berbagi referensi skripsi

PERANAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT BURAU KABUPATEN LUWU TIMUR

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
Indonesia sebagai negara bekembang, selalu menggalakkan pembangunan di berbagai bidang. Perkembangan tersebut tidak hanya pada pembangunan fisik saja namun juga menekankan pada pembangunan secara moril. Salah satu contoh yaitu pembangunan sumber daya manusia.
Sumber daya manusia merupakan aset penting, baik dalam organisasi swasta, sosial, maupun pemerintahan. Segala proses dalam pencapaian tujuan organisasi tidak terlepas dari unsur sumber daya manusia ,mulai dari pengambilan keputusan, proses implementasi keputusan sampai pada tahap proses evaluasi, yang mana semuanya tidak dapat di pisahkan dari unsur sumber daya manusia.
1
Salah satu hal terpenting untuk mencapai terlaksananya kegiatan perusahaan adalah dengan meningkatkan kinerja pegawai di setiap unit organisasi. Hal ini  merupakan permasalahan sekaligus tantangan utama yang harus di hadapi para pimpinan dan setiap pegawai. Dikarenakan keberhasilan sebuah perusahaan dalam pencapaian tujuan yang telah di tetapkan baik jangka panjang maupun jangka pendek, sangat di tentukan oleh efesiensi dan evektifitas setiap pegawai.
Kunci dari seluruh upaya peningkatan produktifitas tergantung pada strategi pembinaan faktor sumber daya manusia yang di tempuh oleh setiap  perusahaan,  lembaga pemerintah,  organisasi maupun instansi- instansi lainnya, khususnya dalam pemberian motivasi kerja pada setiap pegawai, motivasi itu sendiri merupakan suatu kondisi atau energi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi dalam perusahaan atau instansi.
Tak jarang di jumpai seorang pegawai tidak memiliki kinerja yang memuaskan bagi perusahaan tempatnya bekerja. Hal ini terjadi karena berbagai faktor, antara lain kondisi dan lingkungan kerja yang kurang memungkinkan dan kurangnya kemauan untuk bekerja  lebih  keras karena tidak adanya motivasi yang dimiliki.  Motivasi merupakan salah satu bentuk pembinaan bagi pegawai demi terwujudnya tujuan dalam organisasi. Oleh karena itu peningkatan motivasi kerja terhadap para pegawai pada suatu organisasi atau instansi perlu di perhatikan lebih jauh agar dapat memenuhi kebutuhan para pegawai.
Dalam hal ini ada dua jenis motivasi yang harus diketahui dan dipahami oleh seorang pimpinan yaitu motivasi intrinsik atau motivasi yang bersumber dari dalam diri pegawai itu sendiri dan motivasi ekstrinsik atau motivasi yang bersumber dari luar pribadi pegawai. Kedua jenis motivasi ini sangat berperan terhadap kinerja atau prestasi kerja bawahan dalam suatu organisasi, ini di maksudkan agar seorang pimpinan termasuk pimpinan Kantor Camat Burau dapat cepat tanggap dan mampu memberikan terapi yang cocok terhadap berbagai masalah yang di hadapi oleh para pegawai yang sifatnya heterogen. Namun masalah pekerjaan yang dihadapi oleh para pegawai yang ada di Kantor Camat Burau khususnya tidak selamanya mampu di atasi oleh pimpinan, sifat malas,  tidak disiplin  masih terdapat pada diri sebagian kecil pegawai,  serta masih minimnya fasilitas yang dapat menunjang efektifitas dan efesiensi dalam bekerja .
Apabila kita menelaah pendapat di atas, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa pemberian motivasi seorang pimpinan kepada para bawahan dalam suatu organisasi mutlak di lakukan dalam rangka pelaksanaan tugas para pegawai secara efektif dan efesien. Salah satu alasan kenapa motivasi harus  di lakukan oleh pimpinan kepada bawahannya karena ada bawahan yang mampu untuk melakukan pekerjaannya tetapi ia malas atau kurang bergairah dalam mengerjakannya, sehingga dalam pemberian motivasi melalui suatu hubungan kerjasama yang harmonis, tidak kaku, saling menghargai dan menghormati, maka para pegawai dalam melaksanakan tugas tentunya dengan sendirinya akan selalu memiliki inisiatif, kreatifitas, ide atau pendapat terhadap pengembangan organisasinya.
Dari uraian diatas, maka pada penelitian ini akan di ketahui adakah Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Camat Burau Kabupaten Luwu Timur.
 Sumber daya manusia sangat penting artinya didalam menentukan kelangsungan hidup suatu perusahaan. Oleh karena itu selalu diperhatikan agar kelancaran jalannya perusahaan tetap terpelihara dan semakin meningkat. Unsur terpenting dari perusahaan adalah manusia atau tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan bagian yang integral dari suatu perkumpulan  faktor lainnya. Mengingat sedemikian pentingnya fakto tenaga kerja, maka perusahaan harus merekrut pegawai yang berkompeten yaitu mempunyai kemampuan bekerja dan kemampuan berorganisasi yang baik. Disamping itu juga harus memberikan tunjangan kesejahteraan pegawai agar lebih bersemangat dalam menjalankan tugas-tugasnya diperusahaan.
Dengan adanya perkembangan usaha yang semakin kompetitif, efisien, sesuai dengan kondisi yang ada pada pegawai. Sebuah perusahaan memiliki perecanaan strategi yang dapat mengidentifikasikan peluang dan mengarah pada perkembangan ke depan. Perusahaan dapat mengembangkan berbagai strategi untuk mencapai perencanaan tersebut, tergantung pada manejer dalam memanfaatkan para pegawai dan sumber daya lainnya untuk mencapai strategi yang di lakukan.
Kinerja suatu oganisasi tergantung pada kerja pegawainya, namun atasan dapat berperan dalam merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan suatu perusaaan. Hal ini atasan harus mempunyai peran yang penting dalam usahanya untuk memotivasi dan mengelola pegawainya.

Adapun seorang pegawai tetap yang bekerja dalam suatu perusahaan mendapatkan tambahan yang berupa tunjangan kesejahteraan. Tunjanngan yang diberikan tersebut antara lain berupa tunjangan hari raya, asuransi kecelakaan dan tunjangan kesehatan. Tunjangan tersebut di harapkan dapat menambah semangat dan gairah kerja pegawai.

B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1.    Bagaimana motivasi kerja pegawai di Kantor Camat Burau Kabupaten Luwu Timur.
2.    Seberapa tinggi kinerja pegawai di Kantor Camat Burau Kabupaten Luwu Timur.
3.    Bagaimana pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai di Kantor Camat Burau Kabupaten Luwu Timur.

C.   Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1.    Untuk mengetahui gambaran motivasi kerja pegawai di Kantor Camat Burau Kabupaten Luwu Timur.
2.    Untuk mengetahui seberapa tinggi kinerja pegawai di Kantor Camat Burau Kabupaten Luwu Timur.
3.    Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai di Kantor Camat Burau Kabupaten Luwu Timur.

4.    Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1.    Diharapkan dapat menjadi bahan masukan di Kantor Camat Burau Kabupaten Luwu Timur.
2.    Sebagai bahan referensi untuk meambah wawasan khususnya dalam bidang sumber daya manusia dan sebagai bahan bagi peneliti lebih lanjut.
3.    Sebagai bahan masukan dan pengalaman yang berharga bagi penulis mengenai hubungan antara teori-teori yang ada dengan praktik nyata di dunia kerja.










BAB II
LANDASAN TEORI

A.   Tinjauan Pustaka
1.    Pengertian motivasi
Sejumlah teori telah dikembangkan para  sarjana  untuk menjelaskan motivasi kerja di dalam organisasi. Menurut Hasibuan (2003:103),”dalam teori  motivasi di kenal atas: (1) Teori Kepuasan (Content Theory), dan (2) Teori Proses ( Process Theory).”
Untuk lebih jelasnya dapat di uraikan sebagai berikut :
a.    Teori Kepuasan (Content  Theory)
7
Teori ini berdasarkan pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkan bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu. Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung, dan menghentikan perilakunya. Teori ini  mencoba mencoba menjawab pertanyaan kebutuhan apa yang memuaskan dan mendorong semangat bekerja seseorang. Hal  yang memotivasi semangat bekerja seseorang adalah untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan materil  maupun non materil  yang  diperolehnya dari hasil pekerjaannya. Jika kebutuhan dan kepuasannya semakin terpenuhi , maka semangat  bekerjanya pun akan semakin baik pula.
Dari penjelasan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa teori kepuasan pada dasarnya mengemukakan bahwa seseorang akan bertindak (bersemangat bekerja) untuk dapat memenuhi kebutuhan (inner needs) dan kepuasannya, semakin tinggi standar kebutuhan dan kepuasan yang diinginkan maka semakin giat orang itu bekerja.
Menurut Hasibuan (2003:116), dalam teori kepuasan dikenal antara lain:
1.    Teori motivasi Klasik oleh Taylor
Teori motivasi klasik (teori kebutuhan tunggal) ini dikemukakan oleh Frederik Wislow Thaylor. Menurut teori ini motivasi para pekerja hanya untuk dapat memenuhi kebutuha dan kepuasan biologis saja. Kebutuhan biologis adalah yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang.
Kebutuhan  dan kepuasan biologis ini akan terpenuhi , jka gaji atau upah yang diberikan cukup besar, jadi gaji dan upah dinaikkan maka semangat untuk  bekerja meningkat.
2.    Teori hierarki kebutuhan dari Maslow
Maslow (dalam Gomes, 2003:181), menjelaskan bahwa perilaku manusia didorong oleh stimuli internal ( kebutuhan-kebutuhan) tertentu. Teori ini lebih memperhatikan sebab-sebab internal dan eksternal perilaku (needs dan incentives).

3.    Teori dua faktor dari Herzberg
Teori dua faktor dikembangkan oleh Frederick, ia menggunakan teori Abraham Maslow sebagai titik acuannya.Penelitiannya Herzberg diadakan dengan melakukan wawancara terhadap  subjek insinyur dan akuntan. Kemudian hasil  wawancara tersebut dianalisis dengan analisis isi (content analysis) untuk menentukan faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan dan ketidakpuasan.
4.    Teori prestasi (achievement) dari Mc.Clelland
Teori prestasi dikemukakan oleh David. Teori ini berpendapat bahwa karyawan mempunyai cadangan energi potensial, bagaimana energi ini dilepaskan dan digunakan tergantung pada kekuatan dorongan motivasi seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia. Energi ini akan dimamfaatkan oleh karyawan karena didorong oleh kekuatan motif dan kebutuhan dasar yang terlibat, harapan keberhasilannya dan nilai insentif yang telekat pada tujuan.

b.    Teori Proces (Process Theory)
      Teori ini pada dasarnya berusaha untuk menjawab pertanyaan. Bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara dan mengentikan perilaku individu. Agar setiap individu bekerja giat sesuai dengan keinginan pimpinan.
Teori proses memandang bahwa motivasi dari para pekerja akan saling berbeda, sesuai dengan tingkat pendidikan dan kondisi secara ekonomi, maka sumber motivasinya pun akan berbeda, tidak lagi semata-mata ditentukan oleh sarana motivasi tradisional, seperti formal authority and financial inventives, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor kebutuhan akan growt dan achievement.
 Menurut Hasibuan (2003:116), teori motivasi proses ini dikenal atas:
1.    Teori harapan (Expectancy Theory )
 Teori harapan dikemukakan oleh Vroom (dalam Hasibuan .2003:116), yang menyatakan bahwa “kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung dari hubungan timbal-balik antara apa yang diinginkan dan dibutuhkan dari hasil pekerjaan itu”. Berapa besar kita yakin perusahaan akan memberikan pemuasan bagi keinginannya sebagai imbalan atas usaha yang dilakukannya itu.
2.    Teori Keadilan (Equity Theory)
Teori keadilan memandang bahwa keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang. Dalam teori keadilan,atasan harus bertindak adil terhadap semua bawahannya serta objektif. Menurut teori keadilan semangat kerja para karyawan cenderung akan meningkat jika prinsip ini diterapkan dengan baik.

3.     Teori Pengukuran (Reinforcement Theory)
Teori ini didasarkan atas hubungan sebab dan akibat dari perilaku dengan pemberian kompensasi, misalnya promosi tergantundari prestasi yang selalu dapat dipertahankan bonus kelompok tergantung pada tingkat produksi kelompok itu, sifat ketergantungan tersebut bertautan dengan hubungan antara perilaku dan kejadian yang mengikuti perilaku itu.

2.    Pengertian motivasi kerja
Motivasi  berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Istilah motivasi sebenarnya  bukanlah merupakan suatu hal yang baru, karena jika seseorang melakukan suatu kegiatan sebenarnya sudah muncul suatu motivasi dalam dirinya meskipun keberadaan motivasi itu sendiri kurang disadari.
Menurut arti katanya, motivasi atau motivation berarti memberikan motif, penimbulan motive atau keadaan yang menimbulkan dorongan. Motivasi dapat pula diartikan faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu, selain itu motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan, sikap mental karyawan yang pro dan positif situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal.
Definisi motivasi menurut Siagian dalam Manullang (2000:193),  yaitu  Motivasi merupakan keseluruhan proses pemberian motif bekerja para bawahan sedemikian rupa sehingga mau bekerja dengan ikhlas  demi tercapainya tujuan organisasi dengan efesien dan ekonomis.
    Manullang (2000:194), memberikan definisi motivasi sebagai berikut:
Pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer memberikan      inspirasi semangat dan dorongan kepada orang lain, dalam hal ini karyawan untuk mengambil tindakan-tindakan , pemberian ini betujuan untuk menggiatkan karyawan agar mereka bersemangat dan dapat mencapai hasil sebagaimana dihehendaki dari karyawan tersebut.

