PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Indonesia sebagai
negara bekembang, selalu menggalakkan pembangunan di berbagai bidang.
Perkembangan tersebut tidak hanya pada pembangunan fisik saja namun juga
menekankan pada pembangunan secara moril. Salah satu contoh yaitu pembangunan
sumber daya manusia.
Sumber daya manusia
merupakan aset penting, baik dalam organisasi swasta, sosial, maupun
pemerintahan. Segala proses dalam pencapaian tujuan organisasi tidak terlepas
dari unsur sumber daya manusia ,mulai dari pengambilan keputusan, proses
implementasi keputusan sampai pada tahap proses evaluasi, yang mana semuanya
tidak dapat di pisahkan dari unsur sumber daya manusia.
1
|
Kunci dari seluruh
upaya peningkatan produktifitas tergantung pada strategi pembinaan faktor
sumber daya manusia yang di tempuh oleh setiap
perusahaan, lembaga pemerintah, organisasi maupun instansi- instansi lainnya,
khususnya dalam pemberian motivasi kerja pada setiap pegawai, motivasi itu sendiri
merupakan suatu kondisi atau energi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah
atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi dalam perusahaan atau instansi.
Tak jarang di jumpai
seorang pegawai tidak memiliki kinerja yang memuaskan bagi perusahaan tempatnya
bekerja. Hal ini terjadi karena berbagai faktor, antara lain kondisi dan
lingkungan kerja yang kurang memungkinkan dan kurangnya kemauan untuk
bekerja lebih keras karena tidak adanya motivasi yang
dimiliki. Motivasi merupakan salah satu
bentuk pembinaan bagi pegawai demi terwujudnya tujuan dalam organisasi. Oleh
karena itu peningkatan motivasi kerja terhadap para pegawai pada suatu
organisasi atau instansi perlu di perhatikan lebih jauh agar dapat memenuhi
kebutuhan para pegawai.
Dalam hal ini ada dua
jenis motivasi yang harus diketahui dan dipahami oleh seorang pimpinan yaitu
motivasi intrinsik atau motivasi yang bersumber dari dalam diri pegawai itu
sendiri dan motivasi ekstrinsik atau motivasi yang bersumber dari luar pribadi
pegawai. Kedua jenis motivasi ini sangat berperan terhadap kinerja atau
prestasi kerja bawahan dalam suatu organisasi, ini di maksudkan agar seorang
pimpinan termasuk pimpinan Kantor Camat Burau dapat cepat tanggap dan mampu memberikan
terapi yang cocok terhadap berbagai masalah yang di hadapi oleh para pegawai
yang sifatnya heterogen. Namun masalah pekerjaan yang dihadapi oleh para
pegawai yang ada di Kantor Camat Burau khususnya tidak selamanya mampu di atasi
oleh pimpinan, sifat malas, tidak
disiplin masih terdapat pada diri
sebagian kecil pegawai, serta masih
minimnya fasilitas yang dapat menunjang efektifitas dan efesiensi dalam bekerja
.
Apabila kita menelaah
pendapat di atas, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa pemberian motivasi
seorang pimpinan kepada para bawahan dalam suatu organisasi mutlak di lakukan
dalam rangka pelaksanaan tugas para pegawai secara efektif dan efesien. Salah
satu alasan kenapa motivasi harus di
lakukan oleh pimpinan kepada bawahannya karena ada bawahan yang mampu untuk
melakukan pekerjaannya tetapi ia malas atau kurang bergairah dalam
mengerjakannya, sehingga dalam pemberian motivasi melalui suatu hubungan
kerjasama yang harmonis, tidak kaku, saling menghargai dan menghormati, maka
para pegawai dalam melaksanakan tugas tentunya dengan sendirinya akan selalu memiliki
inisiatif, kreatifitas, ide atau pendapat terhadap pengembangan organisasinya.
Dari uraian diatas, maka
pada penelitian ini akan di ketahui adakah Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Pegawai di Kantor Camat Burau Kabupaten Luwu Timur.
Sumber daya manusia sangat penting artinya didalam
menentukan kelangsungan hidup suatu perusahaan. Oleh karena itu selalu
diperhatikan agar kelancaran jalannya perusahaan tetap terpelihara dan semakin meningkat.
Unsur terpenting dari perusahaan adalah manusia atau tenaga kerja. Tenaga kerja
merupakan bagian yang integral dari suatu perkumpulan faktor lainnya. Mengingat sedemikian
pentingnya fakto tenaga kerja, maka perusahaan harus merekrut pegawai yang
berkompeten yaitu mempunyai kemampuan bekerja dan kemampuan berorganisasi yang
baik. Disamping itu juga harus memberikan tunjangan kesejahteraan pegawai agar
lebih bersemangat dalam menjalankan tugas-tugasnya diperusahaan.
Dengan adanya
perkembangan usaha yang semakin kompetitif, efisien, sesuai dengan kondisi yang
ada pada pegawai. Sebuah perusahaan memiliki perecanaan strategi yang dapat
mengidentifikasikan peluang dan mengarah pada perkembangan ke depan. Perusahaan
dapat mengembangkan berbagai strategi untuk mencapai perencanaan tersebut,
tergantung pada manejer dalam memanfaatkan para pegawai dan sumber daya lainnya
untuk mencapai strategi yang di lakukan.
