berbagi referensi skripsi

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA MURID

BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah
             Bidang pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu negara. Oleh karena itu, perubahan dan peningkatan mutu pendidikan perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak, dalam hal ini pemerintah beserta seluruh pakar dan pemerhati pendidikan.
             Pendidikan dewasa ini bertujuan meningkatkan masyarakat Indonesia. Kualitas yang dapat dicapai diperoleh dengan peningkatan kualitas dan keefektivan dalam pembelajaran.
              Efektivitas dalam pembelajaran merujuk pada berdaya dan berhasil guna seluruh komponen pembelajaran yang diorganisir untuk mencapai tujuan pembelajaran (Suprijono, 2009:XI).
             Manusia selain sebagai makhluk individu, juga disebut sebagai makhluk sosial, artinya manusia memerlukan kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia yang lainnya. Hal ini sudah menjadi salah satu kodrat manusia. Sebagaimana dalam UU Sisdiknas Nomor 23 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 yang menyatakan bahwa:
 “Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara”.
                                                                                     
              Dengan demikian, pendidikan memegang peranan yang sangat penting, tidak hanya perkembangan dan perwujudan individu, melainkan juga bagi pengembangan kehidupan suatu bangsa dan negara. Karena itu diperlukan perencanaan dan pelaksanaan pendidikan yang bermutu. Proses pembelajaran merupakan suatu fase yang sangat menentukan peningktan mutu pendidikan, khususnya dalam ketercapaian hasil belajar peserta didik. Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang merangkul pengalaman belajar tanpa batas mengenai bagaimana gagasan dan emosi berinteraksi dengan suasana kelas dan bagaimana keduanya dapat berubah  sesuai suasana yang terus berubah (Joyce, Well dan Calhoun, 2009 6-7). Selaian itu perlu dikembangkan kemampuan berpikir kreatif murid karena, kemampuan berpikir merupakan kemampuan yang sangat penting untuk kehidupan. Kemampuan seseorang untuk dapat berhasil dalam kehidupannya antara lain ditentukan oleh keterampilan berpikirnya, terutama dalam upaya memecahkan masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya. Kemampuan berpikir akan mempengaruhi keberhasilan hidup karena terkait apa yang akan dikerjakan dan apa yang akan menjadi output individu.
               Ilmu pengetahuan sosial sebagai suatu disiplin sintetik dijelaskan oleh Somantri (Maryani, 2011) yang mengatakan bahwa pendidikan IPS bukan hanya harus menyintesisikan konsep-konsep yang relefan antara ilmu-ilmu pendidikan dan ilmu-ilmu sosial, melainkan juga tujuan pendidikan dan pembangunan serta masalah-masalah sosial dalam hidup bermasyarakat harus menjadi pertimbangan dalam mengembangkan pembelajaran IPS di kelas.
              Dalam pembelajaran IPS ada beberapa permasalahan yang harus dicarikan jalan keluarnya. Salah satu masalah yang dihadapi antara lain pembelajaran yang kurang menarik, membosankan, cenderung menoton dan berfokus pada guru.
              Metode pengajaran yang searah mengakibatkan pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang menarik dan menoton. Pembelajaran yang menoton dapat mengurangi aktifitas peserta didik dalam belajar, menjadikan peserta didik kurang dalam berinteraksi dengan guru dan peserta didik. Peserta didik kurang termotivasi membaca buku dan hanya menerima apa guru terangkan di depan kelas.
              Hal senada yang diungkapkan oleh  Syafruddin, (2001:3) bahwa:
           “Model pembelajaran IPS yang diimplementasikan saat ini masih bersifat konvensional sehingga siswa sulit memperoleh pelayanan secara optimal. Dengan pembelajaran seperti itu maka, perbedaan individual siswa di kelas tidak dapat terakomodasi sehingga sulit tercapai tujuan-tujuan spesifik pembelajaran terutama bagi siswa berkemampuan rendah. Model pembelajaran IPS saat ini juga lebih menekankan pada aspek kebutuhan formal dibandingkan kebutuhan riil siswa sehingga proses pembelajaran terkesan sebabagi pekerjaan administratif dan belum mengembangkan potensi anak secara optimal”.