Berdasarkan pendapat diatas, maka motivasi pada prinsipnya merupakan daya dorong atau keinginan untuk melakukan sesuatu, dimana keinginan  tersebut dilakukan secara sadar guna mencapai  tujuan.Keinginan yang dimaksud adalah keinginan atau dorongan untuk melakukan suatu aktifitas kerja.
Poerwadarminta (1996:492) merumuskan kerja sebagai perbuatan melakukan sesuatu, sesuatu yang dilakukan (diperbuat) misalnya membaca. Hal ini berarti kerja merupakan suatu aktifitas yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan. Didalam melakukan kegiatan tersebut diperlukan adanya motivasi atau keinginan untuk melakukan aktivitas tersebut demi tercapainya tujuan secara maksimal.
Hasibuan (2003:97) mengemukakan bahwa kerja adalah sejumlah aktifitas fisik dan mental untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat tergambar pada kita bahwa suatu pekerjaan yang ada dalam organisasi hendaknya diberikan kepada seseorang sebagai suatu konsekuensi yang harus ia laksanakan selama berada dalam organisasi atau instansi.
Apabila motivasi dan kerja dikaitkan, maka arah keinginan untuk melakukan sesuatu adalah mengerjakan sesuatu. Manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya dalam mempertahankan martabatnya berusaha untuk selalu memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan demikian ada dorongan pada diri manusia untuk selalu memuaskan kebutuhannya dan hal inilah yang menyebabkan manusia terus bekerja atau berusaha.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat dinyatakan bahwa motivasi kerja merupakan dorongan atau keinginan untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan secara bertaggung jawab. Dengan motivasi kerja yang dimiliki seseorang akan mampu memberi energi yang sangat potensial untuk menggerakkan seseorang, menciptakan keinginan yang tinggi dan luhur serta meningkatkan kegairahan kebersamaan.Masing-masing pihak bekerja menurut aturan yang telah ditetapkan dengan saling menghormati, saling membutuhkan, saling mengerti dan saling menghargai hak dan kewajiban masing-masing dalam keseluruhan proses kerja operasional.


  
3.    Indikator Motivasi Kerja
Motivasi kerja bagi setiap orang cenderung berbeda, dalam waktu dan tempat yang berbeda. Hal ini berarti motivasi kerja bagi setiap orang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya. Demikian pula, motivasi kerja pada seseorang pada hakikatnya dapat diamati dari aktivitas kerja dan kinerjanya yang menunjukan suatu kinerja yang tinggi, sehingga motivasi kerja senantiasa berorientasi pada hasil kerja.
Siswanto (1990:136), mengemukakan indikator motivasi kerja dapat dilihat dari 7 aspek, yaitu: a) prestasi, b) penghargaan, c) tantangan, d) tanggung jawab, f) pengembangan, g) keterlibatan dan h) kesempatan. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut:
a)    Prestasi
Seseorang yang memiliki keinginan untuk berprestasi sebagai suatu kebutuhan tentunya akan mendorongnya untuk mencapai tujuan dengan memaksimalkan segala potensi yang ada untuk mencapai tujuan atau keinginannya. Bahkan karena keinginan untuk berprestasi seseorang akan melakukan berbagai upaya dengan segala resiko yang harus dihadapi. Dengan keinginan berprestasi sebagai bahan dari motivasi kerja akan menjadikan seseorang dapat sukses dalam melaksanakan tugas-tugasnya.


b)    Penghargaan
Penghargaan oleh pimpinan ataupun rekan sekerja atau suatu prestasi yang dicapai akan merupakan motivator yang kuat. Pengakuan atas suatu prestasi akan memberikan kepuasan batin yang lebih tinggi daripada penghargaan dalam bentuk materi atau hadiah. Penghargaan atau pengakuan dalam bentuk piagam penghargaan atau media dapat saja menjadi motivator yang lebih kuat dibandingkan dengan hadiah berupa barang atau bonus. Namun demikian seorang pegawai yang profesional hendaknya senantiasa tidak mengharapkan imbalan dari pimpinan atas hasil kerjanya.
c)    Tantangan
Tantangan yang dihadapi seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan kadang merupakan motivator kuat untuk mengatasinya. Suatu sasaran yang tidak menantang atau dengan mudah dapat dicapai biasanya tidak mampu menjadi motivator, bahkan cenderung untuk menjadi aktivitas rutin.
d)    Tanggung jawab
Rasa ikut memiliki akan menimbulkan motivasi untuk turut merasa bertanggung jawab. Rasa tanggung jawab tersebut dilandasi kesadaran akan tugas yang diberikan untuk melaksanakan secara maksimal sesuai kemampuan dan dengan dukungan kesadaran yang tinggi dalam melaksanakan tugas, tentunya akan dapat menghasilkan tugas, tentunya akan dapat menghasilkan sesuatu yang maksimal.
e)    Pengembangan
Pengembangan  kemampuan seseorang baik dari pengalaman kerja atau kesempatan untuk maju dapat merupakan motivator kuat bagi pegawai untuk bekerja lebih giat atau lebih bergairah. Apabila jika pengembangan dari organisasi selalu dikaitkan dengan prestasi atau produktifitas kerja yang dicapai pegawai.
f)     Keterlibatan
Rasa ikut terlibat dalam suatu proses pengambilan keputusan dapat menjadikan pegawai merasa dihargai sehingga ia selalu ingin berbuat yang terbaik untuk organisasi dimana ia. Rasa ikut terlibat akan menumbuhkan rasa ikut bertanggung jawab, rasa dihargai yang merupakan tantangan yang harus dijawab, melalui peran serta berprestasi ,untuk pengembangan usaha maupun pengembangan pribadi. Adanya rasa keterlibatan bukan saja menimbulkan rasa untuk mawas diri, untuk bekerja lebih baik, dan menghasilkan sesuatu yang lebih berkualitas.
g)    Kesempatan  
Kesempatan untuk maju dalam bentuk jenjang karir yang terbuka dari hirarki bawah sampai pada hirarki manajemen puncak merupakan motivator yang cukup kuat bagi pegawai untuk meraih kemajuan atau perbaikan nasib.Dengan kata lain, dengan adanya kesempatan untuk mengembangkan kemampuan akan memberi semangat bagi pegawai untuk bekerja secara maksimal sesuai kemampuannya.
Ketujuh indikator motivasi kerja tersebut, meliputi: prestasi, penghargaan, tantangan, tanggung jawab, pengembangan, keterlibatan, dan kesempatan dijadikan indikator dalam penelitian ini guna mengukur tingkat motivasi kerja pegawai.

4.    Pengertian Kinerja Pegawai
Menurut Prawirosentono (1999:73) performance atau kinerja adalah:

Hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.

Kamus bahasa Indonesia sendiri, sampai edisi sekarang kata kinerja belum tercantum. Gaspersz (Wibowo:2007) mengatakan bahwa kinerja dibangun dari kualitas, dan kualitas adalah terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau kerusakan yang dihasilkan oleh organisasi untuk memuaskan semua unsur yang berkaitan dengan organisasi baik internal maupun eksternal.
Dalam pelaksanaan aktivitas operasional organisasi, sangat dibutuhkan adanya kerja pegawai dalam menjalankan tugasnya. Hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak mudah dilakukan karena dituntut upaya yang sistematis dan memerlukan suatu adaptasi yang terus menerus dan antar unsur yang berkaitan satu dengan yang lainnya, namun harus dilakukan dengan tepat dan sungguh-sungguh, kerja keras dan pelatihan yang erat antara semua unsur dalam organisasi sehingga memiliki cara pandang yang sama dan tepat, guna mewujudkan kinerja yang diharapkan.
Membahas masalah kinerja terkait dengan pegawai, istilah yang dapat ditentukan dalam berbagai literatur tentang pengakuan pegwai yaitu:personel, karyawan, sumber  daya manusia, suber daya mesin dan sampai sekarang masyarakat hanya mengenal istilah pegawai, baik pegawai negeri maupun pegawai swasta.
Moekijat (dalam Siagian, 2000:270) menyatakan bahwa: Pegawai negeri adalah warga negara yang memegang jabatan negara yang tidak bersifat sementara dan gajinya dibayar dari anggaran negara menurut peraturan yang berlaku. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya staf pegawai telah diberikan tugas pokok jabatan baik yang bersifat struktural maupun fungsional sesuai sifat dan jenis organisasi tempat pegawai bekerja.

5.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai
Menurut Suranto (2005:59), ada 4 faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai dalam organisasi perkantoran yaitu: “1. Efektifitas dan Efesiensi, 2. Otoritas dan Tanggung Jawab, 3. Disiplin dan 4. Inisiatif”. Untuk lebih jelasnya dapat diraikan sebagai berikut:
1.     Efektifitas dan Efesiensi
Menurut Barnard (dalam Prawirosentono, 1999:27), dijelaskan arti efektif dan efisien sebagai berikut:
Bila suatu tujuan tertentu akhirnya dapat dicapai, kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut adalah efektif, tetapi apabila akibat-akibat yang tidak dicari dan kegiatan mempunyai nilai yang lebih penting dibandingkan dengan hasil yang dicapai sehingga mengakibatkan ketidakpuasan walaupun efektif hal itu disebut tidak efisien, sebaliknya bila akibat yang tidak dicari-cari atau tidak remeh maka kegiatan tersebut efisien.

Jadi dikatakan efektif apabila mencapai tujuan dan dikatakan efisien bila hal itu memuaskan sebagai pendorong mencapai tujuan.
2.     Otoritas dan Tanggung Jawab
Menurut Prawiresontono (1999:27), arti otoritas dan tanggung jawab dapat dijelaskan sebagai berikut:
Otoritas adalah wewenang yang dimiliki seseorang untuk memerintah orang lain (bawahannya) untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepada masing-masing bawahan dalam suatu organisasi. Wewenang tersebut mempunyai batas-batas tentang apa yang tidak boleh dilakukan. Sedangkan tanggung jawab adalah bagian yang tidak dipisahkan atau sebagai akibat kepemilikan wewenang tersebut.

Menurut Simorangkir dalam Martono(1991:83), “tanggung jawab ialah kewajiban menanggung atau memikul segala-galanya yang menjadi tugas dengan segala akibat daripada tindakan yang baik maupun yang buruk”. Apabila pegawai dapat melaksanakan tugas dan wewenang sesuai dengan otoritas dan tanggung jawab, maka akan meningkatkan kinerja organisasi.
3.     Disiplin
Menurut Nisemito (dalam Tohardi, 2002:393), “ disiplin adalah sikap, tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis”. Lebih lanjut Admosudirjo (dalam Moenir, 1997:85), mengemukakan bahwa:
Disiplin adalah ketaatan yang sifatnya inpersonal, tidak memakai perasaan dan tidak memakai perhitungan pamrih atau kepentingan pribadi, disiplin adalah satu-satunya jalan atau sarana untuk memperhatikan adanya eksistensi daripada organisasi.

Dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah ketaatan kepada hukum atau peraturan yang berlaku dalam suatu instansi atau kantor.
4.     Inisiatif
Menurut Quin (dalam Prawirosentono, 1999:31) bahwa:
Inisiatif seseorang (atasan atau karyawan atasan) berkaitan dengan daya pikir, kreatrivitas dalam bentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Inisiatif peserta organisasi merupakan daya dorong kemajuan yang akhirnya mempengaruhi kinerja organisasi bersangkutan.

Inisiatif sangat dibutuhkan dalam upaya menyelesaikan suatu pekerjaan, tanpa inisiatif suatu pekerjaan tidak akan tercapai atau terselesaikan secara efektif dan efisien.
B.    Kerangka Berfikir
Pegawai sebagai sumber daya yang paling penting dalam suatu organisasi atau instansi harus mampu menunjukkan potensi yang ada dalam dirinya. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya kepedulian yang tinggi terhadap proseses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh suatu instansi yang bersangkutan, Pegawai juga harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap pekerjaannya dan memiliki semangat serta inisiatifsendiri dalam melaksanakan pekerjaannya, selain itu hubungan yang terjalin dengan baik antara para karyawan dengan karyawan,karyawan dengan pimpinan akan membawa kepada terciptanya rasa aman dan damai dalam melaksanakan pekerjaan sehingga panigkatan kinerja pegawai  dapat tercapai.
Kinerja pegawai merupakan sarana untuk menigkatkan kualitas kerja seseorang dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Untuk itu dalam rangka peningkatan kualitas kinerja pegawai, maka motivasi kerja perlu diberikan oleh pimpinan kepada pegawai karena dengan motivasi maka kinerja pegawai dapat meningkat dan tujuan atau rencana yang ditentukan dapat tercapai secara efektif dan efesien.
Untuk lebih jelasnya mengenai kerangka fikir diatas dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut:
Skema Kerangka Pikir

MOTIVASI KERJA
KINERJA PEGAWAI
a.    Prestasi
b.    Penghargaan
c.    Tantangan
d.    Tanggung Jawab
e.    Pengembangan
f.     Keterlibatan
g.    Kesempatan
a.  Efektif dan Efesiensi
b.  Otoritas dan Tanggung Jawab
c.   Disiplin
d.  Inisiatif
 











C.   Hipotesis Penelitian
Dari uraian tersebut, maka dapat di kemukakan hipotesa sebagai berikut:
“Motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di Kantor Camat Burau Kabupaten Luwu Timur”


BAB III
METODE PENELITIAN

A.     Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian di laksanakan di Kantor Camat Burau Kabupaten Luwu Timur. Lokasi ini menandai untuk diteliti sesuai dengan permasalahan dan mendapat izin dari pimpinan instansi. Adapun waktu penelitian yang di gunakan dalam penulisan ini mulai bulan Februari 2011 sampai dengan Juli 2011.
B.   Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini ada beberapa tekhnik yang digunakan dalam hal pengumpulan data, yaitu:
1.    Observasi
Teknik observasi dimaksudkan untuk memperoleh data tentang berbagai fenomena yang berhubungan dengan penelitian, observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung melalui pengamatan obyek yang diteliti.

