PENDAHULUAN
A
Latar Belakang
Pada
dasarnya tujuan dari pendidikan IPS dalam Depdiknas (2006) secara khusus mata
pelajaran IPS bertujuan selain membekali peserta didik dengan pengetahuan dan
pengembangan konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat, juga membekali
murid agar terampil dalam memecahkan
masalah-masalah sosial. Oleh karena itu, semestinya para guru merancang
pembelajaran IPS dengan memperhatikan tujuan-tujuan IPS itu sendiri, yakni
selain pembelajaran yang ditujukan untuk pembekalan konsep juga pembekalan
kemampuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah sosial mengingat
masalah-masalah yang dihadapi manusia saat ini sudah sangat kompleks mulai dari
masalah yang sederhana sampai kepada masalah yang tidak sederhana; masalah pribadi sampai masalah keluarga,
masalah sosial kemasyarakatan, masalah negara sampai kepada masalah dunia.
Singkat kata, IPS diharapkan mencetak pribadi masa depan yang mampu menjawab
tantangan-tantangan zaman. Dalam konteks ke SD-an IPS diharapkan membekali
siswa dengan sejumlah pengetahuan akan konsep, dan kemampuan maupun
keterampilan dalam memecahkan masalah sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Namun
pada kenyataannya di lapangan “jauh panggang dari api”. pembelajaran IPS lebih
dititikberatkan pada pembekalan anak terhadap penguasaan konsep-konsep yang
sifatnya hafalan. Bagaimana tidak, sebagian dari mereka para guru berpendapat
bahwa IPS pada hakikatnya adalah pelajaran hafalan yang tidak menantang untuk
berpikir. IPS adalah pelajaran yang sarat dengan konsep-konsep,
pengertian-pengertian, data, atau fakta yang harus dihafal dan tidak perlu
dibuktikan (Sanjaya, 2007: 226). Hal tersebut banyak terjadi di Sekolah Dasar,
tak terkecuali di SD Inpres Katangka Kabupaten Gowa kelas V tempat peneliti melakukan observasi pada bulan
Januari 2016. Hasil observasi tersebut terdiri dari proses pembelajaran dan
hasil tes tentang pokok bahasan sikap saling menghormati dan menghargai
antarsuku bangsa dan budaya di Indonesia
mata pelajaran IPS. Kondisi Proses pembelajarannya (1) siswa terlihat pasif
dalam mengikuti pembelajaran, (2) siswa jarang diberi kesempatan dalam
menyampaikan pendapat, (3) guru kurang merangsang kemampuan berfikir siswa dalam memecahkan masalah-masalah sosial khususnya
yang berkaitan dengan pokok bahasan, (4) siswa kurang bersemangat mengikuti
pembelajaran. Sedangkan untuk hasil tes siswa setelah mengikuti pembelajaran
dimana tesnya dibuat sendiri oleh peneliti yang terdiri dari dua soal, satu
soal hafalan dan yang lainnya soal analisis pemecahan masalah. Rata-rata kemampuan murid dalam menjawab soal yang kedua
adalah 5 murid diantaranya mendapatkan nilai 4, 2 murid mendapatkan nilai 5, dan 4 murid mendapatkan nilai 7.
Berdasarkan masalah di atas, peneliti mencermati dan mendalami bahwa akar
masalahnya terletak pada (1) pemilihan strategi pembelajaran yang tidak tepat,
oleh guru yang bersangkutan didalam membelajarkan siswa sehingga menyebabkan
kurangnya aktifitas dan perilaku murid dalam pembelajaran, (2) metode yang
digunakan adalah metode ceramah (3) kemungkinan pandangan guru yang
bersangkutan tentang arti dan makna belajar yang sesungguhnya sedikit keliru
sehingga cenderung melihat dan menilai keberhasilan pengajaran manakala siswa
mampu menghapal kosep-konsep yang diajarkan dan ternyata hal tersebut turut
mewarnai situasi dan kondisi pembelajarannya, sehingga hasil tes yang dicapai
oleh murid dari soal yang diberikan oleh peneliti tentang analisis pemecahan
masalah sangat rendah.
Untuk menyelesaikan persoalan dan penyebab persoalan di atas maka peneliti
menawarkan penggunaan strategi pembelajaran berbasis masalah (SPBM). Sanjaya
(2006) mengartikan SPBM merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran yang
menekankan pada proses penyelesaian masalah secara ilmiah. Terdapat tiga ciri
utama dari SPBM. Pertama, SPBM merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran,
artinya dalam implementasi SPBM ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan murid.