Kinerja suatu
oganisasi tergantung pada kerja pegawainya, namun atasan dapat berperan dalam
merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan suatu perusaaan. Hal ini atasan
harus mempunyai peran yang penting dalam usahanya untuk memotivasi dan
mengelola pegawainya.
Adapun seorang
pegawai tetap yang bekerja dalam suatu perusahaan mendapatkan tambahan yang
berupa tunjangan kesejahteraan. Tunjanngan yang diberikan tersebut antara lain
berupa tunjangan hari raya, asuransi kecelakaan dan tunjangan kesehatan.
Tunjangan tersebut di harapkan dapat menambah semangat dan gairah kerja
pegawai.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang yang telah dipaparkan diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana
motivasi kerja pegawai di Kantor Camat Burau Kabupaten Luwu Timur.
2. Seberapa tinggi kinerja pegawai di Kantor Camat Burau
Kabupaten Luwu Timur.
3. Bagaimana pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja
pegawai di Kantor Camat Burau Kabupaten Luwu Timur.
C.
Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui gambaran motivasi kerja
pegawai di Kantor Camat Burau Kabupaten Luwu Timur.
2. Untuk mengetahui seberapa tinggi kinerja pegawai di
Kantor Camat Burau Kabupaten Luwu Timur.
3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja
pegawai di Kantor Camat Burau Kabupaten Luwu Timur.
4.
Manfaat
Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1. Diharapkan
dapat menjadi bahan masukan di Kantor Camat Burau Kabupaten Luwu Timur.
2. Sebagai
bahan referensi untuk meambah wawasan khususnya dalam bidang sumber daya
manusia dan sebagai bahan bagi peneliti lebih lanjut.
3. Sebagai
bahan masukan dan pengalaman yang berharga bagi penulis mengenai hubungan
antara teori-teori yang ada dengan praktik nyata di dunia kerja.
LANDASAN TEORI
A.
Tinjauan
Pustaka
1. Pengertian motivasi
Sejumlah teori telah dikembangkan para sarjana
untuk menjelaskan motivasi kerja di dalam organisasi. Menurut Hasibuan
(2003:103),”dalam teori motivasi di
kenal atas: (1) Teori Kepuasan (Content
Theory), dan (2) Teori Proses ( Process Theory).”
Untuk lebih jelasnya dapat
di uraikan sebagai berikut :
a.
Teori Kepuasan (Content Theory)
7
|
Dari penjelasan di atas
dapat di tarik kesimpulan bahwa teori kepuasan pada dasarnya mengemukakan bahwa
seseorang akan bertindak (bersemangat bekerja) untuk dapat memenuhi kebutuhan (inner needs) dan kepuasannya, semakin
tinggi standar kebutuhan dan kepuasan yang diinginkan maka semakin giat orang
itu bekerja.
Menurut Hasibuan (2003:116),
dalam teori kepuasan dikenal antara lain:
1.
Teori motivasi Klasik oleh Taylor
Teori motivasi klasik (teori kebutuhan tunggal) ini
dikemukakan oleh Frederik Wislow Thaylor. Menurut teori ini motivasi para
pekerja hanya untuk dapat memenuhi kebutuha dan kepuasan biologis saja.
Kebutuhan biologis adalah yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan
hidup seseorang.
Kebutuhan dan
kepuasan biologis ini akan terpenuhi , jka gaji atau upah yang diberikan cukup
besar, jadi gaji dan upah dinaikkan maka semangat untuk bekerja meningkat.
2.
Teori hierarki kebutuhan dari Maslow
Maslow (dalam Gomes, 2003:181), menjelaskan bahwa
perilaku manusia didorong oleh stimuli internal ( kebutuhan-kebutuhan) tertentu.
Teori ini lebih memperhatikan sebab-sebab internal dan eksternal perilaku (needs dan incentives).
3.
Teori dua faktor dari Herzberg
Teori dua faktor dikembangkan oleh Frederick, ia
menggunakan teori Abraham Maslow sebagai titik acuannya.Penelitiannya Herzberg
diadakan dengan melakukan wawancara terhadap
subjek insinyur dan akuntan. Kemudian hasil wawancara tersebut dianalisis dengan analisis
isi (content analysis) untuk menentukan faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan
dan ketidakpuasan.
4.
Teori prestasi (achievement)
dari Mc.Clelland
Teori prestasi dikemukakan oleh David. Teori ini
berpendapat bahwa karyawan mempunyai cadangan energi potensial, bagaimana
energi ini dilepaskan dan digunakan tergantung pada kekuatan dorongan motivasi
seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia. Energi ini akan dimamfaatkan
oleh karyawan karena didorong oleh kekuatan motif dan kebutuhan dasar yang terlibat,
harapan keberhasilannya dan nilai insentif yang telekat pada tujuan.
b.
Teori Proces (Process
Theory)
Teori ini pada dasarnya berusaha untuk
menjawab pertanyaan. Bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara dan
mengentikan perilaku individu. Agar setiap individu bekerja giat sesuai dengan
keinginan pimpinan.