2.    Angket
23
Angket yaitu mengumpulkan data dengan cara memberikan pertanyaan kepada responden untuk dijawab. Adapun jumlah responden yang mengisi angket dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang pegawai Kantor Camat Burau sesuai dengan jumlah sampel.

3.    Interview (wawancara)
Interview adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumber, dalam hal ini wawancara dilakukan melalui tanya jawab secara langsung dengan menggunakan koesioner atau daftar pertanyaan kepada informan. Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah pegawai pada Kantor Camat Burau sebanyak 4 orang. 

4.    Dokumentasi
Teknik ini dilakukan dengan cara mencari data dan mengumpulkan dokumen berupa buku-buku dan sumber lain yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

C.    Variabel Dan Desain Peneltian
1.     Variabel Penelitian
Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah, motivasi kerja sebagai variabel (X) dan kinerja pegawai sebagai variabel terikat (Y).



2.    Desain  Penelitian
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai di Kantor Camat  Burau Kabupaten Luwu Timur, maka penulis menggunakan desain penelitian yang bersifat hubungan kausal atau sebab akibat. Dengan kata lain, adanya hubungan sebab akibat antara satu variable dengan variable lainnya. Berdasarkan ulasan tersebut, maka pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan model:
 X
Y
 



Gambar 2       : Skema desain Penelitian
Keterangan:
X            = motivasi kerja
Y         = kinerja pegawai

D.   Populasi Dan Sampel
1.    Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Kantor Camat Burau Kabupaten Luwu Timur  yang berjumlah 30 orang.


2.     Sampel
Jumlah populasi dalam penelitian ini relatif sedikit yaitu berjumlah 30 orang, sehingga keseluruhan populasi penelitian dijadikan obyek penelitian. Dengan demikian, penelitian ini dapat dikatakan penelitian populasi.

Jabatan


Populasi

Sampel

Kepala Camat
Jabatan Fungsional
Sekertaris Camat
Kepala Sub Bagian Umum & Kepegawaian
Kepala Sub Bagian Perencanaan & Keuangan
Kepala Seksi Pemerintahan
Kepala Seksi PMD
Kepala Seksi Trantib
Pembantu Pimpinan

1 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
22 Orang


1 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
22 Orang


Total


30 Orang

30 Orang






E.     Teknik Analisis Data
1.     Analisis Statistik Deskriptif

Untuk mengetahui bagaimana hubungan motivasi kerja dengan kinerja pegawai digunakan analisis statistik deskriptif, bertujuan untuk mendeskripsikan kedua variabel menggunakan analisis persentase, rata (mean) dan standar deviasi.
a.    Persentase
P =  F  X 100%
       N

Dimana:   P = Angka persentase
                  F = Frekuensi jawaban responden
                  N = Jumlah responden

b.    Rata-rata ( Mean )
M = xi
         N
Dimana : M = Rata-rata
                   X = Nilai / Harga
                   N = Jumlah data
c.    Menentukan standar deviasi



2.     Analisis Statistik Inferensial
a.     Uji Normalitas Data
Untuk mengetahui kenormalan data tentang hubungan motivasi kerja dan peningkatan kinerja pegawai diuji normalitas. Uji normalitas yang digunakan adalah rumus dasar chi kuadrat oleh sugiono (2005:265) dengan rumus sebagai berikut :
X2   =
Dimana :     X2  : Chi Kuadrat
                     Fo : Frekuensi yang diobservasi
                     Fh : Frekuensi yang diharapkan
b.     Analisis Korelasi Product Moment
Digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y. Rumus korelasi yang digunakan:
 




Dimana :        rxy = Koefisien Korelasi
                        X = Nilai Variabel X
                        Y = Nilai Variabel Y

Setelah persamaan regresinya didapatkan, maka dapat digunakan dalam analisis selanjutnya, yaitu untuk menguji apakah regresi yang dihasilkan mempunyai pengaruh yang bermakana atau tidak dengan kriteria pengujian:
     Jika Fhitung > Ftabel  berarti Ho ditolak.
     Jika Fhitung < Ftabel  berarti Ho diterima.
Derajat kesalahan atau derajat bebas (db) untuk menguji F tersebut pada alpa (œ) = 0,05 persen.

F.     Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
1.    Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya kerancuan dan menafsirkan variabel yang diteliti, dibawah ini akan dijelaskan pengertian variabel secara operasional.  Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah: 
a.    Motivasi kerja adalah dorongan atau keinginan pegawai melaksanakan aktivitas kerja sesuai dengan tugasnya yang dilandasi rasa tanggung jawabdalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Adapun indikator variabel yaitu:
1.    Prestasi, merupakan keinginan untuk melaksanakan tugas secara bertanaggung jawab guna mencapai hasil maksimal.
2.     Penghargaan, merupakan pengakuan atas prestasi kerja yang diperoleh baik dari pimpinan maupun rekan sekerja sehingga memberi kepuasan batin sekaligus memberi semangat untuk lebih berprestasi.
3.     Tantangan, merupakan kegairahan dalam melaksanakan tugas yang sifatnya menantang untuk dikerjakan, baik dalam berfikir maupun berbuat.
4.     Tanggung jawab, merupakan rasa ikut serta dalam menjaga kesuksesan pelaksanaan tugas organisasi sebagai organisasi yang bersifat pelayanan.
5.     Pengembangan, merupakan keinginan untuk mengembangkan kemampuan atau pengalaman demi peningkatan kinerja.
6.     Keterlibatan, merupakan rasa ikut bertanggung jawab dalam setiap aktifitas kantor, seperti halnya dalam proses pengambilan keputusan.
7.     Kesempatan, merupakan terbukanya kesempatan untuk maju sehingga memberi keinginan untuk memanfaatkan setiap kesempatan untuk pengembangan diri.
b.     Kinerja pegawai dapat diartikan sebagai hasil kerja seseorang pegawai dalam arti bahwa hasil kerja tersebut dapat dibandingkam dengan standar atau patokan baku yang telah ditentukan. Adapun indikatornya adalah:
1.    Efektif dan Efesiensi, dikatakan efektif apabila suatu tujuan tertentu dapat dicapai dan dikatakan efesien apabila hal itu memuaskan sebagai pendorong tercapainya tujuan.
2.    Otoritan dan Tanggung jawab, otoritas adalah wewenang yang dimiliki seseorang untuk memerintah orang lain (bawahannya) untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepada masing-masing bawahan dalam organisasi, sedangkan tanggung jawab adalah kewajiban menanggung atau memikul segala-galanya yang menjadi tugas dengan segala akibat daripada tindakan yang baik maupun yang buruk.
3.    Disiplin artinya ketaatan kepada hukum atau peraturan yang berlaku dalam suatu instansi atau kantor.
4.    Inisiatif adalah daya fikir, kreatifitas dalam bentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi.

2.     Pengukuran Variabel
Untuk mengukur variabel penelitian ini digunakan angket ordinal, yang mana kedua variabel bail variabel motivasi kerja (x) maupun variabel kinerja pegawai (Y) diukur dengan menggunakan patokan interprestasi nilai r dari Sugiono (2005:149) sebagai berikut:



Tabel 1. Interprestasi Koefisien Korelasi (r)

Internal Koefisien                                    Tingkat Pengaruh

 0,000 – 0,199                                    Sangat Lemah
 0,200 – 0,399                                    Lemah
 0,400 – 0,599                                    Sedang
 0,600 – 0,799                                    Kuat
 0,800 – 1,000                                    Sangat Kuat










BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.     Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1.    Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Camat Burau
Kecamatan Burau terbentuk pada tahun 1993 oleh Bapak Bupati Luwu. Kecamatan  Burau  juga merupakan pemekaran dari Kecamatan Wotu, hal ini di karenakan masalah  penduduk dan wilayah  yang sudah melewati batas. Dalam pemerintahannya Camat pertama yaitu Drs. Lukman Kasim dari tahun 1993-1998  yang sekarang menjadi kepala perhubungan Kab. Luwu Timur , Camat kedua yaitu Drs. Muh. Sabar  dari tahun 1998-2000  yang sekarang  menjadi asisten II  Kab. Luwu Timur, Camat ketiga yaitu Nasruddin S.sos (Almarhum), Camat  keempat yaitu Halsen, S.ip  dari  tahun 2004-2007 dan sekarang menjadi  Kepala Bagian Pemerintahan Kab. Luwu Timur, Camat kelima yaitu Drs.Ansar Rahman  dari tahun 2007-2008  yang sekarang menjadi Sekertaris Dinas Pertambangan, Camat keenam yaitu Moh. Salaman S.STP. Msi, dari tahun 2008-2010 yang sekarang menjadi Camat Kalaena Kab. Luwu Timur, dan Camat yang menjabat  2010 sampai sekarang yaitu Irawan Kangiden, S.IP. M.si mutasi dari Camat Towuti.  
33
            Kecamatan Burau merupakan salah satu  kecamatan di Kabupaten Luwu Timur, dengan luas wilayah  256,23 km, kecamatan yang terletak di sebelah barat ibu kota kabupaten luwu timur ,kecamatan burau berbatasan dengan kecamatan tomoni di sebelah utara, kecamatan wotu sebelah timur, sebelah selatan  berbatasan dendan teluk bone .dan di sebelah barat berbatasan dengan kabupaten luwu utara. Kecamatan Burau terdiri dari 14 desa/kelurahan yang kesemuanya berstatus desa definitife. Menurut klasifikasi desa, terdiri dari 12 desa Swakaria, 2 desa swasembada. Wilayah kecamatan  Burau  sebagian wilayah merupakan daerah pesisir, karena 4 dari 14 desanya merupakan wilayah pantai dan 10 desa merupakan wilayah bukan pantai. Secara tofografi wilayah kecamatan burau merupakan daerah datar , karena kesembilan desanya merupakan daerah datar dan lima desa yang tergolong daerah berbukit-bukit.

1.      Penduduk
Kepadatan penduduk di Kecamatan burau tahun  2006 tergolong tinggi yaitu sekitar 112 orang perkilometer  persegi .karena jauh berada diatas rata-rata  Kabupaten Luwu Timur yang  berkisar 32 orang perkilometer persegi .Desa  yang terpadat penduduknya adalah desa lagego dengan kepadatan penduduk 263 orang perkilometer persegi ,sedang paling rendah adalah desa lanosi dengan kepadatan sekitar 55 orang perkilometer persegi.
Pada tahun 2006  jumlah penduduk di kecamatan Burau sebanyak 28.782 orang yang terbagi ke dalam 6.111 rumah tangga ,dengan rata-rata penduduk dalam satu rumah tangga sebanyak 5 orang. Pada tahun 2007 jumlah laki-laki  lebih banyak dengan permpuan .Laki-laki sebanyak 14.864 orang dan permpuan sebanyak 13.918 orang ,sehingga rasio jenis kelaminnya sebesar 106.80 yang artinya dari 100 wanita terdapat  sekitar 107 laki-laki.
Sementara  itu,laju pertumbuhan  penduduk  dari tahun 2006-2007 sebesar 0.31 persen pertahun. Selajutnya penduduk menurut kelompok umur sekolsh SD (7-12 tahun)  sebanyak 4.200 orang,  penduduk usia sekolah SLTP (13 -15 tahun) sekitar 1.665 orang dan penduduk usia sekolah SLTA (16-18 tahun) sekitar 1.651 orang.

2.     Pendidikan                            
Fasilitas  pendidikan di kecamatan Burau relative lengkap. Sarana pendidikan informal (Taman kanak-kanak/TK) dan sarana pendidikan formal dari tingkat SD sampai SLTA  telah tersedia. Pada tahun 2006, jumlah TK di Kecamatan Burau sebanyak 14 buah , sedangkan jumlah  SD dan SLTP masing- masing 18 dan 5 sekolah. Sementara itu,SLTA hanya 3 sekolah .
Rasio murid guru memberikan gambaran rata- rata banyaknya murid yang di ajar oleh seorang guru. Angka rasio ini dapat  digunakan untuk mengukur tingkat  efektifitas guru dalam proses belajar mengajar. Pada tahun ajaran 2006 rasio murid guru SD sebesar 28 murid setiap guru angka ini meningkat di bandingkan tahun  2007 sebesar 26 murid setiap guru. Sementara itu, rasio siswa guru untuk jenjang pendidikan SLTP mengalami penurunan di banding tahun  2006, yaitu dari 14 siswa setiap guru, menjadi 10 siswa setiap Guru.
3.      Kesehatan
Fasilitas kesehatan di kecamatan burau masih terhitung minim. Dari 14 desa hanya terdapat satu buah puskesmas terletak di desa burau, sedangkan puskesmas pembantu (pustu) berjumlah 10 buah. Kemudian, hanya terdapat 2 tempat praktek dokter, 14 tempat praktek bidan, di samping itu polindes hanya terdapat 1 buah Tenaga medis yang tersedia di kecamatan burau adalah hanya 2 dokter, 14 bidan, 14 bidides, 30 dukun bayi terlatih dan 14 dukun bayi belum terlatih.  Kondisi kesehatan masyarakatnya agaknya perlu mendapatkan perhatian swerius, karena pada tahun 2006 pada umumnya desa di kecamatan burau telah terjangkit wabah penyakit muntaber/ diare dan infeksi saluran pernafasan. Selain itu, keterbatasan kemampuan ekonomi masyarakat masih cukup tinggi, hal ini terlihat dari banyaknya keluarga pra- sejhtra sekitar 1.490 keluarga. 1.578 keluarga yang memiliki surat miskin dan kartu sehat.




