjang yang bercabang. Diameter mitokondria 0,5-1 nm, panjang mencapai 3 nm, dan diselubungi oleh dua unit membrane.
Mitokondria berisi ribosom yang ukurannya lebih kecil daripada yang dapat yang terdapat dalam sitoplasma. Ribosom ini mengandung fibril DNA, namun kemampuan genetiknya terbatas. Mitokondria berfungsi dalam respirasi aerob dan memasok ATP sebagai sumber energy utama bagi sel dan terlibat dalam metabolism zat antara,

5.    Plastida
Plastid adalah organel yang khas bagi sel tumbuhan. Bentuk, warna, dan ukuran bermacam-macam. Plastid diselubungi oleh selput yang terdiri atas dua unit membrane. Bagian dalam dari sitoplasma berisi system membrane yang tertanam dalam matriks berprotein atau stroma.
Stroma berisi fibril DNA dan ribosom yang lebih kecil daripada yang ada di sitoplasma. System membrane berbentuk kantung-kantung pipih yang disebut tilakoid.

6.    Kloroplas
Kloroplas adalah plastid tempat terjadinya absorbsi energy cahaya. Kloroplas pada umumnya berbentuk lensa, biasanya berukuran 4-6 nm. Pada ganggang spirogyra, kloroplas berbentuk spiral dan hanya satu dalam ssetiap sel. Kloroplass diselubungi oleh selaput ganda.
Struktur dalam dari kloroplas terbagi menjadai system selaput dan matriks yang disebut stroma. System selaput terdiri atas kantung-kantung pipih dan tilakoid. Pada tumbuhan tinggi, system tilakoid terdiri atas grana, yaitu tumpukan tilakoid berbentuk piring dan tilakoid stroma. Klorofil tersimpan dalam selaput tilakoid. Subunit dari selaput kloroplas adalah quantasome, merupakan tempat reaksi cahaya fotosintesis

7.    Kromoplas
Kromoplas adalah plastisida yang mangandung karotenoid yang memberikan warna kuning, jingga atau merah. Kromoplas sseringkali berasal dari kloroplas, namun dapat pula berasal dari proplastida. Pigmen ini tersimpan dalam globul lipid, atau pada fibril protein. Pada akar wortel karoteinnya berbentuk Kristal yang dikelilingi oleh selubung lipoprotein.

8.    Amiloplas
Amiloplas adalah leukoplass yang mengandung patih atau amilum. Amiloplas banyak ditemukan pada organ penyimpan makanan seperti umbi akar, umbi batang, rizoma, dan biji.

9.    Mikrobodi
Mikrobodi adalah badan renik berdiameter antara 0,5-1,5 nm, yang terdapat dalam sitoplasma berbagai jaringan. Diselubungi oleh membrane tunggal yang matriksnya tampak seperti granul atau fibril.
Ada dua kelompok mikrobodi yaitu peroksisom yang berhubungan dengan kloroplas dan merupakan tempat fotorespirasi asam glikolat. Yang kedua yaitu glioksiosom, terlibat dalam pemecahan asam lemak menjadi asetil- CoA dan sintesis suksinat dari asetil-CoA.

10.     Ribosom
Ribosam adalah organel berdiameter 17-20 nm, terdapat bebas dalam sitoplasma, di luar membrane RE, dalam nucleus, klorplas, dan mitokondria. Ribosom berperan dalam sintesa protein, yaitu perakitan asam amino menjadi rantai polipeptida. Ribosom seringkali ditemukan dalam kelompok. Kelompok ini disebut polisom atau poliribosom.

11.     Sferosom
Sferosom adalah badan lipid berbentuk bulat, yang dalam mikroskop tampak buram setelah fiksasi dengan osmium tetroksida. Beberapa peneliti berpendapat bahwa sferosom dibatasi oleh membrane, sedangkan peneliti lain memberi gambaran bahwa batas luar oganel terdiri atas selapis molekul lipid yang dibentuk sebagai tanggapan terhadap sitoplasma sekelilingnya yang mengandung air.

12.     Mikrotubul
Mikrotubul terdiri dari tubul protein yang lurus dan ramping mikrotubul terdapat dalam sitoplasma berdekatan dengan diding sel. Pada waktu mitosis mikrotubul berbentuk kumparan yang mengarahkan dan menggerakkan kromosom. Sesudah itu, pada saat sitokinesis, mikrotubul berbentuk fragmoplas yang mengendalikan peletakan, penempatan, dan dinding baru.