Teori proses memandang bahwa
motivasi dari para pekerja akan saling berbeda, sesuai dengan tingkat
pendidikan dan kondisi secara ekonomi, maka sumber motivasinya pun akan berbeda,
tidak lagi semata-mata ditentukan oleh sarana motivasi tradisional, seperti
formal authority and financial inventives,
melainkan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor kebutuhan akan growt dan achievement.
Menurut
Hasibuan (2003:116), teori motivasi proses ini dikenal atas:
1.
Teori harapan (Expectancy
Theory )
Teori harapan dikemukakan oleh Vroom (dalam
Hasibuan .2003:116), yang menyatakan bahwa “kekuatan yang memotivasi seseorang
untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung dari hubungan
timbal-balik antara apa yang diinginkan dan dibutuhkan dari hasil pekerjaan itu”.
Berapa besar kita yakin perusahaan akan memberikan pemuasan bagi keinginannya
sebagai imbalan atas usaha yang dilakukannya itu.
2.
Teori Keadilan (Equity
Theory)
Teori keadilan memandang bahwa keadilan merupakan
daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang. Dalam teori
keadilan,atasan harus bertindak adil terhadap semua bawahannya serta objektif.
Menurut teori keadilan semangat kerja para karyawan cenderung akan meningkat
jika prinsip ini diterapkan dengan baik.
3.
Teori
Pengukuran (Reinforcement Theory)
Teori ini didasarkan atas hubungan sebab dan akibat
dari perilaku dengan pemberian kompensasi, misalnya promosi tergantundari
prestasi yang selalu dapat dipertahankan bonus kelompok tergantung pada tingkat
produksi kelompok itu, sifat ketergantungan tersebut bertautan dengan hubungan
antara perilaku dan kejadian yang mengikuti perilaku itu.
2. Pengertian motivasi kerja
Motivasi
berasal dari kata latin movere
yang berarti dorongan atau menggerakkan. Istilah motivasi sebenarnya bukanlah merupakan suatu hal yang baru,
karena jika seseorang melakukan suatu kegiatan sebenarnya sudah muncul suatu
motivasi dalam dirinya meskipun keberadaan motivasi itu sendiri kurang
disadari.
Menurut arti katanya, motivasi atau motivation
berarti memberikan motif, penimbulan motive atau keadaan yang menimbulkan
dorongan. Motivasi dapat pula diartikan faktor yang mendorong orang untuk
bertindak dengan cara tertentu, selain itu motivasi merupakan kondisi atau
energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai
tujuan organisasi perusahaan, sikap mental karyawan yang pro dan positif
situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja
maksimal.
Definisi motivasi menurut Siagian dalam
Manullang (2000:193), yaitu Motivasi merupakan keseluruhan proses
pemberian motif bekerja para bawahan sedemikian rupa sehingga mau bekerja
dengan ikhlas demi tercapainya tujuan
organisasi dengan efesien dan ekonomis.
Manullang
(2000:194), memberikan definisi motivasi sebagai berikut:
Pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer
memberikan inspirasi semangat dan
dorongan kepada orang lain, dalam hal ini karyawan untuk mengambil
tindakan-tindakan , pemberian ini betujuan untuk menggiatkan karyawan agar
mereka bersemangat dan dapat mencapai hasil sebagaimana dihehendaki dari
karyawan tersebut.
Berdasarkan pendapat diatas, maka motivasi
pada prinsipnya merupakan daya dorong atau keinginan untuk melakukan sesuatu,
dimana keinginan tersebut dilakukan
secara sadar guna mencapai
tujuan.Keinginan yang dimaksud adalah keinginan atau dorongan untuk
melakukan suatu aktifitas kerja.
Poerwadarminta (1996:492) merumuskan kerja
sebagai perbuatan melakukan sesuatu, sesuatu yang dilakukan (diperbuat)
misalnya membaca. Hal ini berarti kerja merupakan suatu aktifitas yang
dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan. Didalam melakukan kegiatan tersebut
diperlukan adanya motivasi atau keinginan untuk melakukan aktivitas tersebut
demi tercapainya tujuan secara maksimal.
Hasibuan (2003:97) mengemukakan bahwa kerja
adalah sejumlah aktifitas fisik dan mental untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Berdasarkan
pendapat tersebut maka dapat tergambar pada kita bahwa suatu pekerjaan yang ada
dalam organisasi hendaknya diberikan kepada seseorang sebagai suatu konsekuensi
yang harus ia laksanakan selama berada dalam organisasi atau instansi.
Apabila motivasi dan kerja dikaitkan, maka
arah keinginan untuk melakukan sesuatu adalah mengerjakan sesuatu. Manusia
dengan segala kelebihan dan kekurangannya dalam mempertahankan martabatnya
berusaha untuk selalu memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan demikian ada dorongan
pada diri manusia untuk selalu memuaskan kebutuhannya dan hal inilah yang
menyebabkan manusia terus bekerja atau berusaha.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat dinyatakan
bahwa motivasi kerja merupakan dorongan atau keinginan untuk melaksanakan tugas
atau pekerjaan secara bertaggung jawab. Dengan motivasi kerja yang dimiliki
seseorang akan mampu memberi energi yang sangat potensial untuk menggerakkan
seseorang, menciptakan keinginan yang tinggi dan luhur serta meningkatkan
kegairahan kebersamaan.Masing-masing pihak bekerja menurut aturan yang telah
ditetapkan dengan saling menghormati, saling membutuhkan, saling mengerti dan
saling menghargai hak dan kewajiban masing-masing dalam keseluruhan proses
kerja operasional.