              Berdasarkan uraian tentang masalah dalam pembelajaran IPS nampak bahwa pada suatu sisi betapa pentingnya peranan pendidikan IPS dalam mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan sosial agar murid menjadi warga masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang baik namun di pihak lain masih banyak ditemukan kelemahan dalam pembelajaran IPS. Salah satu upaya yang memadai untuk itu adalah dengan melakukan pengembangan model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif murid menggunakan model pembelajaran kemampuan berpikir kreatif murid diharapkan dapat ditingkatkan sasaran instruksional namun juga sasaran berupa pengetahuan IPS.
              Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yaitu melalui pemilihan model yang tepat. Hal tersebut akan turut menentukan afektivitas dan efisiensi pembelajaran. Pembelajaran kadang memerlukan model yang berpusat pada guru, tetapi interaksi antara peserta didik harus lebih ditekankan agar pembelajaran menjadi lebih bermakna.
             Peranan guru sangat penting dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Beberapa di antaranya adalah kemampuan guru dalam memilih model pembelajaran yang dapat mempengaruhi pembelajaran. Salah satunya dengan penerapan model yang tepat, maka akan membuat kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna dan menyenangkan.
              Memperhatikan tujuan dan esensi pendidikan IPS, sebaiknya penyelenggara pembelajaran IPS mampu mempersiapkan, membina, dan membentuk kemampuan murid menguasai pengetahuan, sikap, nilai dan kecakapan dasar yang diperlukan bagi kehidupan di masyarakat. Untuk menunjang tercapaianya tujuan IPS tersebut harus didukung oleh iklim pembelajaran yang kondusif yang dikembangkan oleh guru berpengaruh sangat besar terhadap keberhasilan dan kegairahan belajar murid. Kualitas dan keberhasilan pembelajaran juga sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran.
              Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas (Kardi, S. dan Nur, 2000:8).
              Model Group Investigation (GI) adalah model pembelajaran yang efektif karena menekankan pada partisipasi untuk mencari sendiri pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan yang tersedia.
              Mafune (Rusman,2011:2012) menyatakan bahwa “model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dapat dipakai guru untuk mengembangkan kreativitas murid, baik secara perorangan, maupun kelompok”.
              Berdasarkan analisis konseptual dan kondisi pembelajaran IPS ternyata masih terdapat murid mengalami kesulitan  dalam pembelajaran IPS karena penggunaan model pembelajaran yang kurang diperhatikan oleh guru.
           Ada beberapa masalah yang sering dihadapi oleh guru. Di antaranya  ialah bagaimana menghasilkan model pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang efektif. Pada kenyataanya, guru berhadapan dengan materi IPS yang memiliki cakupan sangat kompleks. Hal ini dapat menyulitkan guru untuk menstruktur dan mensistematisasikan materi pelajaran secara cermat berdasarkan tipe isi dalam kaitannya dengan tujuan pembelajaran. Menstruktur dan mensistematiskan pelajaran secara cermat sesuai dengan sasaran belajar bukanlah tugas yang mudah. Tugas ini memerlukan pengetahuan yang cukup baik tentang perancangan pembelajaran. Di sisi lain, dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) guru lebih banyak berceramah, sehingga murid menjadi cepat bosan dan menyebabkan hasil belajarnya rendah. Hal itu ditambah dengan pendapat murid bahwa pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dianggap sulit, sehingga tidak menarik untuk belajar.
              Guru diharapkan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menarik sehingga peserta didik dapat terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan memilih model pembelajaran yang dapat memberi kesempatan seluas-luasnya kepada peserra didik untuk berkembang sesuai dengan keinginan dan kemampuan. Ini dilakukan agar peserta didik menjadi bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas, karena mereka merasa ikut dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran. Salah satunya yaitu pad kegiatan pembelajaran IPS.
             Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan masyarakat yang dinamis.
             Dengan pembelajaran IPS di Sekolah Dasar diharapkan mampu mngantarkan peserta didik agar lebih aktif dalam hidup bermasyarakat sehingga berbagai permasalahan sosial dapat dikurangi atau dihindari.