4.     Perumahan dan lingkungan
Sebagian besar bangunan rumah di kecamatan burau masih belum permanen yaitu sebanyak 4.801 rumah, sedangkan rumah permanen sebanyak 1.242 rumah. Pada umumnya masarakat kecamatan memiliki kondisi pembuangan sampah keluarga relative baik, karena di kecamatan ini sebagian besar penduduknya telah membuang sampah  dalam lubang dan dibakar. Sedangkan untuk tempat buang air besar pada umumnya sudah menggunakan jamban sendiri dan memiliki saluran pembuangan limbah cair.  Rumah tangga pelanggan listrik PLN di keamatan burau cukup besar sebanyak 2.810 rumah tangga yang tersebar desa kecuali desa cendana dan batu putih, sedangkan sebanyak 3.232 rumah tangga menggunakan listrik non- PLN.                                                                     
5.     Agama
 Mayoritas penduduk kecamatan burau beragama islam. Kondisi  ini antara lain dapat di lihat dari banyaknya tempat ibadah bagi umat islam seperti mesjid sebanyak 46 buah dan mushallah/langgar sebanyak 6 buah .Selain itu penduduk kecamatan burau terdapat komunitas masyarakat yang memeluk agama Kristen dan hindu dengan jumlah tempat ibadah berupa gereja sebanyak 30 buah dan sebanyak 3 buah. 


6.      Pertanian dan perkebunan 
 Lahan di kecamatan burau sebagian besar merupakan lahan bukan sawah dengan luas  23.238.00 ha  atau 90,69 persen. Produksi buah- buahan yang banyak di kecamatan burau adalah buah durian. Kecamatan burau merupakan produsen tanaman perkebunan paling potensial  dengan luas tanam sebesar 8.000 ha dengan produksi sebesar 7.486.00 selama tahun 2007.

7.      Peternakan dan Perikanan  
Sapi merupakan ternak besar terbanyak yang terdapat di kecamatan burau, sebanyak 896 ekor, sedangkan kerbau dan kuda masing-masing 32 dan 7 ekor saja. Sementara itu, ternak kecil yang paling banyak adalah ternak babi 1.212 ekor, kemudian kambing vsebanyak 27.246 ekor, sedangkan itik dan ayam buras masing- masing sebanyak 3.520 dan 4.300 ekor. Kecamatan burau adalah salah satu kecamatan yang ada di pesisir teluk bone, sehingga daerah ini potensi terhadap perikanan laut dengan total produksi yang di hasilkan selama tahun 2007 sebanyak 1.977,23 ton ikan. Disamping perikanan laut daerah ini juga potensi terhadap bududaya ikan dengan luas areal tambak sebesar 440.00 ha dan luas areal kolam sebesar 9 ha.


8.      Perdagangan dan Hotel
 Untuk menunjang kegiatan perekonomian penduduk kecamatan burau, sampai dengan tahun 2007 terdapat sebanyak 452 buah took/warung. 114 buah rumah makan/ kedai makan minum dengan di tunjang 19 koerasi non- KUD.

9.      Transportai dan Komunikasi
Fasilitas transportasi dan komunikasi angat erat hubungannya  dengan kondisi social ekonomi sebuah masyarakat, kondisifasilitas transportasi dan komunikasi di kecamatan burau relative masih kurang, hal ini tercermin dari masih kurangnya fasilitas komunikasi yaitu hanya 2 wartel, 683 pemilik televise dan tidak ada pelanggan telepon. Namun kondisi jalaan relative baik, dari 14 desa, hanya terdapat 2 desa yang jalannnya belum beraspal/beton, sedangkan di lihat dari kondisi jalannya pada umumnya berada dalam  kondisi sedang.

10.   Penggalian
Kecamatan burau memiliki potensi tambang dan penggalian yaitu batu/koral, pasir dan tanah liat, potensi tambang batu/koral terdap[at di desa jalajja, sedangkan potensi penggalian pasir terdapat pada 2 desa yaitu desa lumbewe dan jalajja. Sementara itu, penggalian tanah liat terdapat di desa lanosi.

B.    Struktur Organisasi
1.    Struktur dan Susunan Organisasi
Struktur organisasi sangat penting untuk mencapai tujuan perusahaan di mna struktur organisasi ini bertujuan untuk dapat melihat gambaran yang jelas akan wewenang, tugas dan tanggung jawab dan setiap bagian- bagian dalam kantor camat burau. Struktur organisasi merupakan pedoman kantor dalam menjalankan system informasi yang mengetahui tugas dan tanggung jawab masing- masing bagian serta mengetahui posisi yang satu dengan yang lainnya dan hubungan dapat terlaksana dengan baik.
                    STRUKTUR ORGANISASI
CAMAT

JABATAN FUNGSIONAL
SEKCAM
Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub. Bagian Perencanaan dan Keuangan.
Seksi Tata Pemerintahan
Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Seksi Ketentraman dan ketertiban
Desa
Kelurahan
 














2.     Tugas dan Tanggung Jawab kantor Camat Burau

1.     Camat   
Kecamatan dipimpin  oleh  seorang  camat yang  mempunyai  tugas  pokok  memimpin kecamatan dalam membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan  kewenangan pemerintahan yang di limpahkan  oleh bupati di bidang  pemerintahan, ketentraman dan ketertiban. Pembangunan masyarakat desa/kelurahan, perekonomian, kesejahteraan rakyat, pemberdayaan masyarakat, pelayanan masyarakat serta pembinaan secretariat kecamatan .
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana yang di maksud pada ayat 1  tentang uraian tugas camat sebagai berikut :
a.     Mengkoordinasikan  kegiatan pemberdayaan masyarakat
b.     Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan   umum
c.      Membina penyelenggaraan pemerintahan desa
d.     Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya
e.     Membina dan mengarahkan sekretaris kecamatan, para kepala subbagian dan   kepala seksi dalam melaksanakan tugasnya
f.       Melakukan pembinaan dan pengendalian atas pengelolaan rumah tangga, administrasi kepegawaian, perlengkapan dan peralatan (asset) dan keuangan kecamatan
g.     Melakukan pembinaan terhadap kedisiplinan dan peningkatan kualitas pegawai dalam lingkup kecamatan
h.     Menyelenggarakan  koordinasi dengan instansi atau unit kerja terkait
i.       Menilai prestasi kerja sekertaris kecamatan, para kepala sub bagian dan  kepala seksi dalam rangka pembinaan dan pengembangan karir
j.       Melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh Bupati
k.      Dalam melaksanakan tugasnya  bertanggung jawab  kapada Bupati melalui sekertaris daerah.

2.     Sekcam  (Sekartaris Camat)
Sekertaris camat mempunyai tugas dan kewajiban membina, mengkoordinasikan dan maelaksanakan kegiatan  di bidang urusan umum dan kepegawaian, perencanaan dan pelaporan administrative kepada semua unsure dalam  lingkup kecamatan. Adapun tugas sekcam adalah sebagai berikut:
a.    Menyusun rencana program  dan kegiatan sekertariat  kecamatan sebagai pedoman pelaksanaan tugas
b.    Melaksanakan surat  menyurat untuk kepentingan  dinas
c.    Menerima, meneliti, mengagenda, dan  mendistribusikan surat-surat  masuk dan surat keluar 
d.    Mengelolah  urusan rumah tangga
e.    Mengelolah urusan administrasi keuangan
f.     Mengelolah urusan administrasi kepegawaian
g.    Mengelolah urusan administrasi perlengkapan dan peralatan
h.    Mengkoordinasikan  penyusunan  laporan pelaksanaan  program/ kegiatan 
i.      Melaksanakan  tugas  lain yang di berikan  oleh camat
j.      Dalam melaksanakan  tugasnya  bertanggung jawab kepada camat

3.     Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian
Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai  tugas dan kewajiban menyiapkan bahan dan melaksanakan  urusan umum dan kepegawaian  meliputi pengelolaan urusan rumah tangga, surat menyurat, kearsipan, tata laksana, perlengkapan, kepegawaian dan tugas umum lainnya. Adapun tugas dari sub bagian umum dan kepegawaian sebagai berikut:
a.     Menyusun rencana program dan kegiatan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian sebagai pedoman pelaksanaan tugas
b.     Mengelolah dan melaksanakan urusan rumah tangga dan protocol
c.      Mengelolah dan melaksanakan urusan kepegawaian
d.     Mengelolah dan melaksanakn urusan perlengkapan dan asset
e.     Mengelolah dan melaksanakan urusan surat menyurat  dan kearsipan
f.       Mengelolah  dan melaksanakan urusan ketatalaksanaan
g.     Mengelolah  dan melaksanakan urusan umum lainnya
h.     Melaksankan  tugas lain sesuai dengan kewenangan dan bidang tugas yang di berikan oleh camat.

4.     Sub. Bagian Perencanaan dan Keuangan
Berdasarkan  peraturan Buapati Luwu Timur  no.25 tahun 2008  tentang tugas pokok dan rincian  tugas jabatan structural kecamatan burau dimana di sebutkan  tugas kepala sub bagian perencanaan dan keungan mempunyai tugas dan kewajiban sebagai  berikut :
a.     Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang  perencanaan dan keuangan.
b.     Pemberian  dukungan atas pelaksanaan tugas di bidang  perencanaa  dan keungan
c.      Pembinaan dan pelaksanaan  tugas di bidang perencanaan dan keuangan 
d.     Pelaksanaan  tugas lain yang di berikan  oleh camat  sesuai dengan tugas dan fungsinya
e.     Menghimpun  dan mempersiapkan   bahan  penyusunan  rencana
f.       Mengkoordinasikan  penyusunan rencana  anggaran tahunan kecamatan
g.     Mengelolah  dan melaksanakan verifikasi  anggaran 
h.     Mengelolah dan melaksanakan pembukuan  dan pelaporan  keuangan

5.     Seksi Tata Pemerintahan
 Kepala seksi tata pemerintahan mempunyai tugas dan kewajiban membantu camat dalam membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan tugas dibidang pemerintahan.tugas kepala seksi tata pemerintahan adalah sebagai berikut:
a.     Menyusun rencana program dan kegiatan seksi pemerintahan sebagai pedoman pelaksanaan tugas
b.     Menyelenggarakan fasilitas pemilihan kepala desa dan badan perwakilan desa
c.      Menyelenggarakan lomba atau penilaian desa atau kelurahan tingkat kecamatan
d.     Menyelenggarakan fasilitas kerja sama antar desa/kelurahan danpenyelesaian perselisihan antara desa
e.     Memfasilitasi penataan desa/kelurahan dan penyusunan peraturan desa
f.       Melaksanakan kegiatan adminitrasi kependudukan inventarisasi aset daerah atau kekayaan daerah lainnya yang ada diwilayah kerjanya
g.     Menyelenggarakan koordinasi dengan instansi atau unit kerja terkait
h.     Memantau, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan
i.       Melaksanakan evaluasi dan menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan seksi pemerintahan
j.       Melaksanakan tugas lain sesuai dengan kewenangan dan bidang tugas yang diberikan oleh camat
k.      Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada camat melalui sekertaris camat

6.     Seksi PMD (Pemberdayaan  Masyarakat  Desa)
Seksi pemberdayaan masyarakat Desa mempunyai tugas menyusun  rencana melaksanakan  pembinaan pembangunan  ,pembinaan kesejahteraan  sosial, sarana dan prasarana, pelayanan umum, perekonomian, produksi, distribusi, serta pembinaan  lingkungan hidup. Uraian tugas di maksud pada pasal 7 ayat 1 keputusan ini: 
a.    Menyusun  rencana  dan program kerja sebagai pedoman
b.    Memberikan petunjuk  kepada  bawahan  agar  pelaksanaan  tugas dapat  berjalan dengan lancer
c.    Membagi  tugas kepada  bawahan  sesuai  bidangnya agar  pelaksanaan tugas  dapat berjalan  dengan lancar 
d.     Menilai hasil  kerja bawahan  dengan cara mengevaluasi hasil pelaksanaan  tugas
e.    Merencanakan  dan melaksanakan  pembinaan  pembangunan  sarana dan prasarana pelayanan  umum bagi masyarakat
f.     Merencanakan dan menyusun  serta mengevaluasi  program pelaksanaan  kegiatan  perekonomian  masyarakat  serta peningkatan kesehatan  masyarakat dan  keluarga  berencana  lintas  kelurahan  dan desa  
g.    Membuat   laporan  sebagai  bahan  pertanggung  jawaban  pelaksanaan  tugas
h.    Merencanakan dan menyelenggarakan serta mengevaluasi pelaksanaan  kegiatan  pencegahan dan penanggulangan bencana alam.

7.     Seksi Trantib
Seksi ketentraman  dan ketertiban   mempunyai  tugas  rencana, penyelenggaraan  urusan  pembinaan  ketentraman   dan ketertiban, pembinaan  idiologi  dan politik  dalam negri dan membuat  laporan  pelaksanaan tugas. Uraian  tugas  sebagaimana  di maksud   pada pasal 6 ayat 1:
a.     Melaksanakan  pembinaan  ketentraman  dan ketertiban  dengan  kordinasi  instansi
b.     Melakukan kegiatan pembinaan kordinasi perencanaan  pembangunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan lintas  kelurahan  dan desa.
c.      Mempersiapkan  bahan   dan  tata  untuk  pembinaan  idiologi  Negara , kesatuan  bangsa dan  peningkatan partisipasi politik masyarakat  lintas   kelurahan dan desa
d.     Menyelenggarakan musyawarah pembangunan temu karya unit  daerah  kerja  pembangunan  (UDKP) 
e.     Menyusun  rencana  dan pedoman kerja sebagai pedoman
f.       Memberikan petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas sesuai  dengan tujuan  yang hendak di capai
g.     Membagi tugas  bawahan  sesuai dengan bidangnya  agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar.