3.
Indikator
Motivasi Kerja
Motivasi kerja bagi
setiap orang cenderung berbeda, dalam waktu dan tempat yang berbeda. Hal ini
berarti motivasi kerja bagi setiap orang sangat ditentukan oleh faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Demikian pula, motivasi kerja pada seseorang pada
hakikatnya dapat diamati dari aktivitas kerja dan kinerjanya yang menunjukan
suatu kinerja yang tinggi, sehingga motivasi kerja senantiasa berorientasi pada
hasil kerja.
Siswanto (1990:136),
mengemukakan indikator motivasi kerja dapat dilihat dari 7 aspek, yaitu: a)
prestasi, b) penghargaan, c) tantangan, d) tanggung jawab, f) pengembangan, g)
keterlibatan dan h) kesempatan. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai
berikut:
a) Prestasi
Seseorang yang memiliki
keinginan untuk berprestasi sebagai suatu kebutuhan tentunya akan mendorongnya
untuk mencapai tujuan dengan memaksimalkan segala potensi yang ada untuk
mencapai tujuan atau keinginannya. Bahkan karena keinginan untuk berprestasi
seseorang akan melakukan berbagai upaya dengan segala resiko yang harus
dihadapi. Dengan keinginan berprestasi sebagai bahan dari motivasi kerja akan
menjadikan seseorang dapat sukses dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
b) Penghargaan
Penghargaan oleh pimpinan ataupun
rekan sekerja atau suatu prestasi yang dicapai akan merupakan motivator yang kuat.
Pengakuan atas suatu prestasi akan memberikan kepuasan batin yang lebih tinggi
daripada penghargaan dalam bentuk materi atau hadiah. Penghargaan atau
pengakuan dalam bentuk piagam penghargaan atau media dapat saja menjadi
motivator yang lebih kuat dibandingkan dengan hadiah berupa barang atau bonus.
Namun demikian seorang pegawai yang profesional hendaknya senantiasa tidak
mengharapkan imbalan dari pimpinan atas hasil kerjanya.
c) Tantangan
Tantangan yang dihadapi
seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan kadang merupakan motivator kuat
untuk mengatasinya. Suatu sasaran yang tidak menantang atau dengan mudah dapat
dicapai biasanya tidak mampu menjadi motivator, bahkan cenderung untuk menjadi
aktivitas rutin.
d) Tanggung
jawab
Rasa ikut memiliki akan menimbulkan
motivasi untuk turut merasa bertanggung jawab. Rasa tanggung jawab tersebut
dilandasi kesadaran akan tugas yang diberikan untuk melaksanakan secara
maksimal sesuai kemampuan dan dengan dukungan kesadaran yang tinggi dalam
melaksanakan tugas, tentunya akan dapat menghasilkan tugas, tentunya akan dapat
menghasilkan sesuatu yang maksimal.
e) Pengembangan
Pengembangan kemampuan seseorang baik dari pengalaman
kerja atau kesempatan untuk maju dapat merupakan motivator kuat bagi pegawai
untuk bekerja lebih giat atau lebih bergairah. Apabila jika pengembangan dari
organisasi selalu dikaitkan dengan prestasi atau produktifitas kerja yang
dicapai pegawai.
f) Keterlibatan
Rasa ikut terlibat dalam
suatu proses pengambilan keputusan dapat menjadikan pegawai merasa dihargai
sehingga ia selalu ingin berbuat yang terbaik untuk organisasi dimana ia. Rasa
ikut terlibat akan menumbuhkan rasa ikut bertanggung jawab, rasa dihargai yang
merupakan tantangan yang harus dijawab, melalui peran serta berprestasi ,untuk
pengembangan usaha maupun pengembangan pribadi. Adanya rasa keterlibatan bukan
saja menimbulkan rasa untuk mawas diri, untuk bekerja lebih baik, dan
menghasilkan sesuatu yang lebih berkualitas.
g) Kesempatan
Kesempatan untuk maju dalam
bentuk jenjang karir yang terbuka dari hirarki bawah sampai pada hirarki
manajemen puncak merupakan motivator yang cukup kuat bagi pegawai untuk meraih
kemajuan atau perbaikan nasib.Dengan kata lain, dengan adanya kesempatan untuk
mengembangkan kemampuan akan memberi semangat bagi pegawai untuk bekerja secara
maksimal sesuai kemampuannya.
Ketujuh indikator motivasi
kerja tersebut, meliputi: prestasi, penghargaan, tantangan, tanggung jawab,
pengembangan, keterlibatan, dan kesempatan dijadikan indikator dalam penelitian
ini guna mengukur tingkat motivasi kerja pegawai.
4.
Pengertian
Kinerja Pegawai
Menurut
Prawirosentono (1999:73) performance
atau kinerja adalah:
Hasil kerja yang
dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi, sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai
tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai
dengan moral maupun etika.