             Berdasarkan uraian tentang pentingnya pembelajaran IPS dalam pendidikan, hasil observasi perilaku belajar yang dilakukan kepada murid kelas V SDN NO 40 Erasa Desa Era Baru Kecematan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai pada tanggal 12 Mei 2016 pada mata pelajaran IPS guru memulai pembelajaran langsung pada pemaparan materi, cenderung menggunakan metode ceramah, pemberian contoh, dan selanjutnya memberikan evaluasi sehingga murid tidak memiliki kesempatan untuk belajar kelompok, sedikit porsi untuk tanya jawab, dan bahkan murid hanya menghafal tanpa memahami makna dan manfaat dari apa yang dipelajari. Akibatnya hasil pembelajaran IPS masih relatif rendah. Rendahnya hasil pembelajaran IPS murid juga disebabkan oleh penggunaan model yang cenderung kurang memperhatikan keaktifan murid dalam mengikuti pembelajaran, sehingga model pembelajaran tersebut tidak efektif karena pembelajaran terpusat pada guru, murid pasif dalam pembelajaran, suasana kelas dan interaksi antara guru dan murid juga kurang aktif. Sementara dalam pembelajaran seharusnya mengedepankan keaktifan murid dalam mengikuti pembelajaran IPS. Kondisi tersebut mempengaruhi kualitas pembelajaran IPS sehingga berdampak pada hasil pembelajaran IPS murid. Hal ini terbukti pada hasil ulangan semester genap pada mata pelajaran IPS murid kelas V SDN NO 40 Erasa Desa Era Baru Kecematan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai dengan jumlah murid sebanyak 25 orang, hanya 5 murid yamg mampu mencapai standar Ketuntasan Kriteria Minimal (KKM) yaitu 69, sedangkan 20 murid tidak mampu mencapai standar KKM.
             Berdasarkan uraian tentang hasil observasi aktivitas guru, dari berbagai jenis model pembelajaran yang tersedia maka penulis hanya memfokuskan pada model pembelajran kooperatif tipe Group Investigation (GI). Model Group Investigation (GI) merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kreativitas murid, murid memilih topik untuk diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih itu, selanjutnya menyiapkan laporan dan mempersentasikan laporannya ke depan kelas.
             Dengan demikian, maka penulis melakukan penelitian eksperimen yang berjudul “Efektivitas Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe Group Investigation ( GI ) Pada murid Kelas V SDN NO 40 Erasa Desa Era Baru Kecematan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai”.
B.  Rumusan Masalah
             Berdasarkan latar belakang, masalah utama dari penelitian ini adalah “Apakah model kooperatif  tipe Group Investigation (GI) efektif diterapkan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada Murid Kelas V SDN NO 40 Erasa Desa Era Baru Kecematan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai?”
C.   Tujuan Penelitian
              Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui apakah model tipe Group Investigation (GI) efektif digunakan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada Murid Kelas V SDN NO 40 Erasa Desa Era Baru Kecematan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai”.
D.  Manfaat Penelitian
1.     Manfaat teoritis
            Manfaat yang diterapkan dari penelitian ini adalah untuk menanmbah       khasanah pengetahuan bagi semua pihak yang bersangkutan.
2.    Manfaat praktis
a.         Bagi Murid
1)      Murid tidak merasa jenuh karena mendapatkan variasi model  pembelajaran    dalam pembelajaran.
2)      Dapat meningkatkan motivasi belajar murid dan peran aktif murid di dalam kelas sehingga murid mampu mencapai hasil yang diinginkan.
b.        Bagi Guru
1)      Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi guru bahwa  penerapan model Kooperatif tipe Group Investigation (GI) merupakan salah satu alternatif dalam pembelajaran IPS.
2)      Memberi dorongan kepada guru untuk meningkatkan profesionalisme dalam kegiatan pembelajran melalui kreativitas menerapkan model-model pembelajaran dan pembelajaran yang lebih baik.
3)      Sebagai referensi bagi guru dalam melakukan inovasi pembelajaran di dalam kelas.
c.         Bagi Sekolah

              Sebagai informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan atau masukan untuk mendapatkan pola pembelajaran yang efektif dalam setiap pembelajaran.
0 Komentar untuk "EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA MURID "

Back To Top