SPBM tidak mengharapkan murid hanya sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian
menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui SPBM siswa aktif berfikir,
berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan. Kedua,
aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. SPBM menempatkan masalah
sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah maka tidak
mungkin ada proses pembelajaran. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan
menggunakan pendekatan berfikir secara ilmiah. Berfikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berfikir
induktif dan deduktif. Proses berfikir ini dilakukan secara sistematis dan
empiris. Sistematis artinya berfikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan
tertentu; sedangkan empiris artinya propses penyelesaian masalah yang
didasarkan pada data dan fakta yang jelas.
Dilihat dari aspek psikologi belajar SPBM bersandarkan
pada psikologi kognitif yang berangkat dari asumsi bahwa belajar adalah proses
perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Belajar bukan semata-mata proses menghafal sejumlah fakta, tetapi suatu
proses interaksi secara sadar antara individu dengan lingkungannya. Artinya,
perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada aspek kognitif, tetapi juga aspek
afektif dan psikomotor melalui penghayatan secara internal akan problema yang
dihadapi. Dilihat dari aspek filosofis tentang fungsi sekolah sebagai arena
atau wadah untuk mempersiapkan anak didik agar dapat hidup di masyarakat, maka
SPBM merupakan strategi yang memungkinkan dan sangat penting untuk dikembangkan.
Hal ini disebabkan pada kenyataannya setiap
manusia akan selalu dihadapkan kepada masalah. Dilihat dari konteks perbaikan
kualitas pendidikan, maka SPBM merupakan salah satu strategi pembelajaran yang
dapat digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran. Kita menyadari selama
ini kemampuan siswa untuk dapat menyelesaikan masalah kurang diperhatikan oleh
setiap guru (Sanjaya, 2006 : 214).
Untuk itu peneliti mengangkat topik penelitian “
Pengaruh Model
PBM (Pendekatan Berbasis Masalah) terhadap Hasil Belajar IPS pada Murid Kelas V
SD Inpres Katangka Kab. Gowa “.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“ apakah terdapat pengaruh
model PBM (pendekatan berbasis masalah) terhadap hasil belajar IPS pada murid
kelas V SD Inpres Katangka Kab. Gowa
?”.
C. Tujuan
Penelitian
Dari rumusan permasalahan di atas maka tujuan penelitian
adalah : untuk mengetahui pengaruh model PBM
(pendekatan berbasis masalah) terhadap hasil belajar IPS pada murid kelas V SD Inpres Katangka Kab. Gowa
?”.
D. Manfaat Penelitian
1.
Manfaat
Teoritis
a. Melalui
hasil penelitian ini diharapkan guru SD dan peneliti memiliki pengetahuan dan
wawasan tentang strategi pembelajaran berbasis masalah (SPBM) dalam meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
b. Hasil
penelitian ini diharapkan guru SD dan peneliti memiliki pengetahuan mengenai
strategi pembelajaran yang dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan proses dan
hasil belajar dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.
c. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam melakukan penelitian
selanjutnya dan memperoleh pengetahuan tentang penggunaan strategi pembelajaran
berbasis masalah (SPBM) pada mata pelajaran IPS.
2. Manfaat Praktis
Peningkatan hasil belajar murid dalam
pembelajaran IPS dengan menggunakan
strategi pembelajaran berbasis masalah (SPBM) ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut:
a.
Bagi siswa, diharapkan
dengan berhasilnya penelitian ini, siswa diharapkan dapat mengikuti
pembelajaran dengan semangat dan motivasi yang tinggi sehingga hasil belajar
siswa dapat meningkat.
b. Bagi
guru, diharapkan dapat menjadi pedoman untuk kegiatan pembelajaran berikutnya,
memiliki keterampilan dalam mengajar serta dalam memodifikasi berbagai strategi
dalam mengajar terutama strategi pembelajaran berbasis masalah (SPBM).
c. Bagi
sekolah, diharapkan dapat menjadi acuan untuk menetapkan kebijakan dalam
pembelajaran dengan memperhatikan bagaimana kinerja guru harus lebih kreatif
dalam mengajar.
d.
Bagi negara, diharapkan
dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan
dalam dunia pendidikan.
0 Komentar untuk "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA MURID "