Kamus bahasa Indonesia sendiri, sampai edisi sekarang
kata kinerja belum tercantum. Gaspersz (Wibowo:2007) mengatakan bahwa kinerja
dibangun dari kualitas, dan kualitas adalah terdiri dari segala sesuatu yang
bebas dari kekurangan atau kerusakan yang dihasilkan oleh organisasi untuk
memuaskan semua unsur yang berkaitan dengan organisasi baik internal maupun
eksternal.
Dalam
pelaksanaan aktivitas operasional organisasi, sangat dibutuhkan adanya kerja
pegawai dalam menjalankan tugasnya. Hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak
mudah dilakukan karena dituntut upaya yang sistematis dan memerlukan suatu
adaptasi yang terus menerus dan antar unsur yang berkaitan satu dengan yang
lainnya, namun harus dilakukan dengan tepat dan sungguh-sungguh, kerja keras
dan pelatihan yang erat antara semua unsur dalam organisasi sehingga memiliki
cara pandang yang sama dan tepat, guna mewujudkan kinerja yang diharapkan.
Membahas masalah
kinerja terkait dengan pegawai, istilah yang dapat ditentukan dalam berbagai
literatur tentang pengakuan pegwai yaitu:personel, karyawan, sumber daya manusia, suber daya mesin dan sampai
sekarang masyarakat hanya mengenal istilah pegawai, baik pegawai negeri maupun
pegawai swasta.
Moekijat (dalam
Siagian, 2000:270) menyatakan bahwa: Pegawai negeri adalah warga negara yang
memegang jabatan negara yang tidak bersifat sementara dan gajinya dibayar dari
anggaran negara menurut peraturan yang berlaku. Dalam menjalankan tugas dan
fungsinya staf pegawai telah diberikan tugas pokok jabatan baik yang bersifat
struktural maupun fungsional sesuai sifat dan jenis organisasi tempat pegawai
bekerja.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai
Menurut Suranto (2005:59), ada 4 faktor yang mempengaruhi
kinerja pegawai dalam organisasi perkantoran yaitu: “1. Efektifitas dan
Efesiensi, 2. Otoritas dan Tanggung Jawab, 3. Disiplin dan 4. Inisiatif”. Untuk
lebih jelasnya dapat diraikan sebagai berikut:
1.
Efektifitas dan Efesiensi
Menurut Barnard (dalam Prawirosentono, 1999:27),
dijelaskan arti efektif dan efisien sebagai berikut:
Bila suatu tujuan
tertentu akhirnya dapat dicapai, kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut
adalah efektif, tetapi apabila akibat-akibat yang tidak dicari dan kegiatan
mempunyai nilai yang lebih penting dibandingkan dengan hasil yang dicapai
sehingga mengakibatkan ketidakpuasan walaupun efektif hal itu disebut tidak
efisien, sebaliknya bila akibat yang tidak dicari-cari atau tidak remeh maka
kegiatan tersebut efisien.
Jadi
dikatakan efektif apabila mencapai tujuan dan dikatakan efisien bila hal itu
memuaskan sebagai pendorong mencapai tujuan.
2.
Otoritas dan Tanggung Jawab
Menurut Prawiresontono (1999:27), arti otoritas dan
tanggung jawab dapat dijelaskan sebagai berikut:
Otoritas adalah
wewenang yang dimiliki seseorang untuk memerintah orang lain (bawahannya) untuk
melaksanakan tugas yang dibebankan kepada masing-masing bawahan dalam suatu
organisasi. Wewenang tersebut mempunyai batas-batas tentang apa yang tidak
boleh dilakukan. Sedangkan tanggung jawab adalah bagian yang tidak dipisahkan
atau sebagai akibat kepemilikan wewenang tersebut.
Menurut Simorangkir dalam Martono(1991:83), “tanggung
jawab ialah kewajiban menanggung atau memikul segala-galanya yang menjadi tugas
dengan segala akibat daripada tindakan yang baik maupun yang buruk”. Apabila
pegawai dapat melaksanakan tugas dan wewenang sesuai dengan otoritas dan
tanggung jawab, maka akan meningkatkan kinerja organisasi.
3.
Disiplin
Menurut Nisemito (dalam Tohardi, 2002:393), “ disiplin
adalah sikap, tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan baik yang
tertulis maupun yang tidak tertulis”. Lebih lanjut Admosudirjo (dalam Moenir,
1997:85), mengemukakan bahwa:
Disiplin adalah
ketaatan yang sifatnya inpersonal, tidak memakai perasaan dan tidak memakai
perhitungan pamrih atau kepentingan pribadi, disiplin adalah satu-satunya jalan
atau sarana untuk memperhatikan adanya eksistensi daripada organisasi.
Dapat
disimpulkan bahwa disiplin adalah ketaatan kepada hukum atau peraturan yang
berlaku dalam suatu instansi atau kantor.
4.
Inisiatif
Menurut Quin (dalam Prawirosentono, 1999:31) bahwa:
Inisiatif
seseorang (atasan atau karyawan atasan) berkaitan dengan daya pikir,
kreatrivitas dalam bentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan
tujuan organisasi. Inisiatif peserta organisasi merupakan daya dorong kemajuan
yang akhirnya mempengaruhi kinerja organisasi bersangkutan.