13.     Nukleus
Nukleus atau inti sel berbentuk bulat, namun bentuk lain  telah ditemukan pula. Nukleus dikelilingi oleh membrane inti, berisi matriks inti, dan satu nucleolus atau lebih. Matriks ini biasa disebut nukleoplasma atau karyolimf. Dalam nukleoplasma, terdapat kromosom yang terdiri dari asam dioksiribo nukleat (DNA) dan protein. Membrane inti terdiri atas dua membrane unit. Ruang sempit diantara membrane ini disebut ruang perinuklir.
Ada hubungan antar membrane inti dan reticulum endoplasma. Membrane inti ini berpori-pori yang umumnya tersebar dalam pola yang agak teratur. Nukleulus sangat pekat, berstruktur granul dan fibril, dan tidak dibatasi oleh membrane. Sering terlihat bersama-sama dengan kromatin.  Nukleulus berisi RNA, DNA dan protein. DNA dalam inti membawa informasi bagi pembuatan protein sel pada gen-gennya.
Informasi itu di transktripsi sehingga terkandung dalam RNA khusus, yaitu RNA duta. RNA duta diangkut ke ribosom dalam sitoplasma, tempat protein di sintesis.

14.     Vakuola
Vakuola menempati lebih dari 90% volume sel-sel dewasa pada tumbuhan. Vakuola dibatasi oleh membrane, tonoplas. Vakuola berisi cairan, yang terdiri atas berbagai macam bahan organic dan anorganik. Misalnya gula, protein, asam organic, fosfatida, tannin, pigmen flavonoid, dan kalsium oksalat.
Pigmen falvonoid terdiri atas antosianin dan flavon, member warna pada bunga dan buah. Flavon atau flavonol terserap kuat didaerah ultraviolet dari spectrum cahaya dan dapat dideteksi oleh serangga. Senyawa ini mengakibatkan penampakan kuning muda atau krem bening pada daun mahkota bunga. Warna daun yang akan gugur adalah hasil dari proses serta kombinasi berbagai pigmen.
Pada tahapan peristiwa menjelang matinya daun, klorofil terurai menjadi senyawa tak berwarna. Kini karotenoid tampak, dan membuat warna daun kelihatan kuning. Warna merah ungu adalah hasil oksidasi flavonoid. Pada musim gugur daun serentak mengalami tahapan menjelang mati, sehingga menimbulkan warna coklat.
Hal ini dihasilkan oleh kombinasi klorofil dan karotenoid dalam jumlah sedikit dan antosianin dalam jumlah besar bersama tanin dan berbagai pigmen lainnya serta adanya pencoklatan dinding sel. 

C.  Struktur jaringan tumbuhan

Pada tahun 1875, Sach membagi jaringan tumbuhan menjadi tiga system jaringan, yaitu sebagai berikut :
1.    Sistem jaringan dermal, meliputi jaringan epidermis dan periderm. Berfungsi sebagai lapisan pelindung terluar tubuh tumbuhan
2.    Sistem jaringan dasar, meliputi jaringan parenkim, kolenkim, dan sklerenkim. Berfungsi untuk membentuk dasar bagi tubuh tumbuhan.
3.    Sistem jaringan pembuluh, meliputi jaringan xylem dan floem. Berfungsi untuk mengangkut air dan zat makanan pada tumbuhan.
Jaringan tumbuhan terdiri atas meristem, epidermis, pembuluh (xylem dan floem), korteks (parenkim, kolenkim, dan sklerenkim), empulur serta jari-jari empulur.
1.    Jaringan meristem adalah jaringan embrional (jaringan muda) yang sel-selnya selalu (aktif) melakukan pembelahan mitosis. Pertumbuhan pada tumbuhan merupakan hasil aktivitas sel-sel meristem. Sel-sel meristem umumnya berbentuk menyerupai kubus, berdinding tipis, banyak mengandung sitoplasma, dan tidak memiliki vakuola tengah. Berdasarkan letaknya pada tumbuhan, jaringan meristem dibedakan menjadi :
1.    Meristem apikal : terdapat pada pucuk batang dan ujung akar
2.    Meristem lateral : terdapat pada bagian tepi akar dan batang tanaman dikotil
3.    Meristem interkular : terdapat diantara ruas-ruas batng tumbuhan rumput-rumputan, misalnya bamboo.
Berdasarkan sifat-sifat dasar sel asalnya, jaringan meristem dibagi menjadi :
1      Meristem primer berasal langsung dari jaringan embrional dan merupakan kelanjutan dan perkembangan embrio pada saat perkecambahan. Meriste primer terdapat pada pucuk batang dan ujung akar, serta bertanggung jawab terhadap pertumbuhan primer. Pertumbuhan primer menyebabkan pertambahan tinggi/panjang pada batang dan akar. 
2      Meristem sekunder berasal dari jaringan dewasa yang mengalami diferensiasi. Meristem ini bertanggung jawab terhadap pertumbuhan sekunder yang menyebabkan pertambahan diameter batang dan akar serta pembentukan jaringan pembuluh (Vaskuler). Contoh jaringan meristem sekunder adalah cambium gabus (felogen) dan cambium vaskuler. Kambium umumnya dimiliki oleh tumbuhan berkayu, seperti pohon nangka dan pohon beroingin. Tumbuhan tidak berkayu (herbasus), seperti padi dan bayam, tidak memiliki cambium sehingga batangnya tidak dapat membesar.