C.        Pengolahan Data
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai diKantor Camat Burau, digunakan instrumen kuesioner atau angket sebagai tekhnik pengumpul data utama, disamping pengumpul data lainnya yang telah disebutkan terdahulu. Untuk jelasnya penyajian dan pengolahan data dapat dilihat pada tabel-tabel berikut:


1.         Motivasi kerja
a.    Prestasi
Prestasi merupakan keinginanan untuk melaksanakan tugas secara bertanggung jawab  guna mencapai hasil maksimal. Dengan keinginan berprestasi akan menjadikan seseorang dapat sukses dalam melaksanakan tugasnya. Untuk mengetahui apakah pegawai dapat menyelesaikan tugas-tugas sampai tuntas dapat dilihat pada tabel 3:
Tabel 3. Tugas-tugas Terselesaikan Sampai Tuntas

Options              Kategori Jawaban                   Frekuensi             Persentase

  a                       Selalu                                         19                       63,33
  b                       Sering                                         10                       33,34
  c                       Kadang-kadang                            1                         3,33
  d                       Tidak Pernah                                 0                         0,00

 Jumlah                                                                 30                     100,00
Sumber: Olahan data angket No.1

Tabel 3 menunjukkan  bahwa pegawai di Kantor Camat Burau menyelesaikan tugas-tugas sampai tuntas. Hal ini didasarakan atas 30 responden, dimana sebanyak 19 atau 63,33 persen  menyatakan bahwa mereka selalu menyelesaikan tugas-tugas sampai tuntas, 10 responden atau 33,34 persen menyatakan sering, 1 responden atau 3,33 persen yang menyatakan kadang-kadang dan tidak ada satupun responden yang mengatakan tidak pernah menyelesaikan tugas-tugas sampai tuntas. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa tingkat prestasi pegawai dalam menyelesaikan tugasnya sebagian besar sangat baik.
Untuk mengetahui apakah pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai harapan pimpinan dapat dilihat pada tabel 4:
Tabel 4. Menyelesaikan Pekerjaan Sesuai Harapan Pimpinan

Options              Kategori Jawaban                   Frekuensi             Persentase

  a                       Selalu                                         14                       46,67
  b                       Sering                                         12                       40,00
  c                       Kadang-kadang                             4                       13,33
  d                       Tidak Pernah                                 0                         0,00

 Jumlah                                                                 30                     100,00
Sumber: Olahan data angket No.2

Tabel 4 menunjukan bahwa sebagian besar pegawai atau sebanyak 14 responden atau 46,67 persen menyatakan selalu, 12 responden atau 40,00 persen menjawab sering, 4 responden atau 13,33 persen menjawab kadang-kadang, dan sama sekali tidak ditemukan responden yang menyatakan bahwa tidak pernah menyelesaikan pekerjaan sesuai harapan pimpinan. Hal tersebut menunjukan bahwa pegawai di Kantor Camat Burau sebagian besar selalu menyelesaikan pekerjaan sesuai harapan pimpinan.
Hal ini perlu disadari oleh pegawai bahwa dengan menyelesaikan pekerjaan sesuai harapan pimpinan merupakan suatu prestasi yang membanggakan yang dapat memotivasi diri dalam menyelesaikan pekerjaan selanjutnya. Untuk mengetahui apakah pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan rencana kerja, dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini:
Tabel 5. Menyelesaikan Pekerjaan Sesuai dengan Rencana Kerja

Options              Kategori Jawaban                   Frekuensi             Persentase

  a                       Menyelesaikan                            19                       66,67
  b                      Cukup Menyelesaikan                   10                       30,00
  c                      Kurang Menyelesaikan                   1                         3,33
  d                     Tidak Menyelesaikan                      0                         0,00

 Jumlah                                                                 30                     100,00
Sumber: Olahan data angket No.3
Tabel 5. Menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Camat Burau menyelesaikan pekerjaan sesuai rencana kerja. Hal ini dapat dilihat dari 20 responden atau 66,67 persen yang menjawab menyelesaian, 9 responden atau 30 persen yang menjawab cukup menyelesaikan, 1 responden atau 3,33 persen yang menjawab kurang menyelesaikan dan tidak ada satupun yang menjawab tidak pernah menyelesaikan sesuai dengan rencana kerja. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa sebagian besar pegawai selalu menyelesaikan pekerjaan sesuai rencana kerja. Hal ini berarti keinginan seorang pegawai untuk berprestasi sebagai bahan dari motivasi kerja akan menjadikan seorang pegawai dapat sukses dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
b.    Penghargaan
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi motivasi yaitu melalui pemberian penghargaan. Penghargaan akan rasa ingin dihargai dan juga merupakan pengawasan diri terhadap sektor penghargaan prestise dari pegawai dan masyarakat. Untuk mengetahui apakah pemberian penghargaan dapat mempengaruhi motivasi pegawai dalam melaksanakan tugasnya dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini:
Tabel 6. Pemberian Penghargaan dapat Mempengaruhi Motivasi Pegawai

Options              Kategori Jawaban                   Frekuensi             Persentase

  a                       Mempengaruhi                           21                       70,00
  b                      Cukup mempengaruhi                  9                        30,00
  c                      Kurang mempengaruhi                 0                          0,00
  d                     Tidak mempengaruhi                    0                          0,00

 Jumlah                                                                 30                     100,00
Sumber: Olahan data angket No.4

Tabel 6 menunjukkan bahwa 21 reponden atau 70 persen yang menyatakan mempengaruhi, 9 responden atau 30 persen yang menyatakan cukup mempengaruhi, dan tidak terdapat responden yang menyayakan kurang mempengaruhi serta tidak mempengaruhi. Dengan demikian dapat di nyatakan bahwa pemberian penghargaan mempengaruhi motivasi pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang sebagian besar menyatakan mempengaruhi yaitu sebanyak 21 responden atau 70,00 persen. Hal ini sesuai dengan pernyataan kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, Amran Akmal S.Stp (26 Mei 2011), mengatakan bahwa:
Salah satu apresiasi dari Kantor kepada pegawai untuk dapat memotivasi pegawai yaitu dengan memberikan kesempatan kepada pegawai melanjutkan pendidikan formal, pemberian penghargaan terhadap pegawai berdasarkan masa pengabdian. Bentuk penghargaan yang biasa diberikan seperti promo jabatan dan kenaikan gaji.

Untuk mengetahui apakah dengan promosi jabatan dapat mempengaruhi motivasi pegawai dalam meningkatkan kinerja, dapat dilihat pada tabel 7:





Tabel 7. Promosi Jabatan dapat Mempengaruhi Peningkatan Kinerja

Options              Kategori Jawaban                   Frekuensi             Persentase

  a                       Mempengaruhi                            22                       73,34
  b                      Cukup mempengaruhi                   8                        26,66
  c                      Kurang mempengaruhi                  0                          0,00
  d                      Tidak mempengaruhi                    0                          0,00

 Jumlah                                                                 30                      100,00
Sumber: Olahan data angket No.5

Berdasarkan tebel 7 maka dapat di simpulkan bahwa dengan adanya pemberian promosi jabatan kepala pegawai, dapat mempengaruhi motivasi bagi pegawai tersebut dalam meningkatkan kinerja. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar pegawai yaitu 22 responden atau 73,34 persen yang menyatakan mempengaruhi, 8 responden atau 26,66 persen yang menyatakan cukup mempengaruhi, dan tidak terdapat responden yang menyatakan kurang mempengaruhi serta tidak mempengaruhi. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa promosi jabatan membawa pengaruh besar kepada pegawai dalam meningkatkan kinerjanya.

c.    Tantangan
Tantangan yang dihadapi seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan kadang merupakan motivator kuat untuk mengatasinya. Tantangan demi tantangan biasanya akan menumbuhkan aktivitas kegairahan untuk mengatasinya. Untuk mengetahui apakah pegawai menyukai pekerjaan yang bersifat rutinitas, dapat dilihat pada tabel 8 berikut:
Tabel 8. Menyukai Pekerjaan yang Bersifat Rutinitas

Options              Kategori Jawaban                   Frekuensi             Persentase

  a                       Menyukai                                    9                         30,00
  b                      Cukup Menyukai                        14                        46,67
  c                       Kurang Menyukai                        6                        20,00                               
  d                      Tidak Menyukai                           1                          3,33

 Jumlah                                                                 30                     100,00
Sumber: Olahan data angket No.6

Tabel 8 menunjukkan bahwa 9 responden atau 30 persen yang menjawab menyukai, 14 responden atau 46,67 persen yang menjawab cukup menyukai, 6 responden atau 20 persen yang menjawab kurang menyukai dan masih ada 1 responden atau 3,33 persen yang menjawab tidak menyukai pekerjaan yang bersifat rutinitas. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pegawai cukup menyukai pekerjaan yang bersifat rutinitas. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang sebagian besar menyatakan cukup menyukai yaitu sebanyak 14 responden atau 46,67 persen.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Camat Burau memiliki motivasi yang kuat dalam menylesaikan pekerjaannya walaupun pekerjaan tersebut sifatnya rutinitas. Hal ini disadari oleh pegawai bahwa pekerjaan yang sifatnya rutinitas merupakan suatu tantangan yang dapat memacu pegawai untuk lebih meningkatkan kinerjanya. Untuk mengetahui apakah pegawai menyukai pekerjaan yang menuntut kreatifitas terbuat, dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini:
Tabel 9. Menyukai Pekerjaan yang Menuntut Kreativitas Berbuat

Options              Kategori Jawaban                   Frekuensi             Persentase

  a                       Menyukai                                    21                       70,00
  b                      Cukup menyukai                           9                        30,00
  c                      Kurang menyukai                          0                          0,00
  d                      Tidak menyukai                            0                          0,00

 Jumlah                                                                 30                     100,00
Sumber: Olahan data angket No.7

Tabel 9 menunjukkan 21 responden atau 70 persen yang menjawab menyukai, 9 responden 30 persen yang menjawab cukup menyukai, dan tidak ada satupun responden yang kurang dan tidak menyukai pekerjaaan yang menuntut kreativitas berbuat. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pegawai menyukai pekerjaan yang menuntut kreativitas berbuat. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang sebagian besar menyatakan cukup menyukai yaitu sebanyak 21 responden atau 70 persen. Kebanyakan pegawai di Kantor Camat Burau menyukai pekerjaan yang menuntut kreativitas berbuat, karna pegawai sadar bahwa didalam bekerja kita selalu dituntut untuk berfikir kreatif demi mencapai suatu hasil yang maksimal.

d.    Tanggung Jawab
Rasa ikut memiliki akan menimbulkan motivasi untuk turut merasa bertanggung jawab. Rasa tanggung jawab trsebut dilandasi kesadaran akan tugas yang diberikan untuk dilaksanakan secara maksimal sesuai kemampuan yang dimiliki. Untuk mengetahui apakah pegawai senantiasa menyerahkan tugas kantor kepada teman kerjanya untuk dilasanakan, dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini:







Tabel 10.  Menyerahkan Tugas Kantor kepada Teman Kerjanya     untuk  diselesaikan

Options              Kategori Jawaban                   Frekuensi             Persentase

  a                       Tidak Pernah                               11                       36,67
  b                       Kadang-kadang                           17                       56,67
  c                       Sering                                           2                         6,66
  d                       Selalu                                            0                         0,00

 Jumlah                                                                 30                     100,00
Sumber: Olahan data angket No.8

Tabel 10 menunjukkan bahwa 11 responden atau 36,67 persen yang menyatakan tidak pernah, 17 responden atau 56,67 persen yang menyatakan kadana-kadang, 2 responden atau 6,66 prsen yang menyatakan sering, dan tidak terdapat seorang pun responden yang menyatakan selalu. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kadang-kadang pegawai kurang memiliki tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang sebagian besar menyatakan kadang-kadang yaitu sebanyak 17 responden atau 56,67 persen. Untuk mengetahui apakah pegawai senantiasa membantu rekan kerjanya menyelesaikan pekerjaan jika tidak ada lagi pekerjaannya, dapat dilihat pada tabel berikut ini:



Tabel 11.     Membantu Rekan Kerja Menyelesaikan Pekerjaan Jika         tidak ada lagi Pekerjaannya

Options              Kategori Jawaban                   Frekuensi             Persentase

  a                       Selalu                                            5                       16,67
  b                       Sering                                          10                       33,33
  c                       Kadang- kadang                           15                       50,00
  d                      Tidak Pernah                                  0                         0,00

 Jumlah                                                                  30                     100,00
Sumber: Olahan data angket No.9

Tabel 11 menunjukkan bahwa 5 responden atau 16,67 persen yang menyatakan selalu, 10 responden atau 33,33 persen yang menyatakan sering, 15 responden atau 50 persen yang menyatakan kadang-kadang, dan tidak terdapat seorang pun responden yang menyatakan tidak pernah. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kadang-kadang pegawai membantu rekannya dalam menyelesaikan pekerjaan jika tidak ada lagi pekerjaannya. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang sebagian yang sebagian besar menyatakan kadang-kadang yaitu sebanyak 15 responden atau 50 persen. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Camat Burau memiliki ras a solodaritas yang tinggi dengan merasa ikut memiliki atau bertanggung jawab terhadap tugas rekannya.


e.     Pengembangan
Pengembangan kemampuan seseorang baik dari pengalaman kerja atau kesempatan untuk maju dapat merupakan motivator kuat bagi pegawai untuk bekerja lebih giat atau lebih bergairah. Apalagi jika pengembangan dari organisasi selalu dikaitkan dengan prestasi atau produktifitas kerja yang dicapai pegawai. Untuk mengetahui apakah pegawai senantiasa belajar untuk mengembangkan kemampuan kerjanya, dapat dilihat pada tabel 12 sebagai berikut ini:
Tabel 12. Senantiasa Belajar untuk Mengembangkan Kemampuan Kerjanya

Options              Kategori Jawaban                   Frekuensi             Persentase

  a                       Selalu                                          20                       66,67
  b                       Sering                                           5                       16,67
  c                       Kadang- kadang                            5                       16,67
  d                      Tidak Pernah                                 0                         0,00