Inisiatif
sangat dibutuhkan dalam upaya menyelesaikan suatu pekerjaan, tanpa inisiatif
suatu pekerjaan tidak akan tercapai atau terselesaikan secara efektif dan
efisien.
B.
Kerangka
Berfikir
Pegawai sebagai
sumber daya yang paling penting dalam suatu organisasi atau instansi harus
mampu menunjukkan potensi yang ada dalam dirinya. Hal ini dapat ditunjukkan
dengan adanya kepedulian yang tinggi terhadap proseses pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan oleh suatu instansi yang bersangkutan, Pegawai juga harus
memiliki rasa tanggung jawab terhadap pekerjaannya dan memiliki semangat serta
inisiatifsendiri dalam melaksanakan pekerjaannya, selain itu hubungan yang
terjalin dengan baik antara para karyawan dengan karyawan,karyawan dengan
pimpinan akan membawa kepada terciptanya rasa aman dan damai dalam melaksanakan
pekerjaan sehingga panigkatan kinerja pegawai
dapat tercapai.
Kinerja pegawai
merupakan sarana untuk menigkatkan kualitas kerja seseorang dengan tujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Untuk itu dalam rangka peningkatan
kualitas kinerja pegawai, maka motivasi kerja perlu diberikan oleh pimpinan
kepada pegawai karena dengan motivasi maka kinerja pegawai dapat meningkat dan
tujuan atau rencana yang ditentukan dapat tercapai secara efektif dan efesien.
Untuk lebih jelasnya
mengenai kerangka fikir diatas dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut:
Skema
Kerangka Pikir
MOTIVASI
KERJA
|
KINERJA
PEGAWAI
|
a. Prestasi
b. Penghargaan
c. Tantangan
d. Tanggung
Jawab
e. Pengembangan
f. Keterlibatan
g. Kesempatan
|
a. Efektif dan Efesiensi
b. Otoritas dan Tanggung Jawab
c. Disiplin
d. Inisiatif
|
C.
Hipotesis
Penelitian
Dari uraian tersebut, maka dapat di
kemukakan hipotesa sebagai berikut:
“Motivasi kerja berpengaruh
signifikan terhadap kinerja pegawai di Kantor Camat Burau Kabupaten Luwu Timur”
METODE PENELITIAN
A.
Lokasi
dan Waktu Penelitian
Penelitian
di laksanakan di Kantor Camat Burau
Kabupaten Luwu Timur. Lokasi
ini menandai untuk diteliti sesuai dengan permasalahan dan mendapat izin dari
pimpinan instansi.
Adapun waktu penelitian yang di gunakan dalam penulisan ini mulai bulan
Februari 2011 sampai dengan Juli 2011.
B.
Metode Pengumpulan
Data
Dalam penelitian ini
ada beberapa tekhnik yang digunakan dalam hal pengumpulan data, yaitu:
1. Observasi
Teknik
observasi dimaksudkan untuk memperoleh data tentang berbagai fenomena yang
berhubungan dengan penelitian, observasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah observasi langsung melalui pengamatan obyek yang diteliti.
2. Angket
23
|
3. Interview
(wawancara)
Interview
adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi
langsung dari sumber, dalam hal ini wawancara dilakukan melalui tanya jawab
secara langsung dengan menggunakan koesioner atau daftar pertanyaan kepada
informan. Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah pegawai pada Kantor
Camat Burau sebanyak 4 orang.
4. Dokumentasi
Teknik
ini dilakukan dengan cara mencari data dan mengumpulkan dokumen berupa
buku-buku dan sumber lain yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.
C.
Variabel
Dan Desain Peneltian
1.
Variabel
Penelitian
Adapun
yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah, motivasi kerja sebagai
variabel (X) dan kinerja pegawai sebagai variabel terikat (Y).
2.
Desain Penelitian
Berdasarkan
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu mengetahui pengaruh motivasi
kerja terhadap kinerja pegawai di Kantor Camat Burau Kabupaten Luwu Timur, maka penulis
menggunakan desain penelitian yang bersifat hubungan kausal atau sebab akibat.
Dengan kata lain, adanya hubungan sebab akibat antara satu variable dengan
variable lainnya. Berdasarkan ulasan tersebut, maka pendekatan penelitian ini
adalah pendekatan kuantitatif dengan model:
X
|
Y
|
Gambar 2 :
Skema desain Penelitian
Keterangan:
X = motivasi kerja
Y = kinerja pegawai
D.
Populasi
Dan Sampel
1.
Populasi
Populasi adalah
keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pegawai Kantor Camat Burau Kabupaten Luwu Timur
yang berjumlah 30 orang.
2.
Sampel
Jumlah
populasi dalam penelitian ini relatif sedikit yaitu berjumlah 30 orang,
sehingga keseluruhan populasi penelitian dijadikan obyek penelitian. Dengan
demikian, penelitian ini dapat dikatakan penelitian populasi.
Jabatan
|
Populasi
|
Sampel
|
Kepala Camat
Jabatan Fungsional
Sekertaris Camat
Kepala Sub Bagian Umum & Kepegawaian
Kepala Sub Bagian Perencanaan & Keuangan
Kepala Seksi Pemerintahan
Kepala Seksi PMD
Kepala Seksi Trantib
Pembantu Pimpinan
|
1 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
22 Orang
|
1 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
22 Orang
|
Total
|
30 Orang
|
30 Orang
|
E.