1.    Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa atau permanen merupakan jaringan yang tersusun oleh sel-sel yang tidak aktif membelah lagi. Jaringan dewasa meliputi jaringan epidermis, parenkim, penguat, pengangkut, dan periderm.
a.    Jaringan epidermis
Jaringan epidermis merupakan lapisan terluar dari akar, batang, daun, bunga, buah dan biji, sebelum mengalami pertumbuhan sekunder. Sel-sel epidermis mempunyai bentuk, ukuran, serta susunan yang beragam, tetapi selalu tersusun rapat membentuk lapisan yang kompak tanpa interseluler.
Bentuk sel-sel epidermis seperti tubular, bentuknya memanjang seperti pada batang, tangkai daun, tulang daun utama dari kebanyakan monokotil. Umumnya jaringan epidermis tersusun atas selapis sel, contohnya jaringan epidermis pada akar udara velamen (dari bahasa Latin, berarti mempertahankan/menutupi).
Sel-sel epidermis dapat mengalami modifikasi sehingga fungsinya tidak hanya sekadar sebagai jaringan pelindung, tetapi juga merupakan sarana untuk pertukaran gas, sekresi, absorpsi, transpirasi, serta penyimpanan air dan produk-produk metabolit. Contoh bentuk modifikasi lainnya adalah jaringan epidermis daun membentuk stoma (stomata). Stoma (berasal dari bahasa Yunani yang berarti mulut) merupakan lubang kecil yang diapit oleh dua sel penjaga/penutup, terdapat terutama pada epidermis daun.
Stoma berfungsi sebagai jalan pertukaran gas antara jaringan dan lingkaran luar. Sesuai dengan fungsinya tersebut, stomata dapat membuka karena sel-sel penjanganya membesar, dan dapat menutup karena sel-sel penjaganya memipih. Membuka dan menutupnya stomata bergantung pada kadar air didalam sel.
Umumnya stomata terdapat di permukaan bawah daun, tetapi ada juga stomata yang terdapat di permukaan atas daun, seperti stomata pada daun terati dan lotus. Selain membentuk rambut akar dan stomata, sel-sel epidermis juga dapat membentuk trikom, yaitu struktur tambahan pada epidermis yang dapat berbentuk rambut pelindung, kelenjar, sisik, atau lidah-lidah (papillae).
b.    Parenkim (jarigan dasar)
Sel parenkim ditemukan pada seluruh system jaringan. Sel-sel parenkim adalah sel-sel hidup dan memiliki dinding sel primer yang tipis. Memiliki bentuk sel yang bermacam-macam antara lain isodiametris, bulat seperti tiang, seperti bunga karang, seperti bintang.
Jaringan parenkim digolongkan menjadi beberapa macam berdasarkan ;fungsinya, yaitu :
1)   Parenkim asimilasi, jaringan parenkim tempat pembuatan zat-zat makanan melaui proses fotosintesis.
2)   Parenkim udara, menyimpan udara karena ada ruang antar sel yang besar untuk tempat akumulasi udara.
3)   Parenkim penimbun, menyimpan cadangan makanan. Terdapat pada endosperm, daun lembaga, tuber atau umbi.
4)   Parenkim air, menyimpan air contohnhya pada tumbuhan xerofit seperti kaktus. Memiliki ukuran sel yang besar ditengah berisi air.
5)   Parenkim pengangkut, terdapat disekitar xylem untuk mengangkut air dan hara, disekitar floem untuk mengedarkan zat makanan hasil fotosintesis.










c.    Jaringan penguat
Jaringan penguat berfungsi untuk menyokong tumbuhan. Jaringan penguat dibedakan atas dua yaitu kolenkim dan sklerenkim.
1)   Kolenkim adalah sel hidup, bentuknya sedikit memanjang, dan pada umumnya memiliki dinding yang tidak teratur penebalannya. Kolenkim dapat dibedakan atas 3 jenis yaitu kolenkim menyudut (angular), kolenkim lamellar, kolenkim lacunar.
2)   Sklerenkim adalah jaringan yang tejadi dari sel-sel dengan penebalan dinding sekunder, yang berlignin. Fungsi utamanya sebagai penopang namun, terkadang sebagai pelindung. Sel sklerenkim bersifat kenyal(elastic) . Sklerenkim dibedakan menjadi dua macam berdasarkan bentuk selnya, yaitu sklereid, sel pendek, serat, selnya panjang.