 Jumlah                                                                  30                     100,00
Sumber: Olahan data angket No.10
Tabel 12 menunjukkan bahwa 20 responden atau 66,67 persen yang menyatakan selalu, 5 responden atau 16,67 persen yang menyatakan sering, 5 responden atau 16,67 menyatakan kadang-kadang dan tidak terdapat seorang pun responden yang menyatakan tidak pernah. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pegawai di Kantor Camat Burau selalu belajar untuk mengembangkan kemampuan kerjanya.
Hal ini terlihat dari jawaban responden yang sebagian besar menyatakan selalu yaitu sebanyak 20 responden atau 66,67 persen. Hal tersebut disadari oleh pegawai bahwa untuk meningkatkan kinerjanya, maka pegawai harus selalu belajar agar lebih kreatif dan berkualitas demi mencapai hasil yang maksimal.
Untuk mengetahui apakah pegawai melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan, dapat dilihat pada tabel 13 berikut:
Tabel 13. Melaksanakan Tugas Sesuai Tanggung Jawab yang diberikan

Options              Kategori Jawaban                   Frekuensi             Persentase

  a                       Sesuai                                         20                       66,67
  b                       Cukup sesuai                                 8                       26,67
  c                       Kurang sesuai                                2                         6,67
  d                       Tidak sesuai                                   0                         0,00

 Jumlah                                                                 30                     100,00
Sumber: Olahan data angket No.11

Tabel 13 menunjukkan bahwa 20 responden atau 66,67 persen yang menyatakan sesuai, 8 responden atau 26,67 persen yang menyatakan cukup sesuai, 2 responden atau 6,66 persen yang menyatakan kurang sesuai, dan tidak terdapat seorang pun responden yang menyatakan tidak sesuai. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pegawai di Kantor Camat Burau melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang sebagian besar menyatakan sesuai yaitu sebanyak 20 responden atau 66,67 persen. Seorang pegawai harus memiliki tanggung jawab yang tinggi dalam menyelesaikan pekerjaannya agar pekerjaan tersebut dapat selesai tepat waktu dan sesuai dengan yang diharapkan.
f.     Keterlibatan
Rasa ikut terlibat akan menumbukan rasa ikut bertsnggung jawab, rasa dihargai yang merupakan tantangan yang harus dijawab, melalui peran serta berprestasi, untuk pengembangan usaha maupun pengembangan pribadi. Adanya rasa keterlibatan bukan saja menimbulkan rasa untuk turut mawas diri, untuk bekerja lebih bauk, tetapi juga akan menghasilkan sesuatu yang berkualitas.
Untuk mengetahui apakah pegawai senantiasa mengemukakan pendapat kepada pimpinan, dapat dilihat pada tabel 13 berikut ini:



Tabel 14. Senantiasa Mengemukakan Pendapat Kepala Pimpinan

Options              Kategori Jawaban                   Frekuensi             Persentase

  a                       Selalu                                            5                       16,67
  b                       Sering                                           9                       30,00
  c                       Kadang- kadang                          16                       53,33
  d                      Tidak Pernah                                 0                         0,00

 Jumlah                                                                  30                     100,00
Sumber: Olahan data angket No.12

Tabel 14 menunjukkan bahwa 5 responden atau 16,67 persen menyatakan selalu, 9 responden atau 30 persen menyatakan sering, 16 responden atau 53,33 persen yang menyatakan kadang-kadang, dan tidak terdapat seorang pun responden yang menyatakan tidak pernah. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pegawai kadang-kadang ikut terlibat dalam setiap urusan kantor. Contohnya, dalam menngemukakan pendapat kepada pimpinan. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang sebagian besar menyatakan kadang-kadang yaitu sebanyak 16 responden atau 53,33 persen.
Dalam setiap rapat atau pertemuan pegawai di Kantor Camat Burau terkadang diminta oleh pimpina untuk mengeluarkan pendapatnya terhadap permasalahan yang terjadi dalam kantor serta bagaimana memajukan Kantor Camat Burau ke arah yang lebih baik. Untuk mengetahui apakah pegawai selalu di ikut sertakan dala proses pengambilan keputusan dalam organisasi, dapat dilihat pada tabel 15 berikut ini:
Tabel 15. Ikut Serta dalam Proses Pengambilan Keputusan

Options              Kategori Jawaban                   Frekuensi             Persentase

  a                       Selalu                                          14                       46,67
  b                       Sering                                         16                       53,33
  c                       Kadang- kadang                            0                         0,00
  d                      Tidak Pernah                                 0                         0,00

 Jumlah                                                                  30                     100,00
Sumber: Olahan data angket No.13

Tabel 15 menunjukkan bahwa 14 responden atau 46,67 persen yang menyatakan selalu, 16 responden atau 53,33 persen yang menyatakan sering, dan tidak terdapat seorang pun responden yang menyatakan kadang-kadang serta tidak pernah. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pegawai sering ikut serta dalam proses pengambilan keputusan dalam organisasi. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang sebagian besar menyatakan sering yaitu sebanyak 16 responden atau 53,33 persen.
Untuk mengetahui apakah pegawai senantiasa aktif dalam kegiatan kantor seperti mengadakan pembersihan lingkungan, dapat dilihat pada tabel 16 berikut ini :

Tabel 16. Senantiasa Aktif dalam Kegiatan Kantor, Seperti mengadakan Pembersihan  Lingkungan

Options              Kategori Jawaban                   Frekuensi             Persentase

  a                        Aktif                                              6                       20,00
  b                       Cukup aktif                                 11                        36,67
  c                       Kurang aktif                                12                        40,00
  d                       Tidak aktif                                     1                          3,33

 Jumlah                                                                  30                     100,00
Sumber: Olahan data angket No.14

Tabel 16 menunjukkan bahwa 6 responden atau 20 persen yang menyatakan aktif, 11 responden atau 36,67 persen yang menyatakan cukup aktif, 12 responden atau 40 persen yang menyatakan kurang aktif, dan satu responden atau 3,33 persen yang menyatakan tidak aktif. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pegawai kurang aktif dalam kegiatan kantor, seperti membersihkan lingkungan. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang sebagian besar menyatakan kurang aktif yaitu sebanyak 12 responden atau 36,67 persen.
Salah satu pegawai menyatakan bahwa kurang aktifnya pegawai dalam kegiatan kantor, seperti mebersihkan lingkungan karna Kantor Camat Burau tidak lagi menerapkan jumat bersih. Namun perlu diketahui bahwa Kantor CamatBurau memiliki tenaga kebersihan khusus sehingga kantor tetap bersih setiap hari.

g.     Kesempatan
Untuk mengetahui apakah pegawai senantiasa diikutkan dalam diklat dan semacamnya, dapat dilihat pada tabel 17 berikut ini:
Tabel 17. Senantiasa diikutkan dalam Diklat dan Semacamnya.

Options              Kategori Jawaban                   Frekuensi             Persentase

  a                       Selalu                                          3                        10,00
  b                       Sering                                         4                        13,33
  c                       Kadang-kadang                         19                        63,33
  d                      Tidak Pernah                               4                        13,33

 Jumlah                                                                30                      100,00
Sumber: Olahan data angket No.15

Tabel 17 menunjukkan bahwa 3 responden atau 10 persen yang menyatakan selalu, 4 responden atau 13,33 persen yang menyatakan sering, 19 responden atau 63,33 persen yang menyatakan kadang-kadang, 4 responden atau 13,33 persen menyatakan tidak pernah. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pegawai kadang-kadang diikutkan dalam diklat dan semacamnya. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang sebagian besar menyatakan kadang-kadang yaitu sebanyak 19 responden atau 63,33 persen.
Mengikuti diklat merupakan faktor penunjang yang dapat memotivasi pegawai dala meningkatkan dalam meningkatkan kinerjanya. Oleh karena itu, pegawai diberi kesempatan untuk selalu mengikuti diklat demi meningkatkan kualitasnya. Namun sebagian pegawai diKantor Camat Burau masih jarang diikutkan diklat bahkan ada yang sama sekali belum pernah diikutkan diklat, karena mengingat banyaknya pekerjaan kantor yang harus diselesaikan. Namun pada kesempatan berikutnya pegawai tersebut berhak mendapatkan kesempatan diikutkan dalm diklat.
Untuk mengetahui apakah pegawai berada dikantor pada saat jam kerja, dapat dilihat pada tabel 18 berikut ini:
 Tabel 18. Berada di Kantor Saat Jam Kerja

Options              Kategori Jawaban                   Frekuensi             Persentase

  a                       Selalu                                         20                        66,67
  b                       Sering                                          9                        30,00
  c                       Kadang-kadang                            1                          3,33
  d                      Tidak Pernah                                 0                          0,00

 Jumlah                                                                30                      100,00
Sumber: Olahan data angket No.16

Tabel 18 menunjukkan bahwa 20 responden atau 66,67 persen yang menyatakan selalu, 9 responden atau 30 persen yang menyatakan sering, 1 responden atau 3,33 persen yang menyatakan kadang-kadang dan tidak seorang pun responden yang menyatakan tidak pernah. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pegawai selalu berada dikantor pada saat jam kerja apabila tidak proyek keluar daerah. Hal ini terllihat dari jawaban responden yang sebagian yang menyatakan selalu yaitu sebanyak 20 responden atau 66,67 persen.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pegawai diKantor Camat Burau selau memamfaatkan setiap kesempatan untuk terus maju. Hal ini disadari oleh pegawai bahwa dengan berada dikantor saat jam kerja apabila tidak ada proyek diluar daerah akan memberikan kesempatan untuk memperoleh hasil maksimal.

h.     Kinerja Pegawai
a.    Efektivitas dan Efisiensi
Untuk mengetahui apakah pegawai mampu melaksanakan tugas yang diberikan secara cepat dan tepat, dapat dilihat pada tabel 19 berikut ini:



Tabel 19. Mampu Melaksanakan Tugas yang diberikan secara Cepat dan Tepat


Options              Kategori Jawaban                   Frekuensi             Persentase

  a                       Mampu                                         14                       46,67
  b                       Cukup Mampu                              16                      53,33
  c                       Kurang Mampu                               0                        0,00
  d                      Tidak Mampu                                  0                        0,00

 Jumlah                                                                   30                      100,00
Sumber: Olahan data angket No.17

Tabel 19 menunjukkan bahwa 14 responden atau 46,67 persen yang menyatakan mampu, 16 responden atau 53,33 persen yang menyatakan cukup mampu, dan tidak terdapat seorang pun responden yang menyatakan kurang mampu serta tidak mampu. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pegawai cuup mampu dalam melaksanakan tugas secara cepat dan  tepat. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang sebagian besar menyatakan cukup mampu yaitu sebanyak 16 responden atau 53,33 persen.
Untuk mengetahui apakah pegawai ditempatkan pada bagian atau unit kerja sesuai dengan keahliannya, dapat dilihat pada tabel 20 berikut ini:


Tabel 20. Ditempatkan pada Bagian/Unit Kerja Sesuai dengan Keahliaanya

Options              Kategori Jawaban                   Frekuensi             Persentase

  a                       Sesuai                                          11                       36,67
  b                       Cukup Sesuai                               16                       53,33
  c                       Kurang Sesuai                               2                         6,67
  d                      Tidak Sesuai                                  1                         3,33

 Jumlah                                                                   30                      100,00
Sumber: Olahan data angket No.18

Tabel 20 menunjukkan bahwa 11 responden atau 36,67 persen yang menyatakan sesuai, 16 responden atau 53,33 persen yang menyatakan cukup sesuai, 2 responden atau 6,67 persen menyatakan kurang sesuai, dan 1 responden atau 3,33 persen menyatakan tidak sesuai. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pegawai ditempatkan pada bagian/unit kerja cukup sesuai dengan keahliannya. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang sebagian besar menyatakan cukup sesuai yaitu sebanyak 16 responden atau 53,33 persen.
Untuk mengetahui apakah pegawai dalam melaksanakan tugas, sesuai dengan kemam[uan yang dimiliki, dapat dilihat pada tabel 21 berikut ini:

Tabel 21. Dalam Melaksanakan Tugas, Sesuai dengan Kemampuan  yang Dimiliki

Options              Kategori Jawaban                   Frekuensi             Persentase

  a                       Sesuai                                          15                      50,00
  b                       Cukup Sesuai                                13                      43,34
  c                       Kurang Sesuai                                1                         3,33
  d                      Tidak Sesuai                                   1                         3,33

 Jumlah                                                                   30                      100,00
Sumber: Olahan data angket No.19

Tabel 21 menunjukkan bahwa 15 responden atau 50 persen yang enyatakn sesuai, 13 responden atau 43,34 persen yang menyatakan cukup sesuai, 1 responden atau 3,33 persen yang menyatakan kurang sesuai, dan 1 responden atau 3,33 persen yang menyatakn tidak sesuai. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pegawai dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan emampuan yang dimiliki. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang sebagian besar menyatakn sesuai yaitu sebanyak 15 responden atau 50,00 persen.
Untuk mengetahui apakah pegawai dalam melaksanakan tugas mengikuti metode/prosedur yang sudah ditetapkan, dapat dilihat pada tabel 22 berikut ini:


Tabel 22. Mengikuti prosedur/metode yang sudah Ditetapkan

Options              Kategori Jawaban                   Frekuensi             Persentase

  a                       Mengikuti                                         22                       73,34
  b                       Cukup Mengikuti                               8                       26,66
  c                       Kurang Mengikuti                              0                         0,00
  d                      Tidak Mengikuti                                 0                         0,00

 Jumlah                                                                      30                      100,00
Sumber: Olahan data angket No.20