Teknik
Analisis Data
1.
Analisis
Statistik Deskriptif
Untuk mengetahui bagaimana hubungan motivasi kerja dengan
kinerja pegawai digunakan analisis statistik deskriptif, bertujuan untuk mendeskripsikan
kedua variabel menggunakan analisis persentase, rata (mean) dan standar
deviasi.
a. Persentase
P = F X 100%
N
Dimana: P = Angka
persentase
F
= Frekuensi jawaban responden
N
= Jumlah responden
b. Rata-rata ( Mean )
M =
xi
N
Dimana : M =
Rata-rata
X = Nilai / Harga
N = Jumlah data
c. Menentukan
standar deviasi
2.
Analisis
Statistik Inferensial
a. Uji Normalitas Data
Untuk
mengetahui kenormalan data tentang
hubungan motivasi kerja dan peningkatan kinerja pegawai diuji normalitas. Uji
normalitas yang digunakan adalah rumus dasar chi kuadrat oleh sugiono
(2005:265) dengan rumus sebagai berikut :
X2 =
Dimana : X2 : Chi Kuadrat
Fo
: Frekuensi yang diobservasi
Fh
: Frekuensi yang diharapkan
b. Analisis Korelasi Product Moment
Digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara variabel X dan variabel
Y. Rumus korelasi yang digunakan:
Dimana : rxy = Koefisien Korelasi
X
= Nilai Variabel X
Y
= Nilai Variabel Y
Setelah persamaan regresinya didapatkan, maka dapat
digunakan dalam analisis selanjutnya, yaitu untuk menguji apakah regresi yang
dihasilkan mempunyai pengaruh yang bermakana atau tidak dengan kriteria
pengujian:
Jika Fhitung
> Ftabel berarti Ho
ditolak.
Jika Fhitung
< Ftabel berarti Ho diterima.
Derajat kesalahan atau derajat bebas (db) untuk menguji F
tersebut pada alpa (œ) = 0,05 persen.
F.
Definisi
Operasional dan Pengukuran Variabel
1.
Definisi Operasional
Untuk menghindari
terjadinya kerancuan dan menafsirkan variabel yang diteliti, dibawah ini akan
dijelaskan pengertian variabel secara operasional. Adapun definisi operasional variabel dalam
penelitian ini adalah:
a. Motivasi
kerja adalah dorongan atau keinginan pegawai melaksanakan aktivitas kerja
sesuai dengan tugasnya yang dilandasi rasa tanggung jawabdalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Adapun indikator variabel yaitu:
1. Prestasi,
merupakan keinginan untuk melaksanakan tugas secara bertanaggung jawab guna
mencapai hasil maksimal.
2. Penghargaan,
merupakan pengakuan atas prestasi kerja yang diperoleh baik dari pimpinan
maupun rekan sekerja sehingga memberi kepuasan batin sekaligus memberi semangat
untuk lebih berprestasi.
3. Tantangan,
merupakan kegairahan dalam melaksanakan tugas yang sifatnya menantang untuk
dikerjakan, baik dalam berfikir maupun berbuat.
4. Tanggung
jawab, merupakan rasa ikut serta dalam menjaga kesuksesan pelaksanaan tugas
organisasi sebagai organisasi yang bersifat pelayanan.
5. Pengembangan,
merupakan keinginan untuk mengembangkan kemampuan atau pengalaman demi
peningkatan kinerja.
6. Keterlibatan,
merupakan rasa ikut bertanggung jawab dalam setiap aktifitas kantor, seperti
halnya dalam proses pengambilan keputusan.
7. Kesempatan,
merupakan terbukanya kesempatan untuk maju sehingga memberi keinginan untuk
memanfaatkan setiap kesempatan untuk pengembangan diri.
b. Kinerja pegawai dapat diartikan sebagai hasil kerja
seseorang pegawai dalam arti bahwa hasil kerja tersebut dapat dibandingkam
dengan standar atau patokan baku yang telah ditentukan. Adapun indikatornya
adalah:
1. Efektif dan Efesiensi, dikatakan efektif apabila suatu
tujuan tertentu dapat dicapai dan dikatakan efesien apabila hal itu memuaskan
sebagai pendorong tercapainya tujuan.
2. Otoritan dan Tanggung jawab, otoritas adalah wewenang
yang dimiliki seseorang untuk memerintah orang lain (bawahannya) untuk melaksanakan
tugas yang dibebankan kepada masing-masing bawahan dalam organisasi, sedangkan
tanggung jawab adalah kewajiban menanggung atau memikul segala-galanya yang
menjadi tugas dengan segala akibat daripada tindakan yang baik maupun yang
buruk.
3. Disiplin artinya ketaatan kepada hukum atau peraturan
yang berlaku dalam suatu instansi atau kantor.
4. Inisiatif adalah daya fikir, kreatifitas dalam bentuk ide
untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi.
2.