2.    Organ Tumbuhan
a.    Akar
Akar merupakan struktur sumbu tumbuhan tanpa daun, tidak memiliki buku dan ruas, berkembang dibawah permukaan tanah, walaupun ada akar yang tumbuh diatas permukaaan tanah yaitu akar udara. Fungsi akar pada tumbuhan antara lain menyerap air dan garam mineral dari tanah, memperkuat berdidrinya tumbuhan, tempat penyimpanan cadangan makanan, dan ssebagai alat pernapasan, misalnya akar tumbuhan bakau. Akar berkembang dari meristem di ujung akar yang tertutup oleh tudung akar(kaliptra). Tudung akar berasal dari bagiam meristem apikal yang disebut kaliptrogen dan tersususun dari sel-sel parenkim.
Pembelahan meristem apikal akan membentuk zona pembelahan sel, zona pemanjangan, dan zona pendewasaan. Pada zona pemanjangan, sel-sel akar berkembang menjadi beberapa sel permanen, yaitu xylem, floem, dan sklerenkim. Calon akar pada embrio atau lembaga biji akan tumbuh menjadi akar primer. Akar primer yang tumbuh akibat aktivitas cambium akan membentuk akar sekunder. Akar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu akar tunggang pada tumbuhan dikotil, akar serabut pada tumbuhan monokotil, dan akar adventif. Akar adventif adalah akar yang buakn berasal dari akar primer. Misalnya, akar pada batang yang dicangkok, akar setek batang, dan akar umbi batang. Secara anatomi, struktur akar berturut-turut dari luar ke dalam adalah epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat.


b.    Batang
Batang merupakan bagian tumbuhan yang ada diatas tanah dan menghasilkan daun. Namun, adapula batang yang tumbuh dibawah tanah, misalnya rizoma, umbi lapis dan umbi batang.batang berperan untuk mendukung bagian tumbuhan di atas tanah, sebagai alat transportasi air dan ion-ion yang terlarut dari akar kedaun serta hasil fotosintesis dari daun ke bagian tubuh lainnya.
Pada awal pembentukannya, batang berasal dari batang lembaga  embrio didalam biji. Selanjutnya, batang berkembang dari meristem apikal. Perkembangan meristem apikal pada tumbuhan dikotil dan monokotil berbeda sehingga susunan anatomi batang kedua jenis tumbuhan tersebut juga berbeda.
1)   Batang dikotil tumbuh dari meristem apikal sehingga batang selalu memanjang. Bagian meristem apikal tersebut disebut titik tumbuh. Jaringan penyusun batang dikotil berturut-turut dari luar kedalam epidermis, korteks, endodermis, empulur, cambium, floem, xylem dan jari-jari empulur. Xylem dan floem pada batang dikotil membentuk ikatan pembuluh. Tiap ikatan pembuluh tersusun pada bidang radial yang sama. Pada bagian luar berkas pembuluh berisi jaringan floem, sedangkan xylem berada didalam.tipe ikatan pembuluh dengan penataan xilemdan floem pada radius yang sama disebut tipe kolateral. Jika diantara floem dan xylem terdapat cambium disebut tipe kolateral terbuka, tetapi apabila tidak ada cambium disebut tipe kolateral tertutup.
2)   Batang monokotil mempunyai meristem apikal yang tersusun kecil dan tersusun dari epidermis, meristem dasar, dan ikatan pembuluh. Ikatan pembuluh batang monokotil tersebar pada meristem dasar dan bertipe kolateral tertutup. Pada beberapa tumbuhan monokotil yang berbentuk pohon terdapat pita tepi parenkim diluar  penyebaran ikatan pembuluh. Pada daerah inilah terdapat cambium sehingga batang tumbuhan tersebut mampu melakukan pertumbuhan sekunder.
3)   Daun merupakan tempat terjadinya fotosintesis yang sangat penting bagi tumbuhan. Daun yang lengkap terdiri dari helaian daun(lamina), tangkai daun(petioles), dan pelepa daun(vagina). Bentuk dan ukuran daun sangat bervariasi. Daun terdiri dari beberapa system jaringan yaitu, jaringan dermal, jaringan dasar yang menyusun mesofil daun, dan jaringan pembuluh.
     


by
BERSAMA #Andiwani.blogspot.com
wa contact  085 341 081 000
0 Komentar untuk " "

Back To Top