Tabel 22 menunjukkan bahwa 22 responden atau 73,34 persen menyatakan mengikuti, 8 responden atau 26,66 persen yang menyatakan cukup mengikuti, dan tidak terdapat seorang pun responden yang menyatakan kurang mengikuti sreta tidak mengikuti. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pegawai mengikuti metode/prosedur yang sudah ditetapkan dalam melaksanakan tugas. Hal ini  terlihat dari  jawaban responden yang sebagian besar  menyatakan mengikuti yaitu sebanyak 22 responden atau 73,34 persen.
Pegawai diKantor Camat Burau sadar bahwa dengan mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan dalam menyelesaikan tugas akan menghasilkan suatu pekerjaan secara efektif dan efiseien serta  kinerja pegawai secara otomatis akan meningkat pula. Hal inilah yang menyebabkan selalu mengikuti prosedur yang ditetapakan.
b.    Otoritas dan Tanggung Jawab
Otoritas dan tanggung jawab seorang pegawai merupakan hal yang sangat penting karena apbila pegawai dapat melaksanakan tugas dan wewenag sesuai dengan otoritas dan tanggung jawab maka akan meningkatkan kinerja dalam organisasi. Untuk mengetahui apakah pegawai menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan dengan penuh tanggung jawab, dapat dilihat pada tabel 23 berikut ini:
Tabel 23. Menyelesaikan Setiap Pekerjaan yang dilakukan dengan Penuh Tanggung Jawab

Options              Kategori Jawaban                   Frekuensi             Persentase

  a                       Bertanggung Jawab                     24                       80,00
  b                    Cukup Bertanggung Jawab            6                       20,00
  c                    Kurang Bertanggung Jawab           0                         0,00
  d                    Tidak Bertanggung Jawab             0                         0,00

 Jumlah                                                                  30                      100,00
Sumber: Olahan data angket No.21

Tabel 23 menunjukkan bahwa 24 responden atau 80,00 persen yang menyatakan bertanggung jawab, 6 responden atau 20,00 persen yang menyatakan cukup bertanggung jawab, dan tidak ada seorang pun yang menyatakan kuarng bertanggung jawab serta tidak bertanggung jawab. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pegawai bertanggung jawab terhadap fasilitas yang digunakan dalam bekerja. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang sebagian besar menyatakan bertanggung jawab yaitu sebanyak 24 responden atau 80,00 persen.
Untuk mengetahui apakah pegawai bertanggung jawab terhadap sarana/fasilitas yang digunakan dalam bekerja, dapat dilihat pada tabel 24 berikut:
Tabel 24. Bertanggung Jawab terhadap Sarana/Fasilitas yang digunakan dalam Bekerja

Options              Kategori Jawaban                   Frekuensi             Persentase

  a                       Bertanggung Jawab                     25                       83,33
  b                       Cukup Bertanggung Jawab             5                       16,67
  c                       Kurang Bertanggung Jawab           0                         0,00
  d                      Tidak Bertanggung Jawab              0                         0,00

 Jumlah                                                                  30                      100,00
Sumber: Olahan data angket No.22

Tabel 22 menunjukkan bahwa 25 responden atau 83,33 persen yang menyatakan bertanggung jawab, 5 responden atau 16,67 persen yang menyatakan cukup bertanggung jawab, dan tidak ada seorang pun yang menyatakan urang bertanggung jawab serta tidak tanggung jawab. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pegawai bertanggung jawab terhadap fasilitas yang digunakan dalam bekerja. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang sebagian besar menyatakan bertanggung jawab yaitu sebanyak 25 responden atau 83,33 persen.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pegawai diKantor Camat Burau menyadari arti pentingnya tanggung jawab termasuk dalam menjaga fasilitas yang digunakan dalam kantor. Hal ini perlu disadari karena seorang pegawai yang mengetahui akan tugas dan tanggung jawabnya tentu saja akan melaksanakan pekerjaan dengan baik karena akan sadar akan kewajibannya.
Untuk mengetahui apakah pegawai bertanggung jawab terhadap pelaksanaan/kebijaksanaan yang berlaku dapat dilihat pada tabel 25 berikut:
Tabel 25. Bertanggung Jawab Terhadap Pelaksanaan/Kebijaksanaan yang Berlaku dalam Lingkungan Unit Kerjanya

Options              Kategori Jawaban                   Frekuensi             Persentase

  a                       Bertanggung Jawab                      16                     53,34
  b                      Cukup Bertanggung Jawab            13                     43,33
  c                      Kurang Bertanggung Jawab            0                       0,00
  d                      Tidak Bertanggung Jawab               1                       3,33

 Jumlah                                                                  30                      100,00
Sumber: Olahan data angket No.23

Tabel 25 menunjukkan bahwa 16 responden atau 53,34 persen yang menyatakan bertanggung jawab, 13 responden atau 43,33 persen yang menyatakan cukup bertanggung jawab, dan tidak seorang pun yang menyatakan kurang bertanggung jawab serta 1 responden atau 3,33 persen yang menyatakan tidak bertanggung jawab.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pegawai diKantor Camat Burau bertanggung jawab terhadap pelaksanaan/kebijaksanaan yang berlaku dalam lingkungan unit kerjanya. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang sebagian besar menyatakan bertanggung jawab yaitu sebanyak16 responden atau 53,34 persen. Walaupun masih ada 1 responden atau 3,33 persen yang  menyatakan tidak bertanggung jawab terhadap pelaksanaan/kebujaksanaan yang berlaku dalam lingkungan unit kerjanya.
Untuk mengetahui apakah pegawai berwewenang penuh terhadap tugas yang diberikan oleh pimpinan, dapat dilihat pada tabel 26 berikut ini:
Tabel 26.  Berwewenang Penuh Terhadap Tugas yang Diberikan Oleh Pimpinan


Options              Kategori Jawaban                   Frekuensi             Persentase

  a                       Berwewenang Penuh                      8                       26,67
  b                     Cukup Berwewenang Penuh          19                       63,33
  c                     Kurang Berwewenang Penuh          1                         3,33
  d                     Tidak Berwewenang Penuh             2                         6,67

 Jumlah                                                                   30                      100,00
Sumber: Olahan data angket No.24

Tabel 26 menunjukkan bahwa 8 responden atau 26,67 persen yang menyatakan berwewenang penuh, 19 responden atau 63,33 persen yang menyatakan cukup berwewenang penuh, 1 responden atau 3,33 persen yang menyatakan kurang berwewenang penuh, 2 responden atau 6,67 yang menyatakan tidak berwewenang penuh. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pegawai cukup berwewenang penuh terhadap tugas yang diberikan oleh pimpinan. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang sebagian besar menyatakan cukup berwewenang penuh yaitu sebanyak 19 responden atau 63,33 persen.

c.    Disiplin
Disiplin adalah suatu sikap atau tingkah laku pegawai yang sesuai dengan peraturan yang berlaku, baik tertulis maupun tidak tertulis. Untuk meningkatkan kinerja pegawai maka pegawai harus mempunyai sikap disiplin dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Untuk mengetahui apakah pegawai mampu menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya, dapat dilihat pada tabel 27 berikut ini:



Tabel 27. Mampu Menyelesaikan Pekerjaan yang Ditugaskan Tepat Pada Waktunya

Options              Kategori Jawaban                   Frekuensi             Persentase

  a                     Mampu                               13                       43,33
  b                     Cukup Mampu                     17                      56,67
  c                     Kurang Mampu                      0                       0,00
  d                     Tidak Mampu                         0                       0,00

 Jumlah                                                         30                   100,00
Sumber: Olahan data angket No.25
Tabel 27 menunjukkan bahwa 13 responden atau 43,33 persen yang menyatakan mampu, 17 responden atau 56,67 persen yang menyatakan cukup mampu, dan tidak ada seorang pun yang menyatakan kurang mampu serta tidak mampu. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pegawai Kantor Camat Burau cukup mampu menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang sebagian besar menyatakan cukup mampu yaitu sebanyak 17 responden atau 56,67 persen.
Pernyataan diatas memberikan gambaran bahwa setiap pekerjaan yang diberikan kepada pegawai di Kantor Camat Burau selalu mampu diselesaikan tepat pada waktunnya. Ini disebabkan karena pegawai sadar bahwa masih ada pekerjaan lain yang akan diselesaikan selanjutnya.
Untuk mengetahui apakah pegawai mwnunda-nunda pekerjaan yang ditugaskan, dapat dilihat pada tabel 28 berikut ini:
Tabel 28. Menunda-nunda Pekerjaan Yang Ditugaskan


Options              Kategori Jawaban                   Frekuensi             Persentase

  a                       Tidak Pernah                               15                       50,00
  b                       Kadang-kadang                           15                       50,00
  c                        Sering                                           0                         0,00
  d                        Selalu                                            0                         0,00

 Jumlah                                                                 30                      100,00
Sumber: Olahan data angket No.26
Tabel 28 menunjukkan bahwa 15 responden atau 50 persen yang menyatakan tidak pernah, 15 responden atau 50 persen yang menyatakan kadang-kadang, dan tidak ada seorangpin yang menyatakan sering serta selalu. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa sebagian pegawai di Kantor Camat Burau yaitu sebanyak 15 responden atau 50 persen tidak pernah menunda-nunda pekerjaan dan sebagian pegawai yaitu 15 responden atau 50 persen menyatakan kadang-kadang menunda-nunda pekerjaan yang ditugaskan.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Camat Burau mempunyai kedisiplinan yang tinggi dalam menyelesaikan tugasnya. Seorang pegawai yang memiliki disiplin tinggi tidak akan menunda pekerjaannya sehingga bertumpuk demikian banyak. Oleh karenanya, setiap pegawai dituntut untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan meminimalkan biaya dan waktu sehingga dapat meningkatkan kinerjanya.
Untuk mengetahui apakah pegawai tekun bekerja meskipun tidak ada pengawasan langsung dari pimpinan, dapat dilihat pada tabel 29 berikut ini:
Tabel 29. Tekun Bekerja Meskipun Tidak Ada Pengawasan Langsung dari Pimpinan

Options              Kategori Jawaban                   Frekuensi             Persentase

  a                       Tekun                                          17                       56,67
  b                       Cukup Tekun                                13                       43,33
  c                       Kurang Tekun                                 0                         0,00
  d                      Tidak Tekun                                    0                         0,00

 Jumlah                                                                  30                     100,00
Sumber: Olahan data angket No.27
Tabel 29 menunjukan bahwa 17 responden atau 56,67 persen yang menyatakan tekun, 13 responden atau 43,33 persen yang menyatakan cukup tekun, dan tidak ada seorang pun yang menyatakan kurang tekun serta tidakn tekun. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pegawai di Kantor Camat Burau tekun bekerja meskipun tidak ada pengawasan langsung dari pimpinan. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang sebagian besar menyatakan tekun yaitu sebanyak 17 responden atau 56,67 persen. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa pegawai di Kantor Camat Burau memiliki motivasi yang kuat untuk terus meningkatkan kinerjanya dengan tekun bekerja walaupun tanpa pengawasan langsung dari pimpinan.
d.     Inisiatif
Agar kinerja pegawai dapat meningkat, maka perlu adanya faktor penunjang lain selain yang disebutkan diatas. Inisiatif merupakan faktor penunjang lainnya bagi para pegawai dalam meningkatkan kinerja pegawai.
Untuk mengetahui apakah pegawai mengerjakan tugas yang diberikan tanpa menunggu perintah atasan, dapat dilihat pada tabel 30 berikut ini:
Tabel 30. Mengerjakan Tugas yang diberikan Tanpa Menunggu Perintah Atasan

Options              Kategori Jawaban                   Frekuensi             Persentase

  a                       Selalu                                     9                        30,00
  b                       Sering                                   13                        43,33
  c                       Kadang-kadang                       8                        26,67
  d                       Tidak Pernah                           0                          0,00

 Jumlah                                                            30                      100,00
Sumber: Olahan data angket No.16
Tabel 30 menunjukkan bahwa 9 responden atau 30 persen yang menyatakan selalu, 13 responden atau 43,33 persen yang menyatakan sering, 8 responden atau 26,67 persen yang menyatakan kadang-kadang, dan tidak terdapat seorang pun responden yang menyatakan tidak pernah. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pegawai sering mengerjakan tugas yang diberikan tanpa menunggu perintah atasan.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Camat Burau selalu bersikap disiplin dalam menyelesaikan tugasnya tanpa menunggu perintah dari atasan. Hal ini disadari pegawai bahwa dengan menumbuhkan kesadaran dalam diri sendiri untuk selalu menenangkan sikap disiplin maka akan meningkatkan kinerja pegawai sehingga memperoleh hasil yang maksimal.
Untuk mengetahui apakah pegawai menyelesaikan pekerjaan dengan ide sendiri jika menemui kesulitan, dapat dilihat pada tabel 31 berikut ini:
Tabel 31. Jika Menemui Kesulitan Berusaha Menyelesaikan Dengan Ide Sendiri

Options              Kategori Jawaban                   Frekuensi             Persentase

  a                       Selalu                                           7                        23,33
  b                       Sering                                           7                        23,33
  c                       Kadang-kadang                           16                        53,34
  d                      Tidak Pernah                                 0                          0,00

 Jumlah                                                                30                      100,00
Sumber: Olahan data angket No.29

Tabel 31 menunjukkan bahwa 7 responden atau 23,33 persen yang menyatakan selalu, 7 responden atau 23,33 persen yang menyatakan sering, 16 responden atau 53,34 persen yang menyatakan kadang-kadang dan tidak terdapat seorang pun responden yang menyatakan tidak pernah. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pegawai di Kantor Camat Burau kadang-kadang menyelesaikan pekerjaan dengan ide sendiri jika menemui kesulitan. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang sebagian besar menyatakan kadang-kadang yaitu sebanyak 16 responden atau 53,34 persen.
Pernyataan diatas memberikan gambaran bahwa pegawai Kantor Camat Burau memiliki inisiatif yang kuat dalam menyelesaikan pekerjaan demi menungkatkan kinerjanya. Pegawai yang selalu menyelesaikan pekerjaan dengan memunculkan ide yang cemerlang akan memperoleh hasil kerja yang maksimal dan memuaskan.
Untuk mengetahui apakah pegawai menyelesaikan pekerjaan diluar dinas bila pekerjaan padat, dapat dilihat pada tabel 32 berikut ini:
Tabel 32. Menyelesaikan Pekerjaan diluar Jam Dinas Bila Pekerjaan Padat

Options              Kategori Jawaban                   Frekuensi             Persentase

  a                        Selalu                                           3                        10,00
  b                       Sering                                        12                        40,00
  c                       Kadang-kadang                          14                        46,67
  d                      Tidak Pernah                                1                          3,33

 Jumlah                                                                30                      100,00
Sumber: Olahan data angket No.30
Tabel 32 menunjukkan 3 responden atau 10 persen yang menyatakan selalu, 12 responden atau 40 persen yang menyatakan sering, 14 responden atau 46,67 persen yang menyatakan kadang-kadang dan 1 responden atau 3,33 persen yang menyatakan tidak pernah. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pegawai diKantor Camat Burau kadang-kadang menyelesaikan pekerjaan diluar jam dinas bila pekerjaan padat. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang sebagian besar menyatakan kadang-kadang yaiti sebanyak 14 responden 46,67 persen.

3.     Analisis Data

   Pada bagian ini disajikan hasil penelitian berupa temuan sebagian jawaban terhadap hipotesis yang disajikan. Secara sistematika dibahas tentang motivasi kerja, kinerja pegawai dan analisis korelasi sebagai berikut:
a.         Deskripsi Motivasi Kerja (X)
Analisis deskripsi dimaksudkan untuk memperoleh gambaran umum mengenai motivasi kerja pegawai Kantor Camat Burau dengan mengggunakan distribusi frekuensi dan persentase. Berdasarkan hasil perhitungan distribusi frekuensi dan persentase untuk mengukur motivasi kerja pegawai diKantor Camat Buraupada rentang skor sebesar 12 dengan kategori yang digunakan yaitu baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik.
Untuk lebih jelasnya gambaran mengenai motivasi kerja pegawai diKantor Camat Burau dapat dilihat pada 33:
Tabel 33. Frekuensi dan Persentase Motivasi Kerja diKantor Camat Burau

Interval                Motivasi                               Frekuensi              Persentase
kelas                    Kerja                                   (f)

  52-63              Baik                                       22                         73,33
  40-51              Cukup Baik                              8                         26,67
  28-39              Kurang Baik                             0                          0,00
  16-27              Tidak Baik                                0                          0,00

 Jumlah                                                          30                      100,00
Sumber Diolah dari akumulasi jawaban responden untuk semua item pertanyaan

Dari hasil analisis data, rentang data dimulai dari 16 sampai 63 diperoleh nilai rata-rata (mean) 52,47 yang berada pada rentang 52-63 dengan kategori baik dengan standar deviasi 4,65154 dan poin tertinggi berada pada kategori baik. Dari data responden menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang dicapai adalah 62 atau berada pada kategori baik. Sementara nilai terendah adalah 44 atau berada pada kategori cukup baik. Jadi berdasarkan level kategori yang ditetapkan maka dapat diinterprestasikan bahwa tingkat motivasi kerja pegawai di Kantor Camat Burau berkategori baik.
b.        Deskripsi Kinerja (Y)
Berdasarkan hasil perhitungan distribusi frekuensi dan persentase untuk variabel kinerja dengan rentang skor sebesar 12 dengan kategori yang digunakan adalah baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik. Untuk lebih jelasnya, gambaran mengenai kinerja pegawai di Kantor Camat Burau dapat dilihat pada tabel 34.
Tabel 34. Frekuensi dan Persentase Kinerja Pegawai di Kantor Camat Burau

 Pilihan             Kategori Baik                         Frekuensi              Persentase
                             

  47-57                Baik                                     15                         50,00
  36-46                Cukup Baik                           14                         46,67
  25-35                Kurang Baik                           1                          3,33
  14-24                Tidak Baik                              0                          0,00

 Jumlah                                                          30                      100,00
Sumber: Diolah dari akumulasi jawaban responden untuk semua item pertanyaan

Dari hasil analisis data,  rentang data dimulai dari 14-57 diperoleh nilai rata-rata 46,80 yang berada pada rentang 47-57 dengan kategori baik.

c.     Analisis statistik inferensial
1.    Uji korelasi Product Moment
Uji korelasi product moment dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara motivasi kerja dan kinerja pegawai diKantor Camat Burau. Berdasrkan hasil perhitungan korelasi product moment, diperoleh korelasi antara motivasi kerja (variabel X) dan kinerja pegawai (variabel Y). Koefisien r = 0,691 dengan interval 0,600-0,799. Dapat disimpulkan bahwa pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai diKantor Camat Burau tergolong kuat. Ini berarti terdapat hubungan korelasional yang positif antara motivasi kerja dengan kinerja pegawai.
Untuk mengetahui apakah korelasi hasil perhitungan tersebut signifikan atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan t tabel dengan taraf kepercayaan 95 persen dan N=30 diperoleh nilai r hitung sebesar 0,691, sedangkan nilai r tabel pada taraf signifikansi 5 persen sebesar 0,361. Oleh karena itu r hitung > r tabel, maka koefisien korelasi 0,691 menunjukkan ada hubungan yang signifikan. Sejalan dengan itu ternyata pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai tergolong dalam kategori kuat ( setelah dikonsultasikan pada tabel interprestasi nilai r ) 
2.    Uji Hipotesis (uji t)
Hipotesis dalam penelitian ini adalah “ terdapat pengaru yang signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja pegawai diKantor Camat Burau”. Untuk menguji hipotesis  diperoleh t hitung sebesar 5,061 sedangkan t tebel sebesar 1,701 = 0,05 dan 2,467 α = 0,01. Ini berarti bahwa hipotesis terbukti atau diterima.

B.  Pembahasan
1. Motivasi Kerja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja di Kantor Camat Burau berada dalam kategori baik dengan rata-rata (mean) 52,47, hal tersebut ditinjau dari aspek prestasi, penghargaan, tantangan, tanggung jawab, pengembangan, keterlibatan dan kesempatan. Prestasi yang dimiliki oleh pegawai di Kantor Camat Burau termasuk dalam kategori baik. Hal ini terlihat pada jawaban responden yang pada umumnya memberikan jawaban pada kategori cukup baik. Penyelesaian pekerjaan sesuai harapan pimpinan dan sesuai rencana kerja akan sangat menunjang dalam pencapaian kinerja yang baik.
Maju mundurnya suatu organisasi tidak bisa lepas dari tingkat kinerja pegawai. Oleh karena itu diberikan suatu penghargaan bagi pegawai yang berprestasi agar termotivasi untuk lebih meningkatkan kinerjanya. Penghargaan dalam hal ini bukan hanya berupa barang tetapi juga dapat berupa pujian atau pengakuan dari orang lain tentang pencapaiannya dalam pekerjaan tersebut. Dengan adanya pengakuan tersebut sekurang-kurangnya diharapkan dapat mempertahankan bahkan lebih meningkatkan kinerjanya. Jika hal tersebut sudah dipenuhi secara otomatis pegawai yang bersangkutan akan terus termotivasi untuk menjadi lebih baik.
Faktor lain yang turut menentukan motivasi kerja pegawai adalah pekerjaan yang bersifat tantangan. Tantangan yang dihadapi seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan kadang merupakan motivator kuat untuk mengatasinya. Tantangan demi tantangan biasanya akan menumbuhkan aktivitas kegairahan untuk bekerja. Pekerjaan yang bersifat rutinitas dan menuntut kreativitas berbuat merupakan suatu tantangan bagi pegawai yang menjadimotivator untuk terus meningkatkan motivasi kerjanya.
Tanggung jawab merupakan faktor yang penting yang dapat memotivasi pegawai untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik. Rasa ikut memiliki akan menimbulkan motivasi untuk turut merasa bertanggung jawab. Oleh karena itu, membantu teman menyelesaikan pekerjaannya merupakan suatu kerja sama yang baik yang dapat meningkatkan motivasi kerja pegawai sehingga tercipta kinerja yang tinggi.
Pegawai yang mempunyai motivasi untuk berkembang akan selalu berusaha untuk meningkatkan kemampuannya baik pengetahuan maupun kecakapannya. Oleh sebab itu bagi pemimpin yang ingin termotivasi pegawainya agar memiliki prestasi kerja yang tingi, maka ia akan memberi kesempatan kepada bawahannya untuk meningkatkan kemampuannya. Selain itu, kesempatan dan keterlibatan pegawai dalam proses pengambilan keputusan suatu organisasi diharapkan dapat memotivasi pegawai untuk meningkatkan kinerjanya.
2.      Kineja Pegawai
Kinerja pegawai di Kantor Camat Burau berada pada kategori  baik dengan rata-rata (mean) 46,80. Dimana kinerja pegawai dipengaruhi oleh motivasi kerja pegawai yang baik, menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas secara efektif dan efisiensi, bertanggung jawab atas setiap tugas yang diberikan pimpinan, disiplin dan inisiatif.
Salah satu faktor yang menjadi persyaratan agar dapat mamiliki kinerja yang tinggi adalah pegawai tersebut harus efektif dan efisiensi dalam menyelesaikan suatu tugas. Upaya ini akan berhasil apabila dibarengi dengan rasa tanggung jawab yang tinggi. Pegawai yang bertanggung jawab akan bertekad menyelesaikan tugas-tugasnya dengan sepenuh hati. Dia akan merasa puas jika pekerjaannya memberikan hasil yang maksimal. Sedangkan pegawai yang kurang bertanggung jawab biasanya acuh tak acuh pada pekerjaannya atau kurang berpartisipasi pada pekerjaan.
Faktor lain yang dapat menunjang kinerja pegawai adalah sikap disiplin yang dimiliki oleh pegawai dalam menyelesaikan tugasnya. Jika kedisiplinan pegawai tinggi, maka pekerjaan yang diberikan kepadanya dapat terselesaikan secara efektif dan efisien, dan pegawai tersebut tidak bisa menunda-ninda pekerjaannya. Disiplin yang dibarengi inisiatif yang tinggi akan mampu meningkatkan kinerja pegawai karena inisiatif sangat dibutuhkan dalam upaya menyelesaikan suatu pekerjaan. Tanpa inisiatif, suatu pekerjaan tidak akan terselesaikan secara efektif dan efisien.
3.      Kaitan Antara Motivasi Kerja dengan Kinerja Pegawai
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tngkat motivasi kerja berkaitan dengan kinerja pegawai. Motivasi kerja yang tinggi dapat mendorong kinerja pegawai dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari.adanya korelasi antara motivasi kerja dengan kinerja pegawai, maka motivasi perlu ditempatkan sebagai bagian dari kegiatan manajemen, sehingga segala sesuatunya dapat ditujukan kepada pengarahan potensi dan daya manusia dengan menimbulkan, menghidupkan, dan menumbuhkan tingkat keinginan yang tinggi serta meningkatkan antusiasme kebersamaan dalam menjalankan tugas-tugas perseorangan maupun kelompok dalam suatu organisasi.
Orang yang bermotivasi tinggi adalah orang yang merasa sering mendapatkan kepuasan dalam pekerjaannya. Ia berusaha untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan semangat yang tinggi serta selalu berusaha mengembangkan tugas dalam dirinya. Motivasi kerja yang tinggi  yang dimiliki seorang pegawai akan mempengaruhi kinerjanya.









BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.      Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data tentang pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai diKantor Camat Burau maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1.            Motivasi kerja pegawai diKantor Camat Burau berada dalam ketegori baik. Hal ini ditinjau dari keinginan pegawai untuk berprestasi, kebutuhan penghargaan, tantangan, tanggung jawab, pengembangan, keterlibatan, dan kesempatan.
2.            Kinerja pegawai diKantor Camat Burau berada dalam kategori baik. Hal tersebut dilihat dari segi efektivitas dan efisiensi pegawai, otoritas dan tanggung jawab pegawai, disiplin pegawai, serta inisiatif pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan.
3.            Terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja pegawai diKantor Camat Burau. Sejalan dengan itu pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai tergolong dalam kategori kuat. Ini berarti bahwa motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

B.    Saran
92
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang dipaparkan diatas, maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:
1.               Karena faktor motivasi kerja pegawai mempunyai pengaruh yang cukup berarti terhadap kinerja pegawai maka diharapkan agar motivasi kerja lebih ditingkatkan agar dapat menghasilkan kenerja yang sesuai dengan apa yang di harapkan sebelumnya.
2.               Pegawai diKantor Camat Burau harus lebih meningkatkan kinerjanya untuk mengimbangi motivasi kerjanya karena maju mundurnya suatu organisasi tergantung pada kinerja pegawainya. Selain itu kepala Kantor Camat Burau harus lebih meningkatkan kinerja pegawainya.          


 DAFTAR  PUSTAKA
Ambar, dkk. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Arikunto, Suharsini. 1998. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Gomes, Faustino C. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi kedua. Yogyakarta: Andi.
Hasibuan, Malayu S.P. 2003. Organisasi dan Motivasi (Dasar Peningkatan Produktivitas). Jakarta: Bumi Aksara.
Mangkunegara. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Manullang, M. 2000. Manajemen Personalia. Medan: Gajah Mada Universitas Pressan.
Moenir. 1997. Pendekatan Manusiawi dan Organisasi Terhadap Pembinaan Kepegawaian. Jakarta: Gunung Agung.
Moekijat. 1999. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Bandung: Mandar Maju.
Nurjannah. 2009. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada LPMP Sulsel. Makassar: Skripsi UNM.
Poerwadarminta, W. J. S. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Prawirosentono. 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan, Cetakan Pertama. Yogyakarta:BPFE.
Siagian, Sondang P. 2000. Manajemen Abad 21, Cetakan kedua. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudijono, Anas. 2003. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
94
Sugiono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta
Suranto. 2005. Komunikasi Perkantoran Prinsip Komunikasi Untuk Meningkatkan Kinerja Perkantoran. Yogyakarta: Media Wacana.
Tohardi, Ahmad. 2002. Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Mandar Maju.
Triton. 2005. Paradigma Baru Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Tugu Publisher.


0 Komentar untuk "PERANAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT BURAU KABUPATEN LUWU TIMUR"

Back To Top