Pengukuran Variabel
Untuk mengukur variabel penelitian ini digunakan angket
ordinal, yang mana kedua variabel bail variabel motivasi kerja (x) maupun
variabel kinerja pegawai (Y) diukur dengan menggunakan patokan interprestasi
nilai r dari Sugiono (2005:149) sebagai berikut:
Tabel 1. Interprestasi Koefisien Korelasi (r)
Internal Koefisien Tingkat
Pengaruh
|
0,000 – 0,199 Sangat
Lemah
0,200 – 0,399 Lemah
0,400 – 0,599 Sedang
0,600 – 0,799 Kuat
0,800 – 1,000 Sangat
Kuat
|
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1.
Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Camat Burau
Kecamatan Burau terbentuk pada
tahun 1993 oleh Bapak Bupati Luwu. Kecamatan Burau
juga merupakan pemekaran dari Kecamatan Wotu, hal ini di karenakan
masalah penduduk dan wilayah yang sudah melewati batas. Dalam
pemerintahannya Camat pertama yaitu Drs. Lukman Kasim dari tahun 1993-1998 yang sekarang menjadi kepala perhubungan Kab.
Luwu Timur , Camat kedua yaitu Drs. Muh. Sabar
dari tahun 1998-2000 yang
sekarang menjadi asisten II Kab. Luwu Timur, Camat ketiga yaitu Nasruddin
S.sos (Almarhum), Camat
keempat yaitu Halsen, S.ip
dari tahun 2004-2007 dan sekarang
menjadi Kepala Bagian Pemerintahan Kab.
Luwu Timur, Camat kelima yaitu Drs.Ansar Rahman
dari tahun 2007-2008 yang
sekarang menjadi Sekertaris Dinas Pertambangan, Camat keenam yaitu Moh. Salaman
S.STP. Msi, dari tahun 2008-2010 yang sekarang menjadi Camat Kalaena Kab. Luwu
Timur, dan Camat yang menjabat 2010
sampai sekarang yaitu Irawan Kangiden, S.IP. M.si mutasi dari Camat
Towuti.
33
|
1.
Penduduk
Kepadatan penduduk di Kecamatan burau tahun 2006 tergolong tinggi yaitu sekitar 112 orang
perkilometer persegi .karena jauh berada
diatas rata-rata Kabupaten Luwu Timur
yang berkisar 32 orang perkilometer
persegi .Desa yang terpadat penduduknya
adalah desa lagego dengan kepadatan penduduk 263 orang perkilometer persegi
,sedang paling rendah adalah desa lanosi dengan kepadatan sekitar 55 orang
perkilometer persegi.
Pada tahun 2006 jumlah penduduk di kecamatan Burau sebanyak
28.782 orang yang terbagi ke dalam 6.111 rumah tangga ,dengan rata-rata
penduduk dalam satu rumah tangga sebanyak 5 orang. Pada tahun 2007 jumlah
laki-laki lebih banyak dengan permpuan
.Laki-laki sebanyak 14.864 orang dan permpuan sebanyak 13.918 orang ,sehingga
rasio jenis kelaminnya sebesar 106.80 yang artinya dari 100 wanita
terdapat sekitar 107 laki-laki.
Sementara itu,laju
pertumbuhan penduduk dari tahun 2006-2007 sebesar 0.31 persen
pertahun. Selajutnya penduduk menurut kelompok umur sekolsh SD (7-12 tahun) sebanyak 4.200 orang, penduduk usia sekolah SLTP (13 -15 tahun)
sekitar 1.665 orang dan penduduk usia sekolah SLTA (16-18 tahun) sekitar 1.651
orang.
2.
Pendidikan
Fasilitas pendidikan di kecamatan Burau
relative lengkap. Sarana pendidikan informal (Taman kanak-kanak/TK) dan
sarana pendidikan formal dari tingkat SD sampai SLTA telah tersedia. Pada tahun 2006, jumlah
TK di Kecamatan Burau sebanyak 14 buah , sedangkan jumlah SD dan SLTP masing- masing 18 dan 5 sekolah. Sementara
itu,SLTA hanya 3 sekolah .
Rasio murid guru
memberikan gambaran rata- rata banyaknya murid yang di ajar oleh seorang guru. Angka
rasio ini dapat digunakan untuk mengukur
tingkat efektifitas guru dalam proses
belajar mengajar. Pada tahun ajaran 2006 rasio murid guru SD sebesar 28
murid setiap guru angka ini meningkat di bandingkan tahun 2007 sebesar 26 murid setiap guru. Sementara
itu, rasio siswa guru untuk jenjang pendidikan SLTP mengalami penurunan di
banding tahun 2006, yaitu
dari 14 siswa setiap guru, menjadi 10 siswa setiap Guru.
3.
Kesehatan
Fasilitas kesehatan
di kecamatan burau masih terhitung minim. Dari 14 desa hanya
terdapat satu buah puskesmas terletak di desa burau, sedangkan puskesmas
pembantu (pustu) berjumlah 10 buah. Kemudian, hanya
terdapat 2 tempat praktek dokter, 14
tempat praktek bidan, di samping itu polindes
hanya terdapat 1 buah Tenaga medis yang tersedia di kecamatan
burau adalah hanya 2 dokter, 14 bidan, 14 bidides, 30
dukun bayi terlatih dan 14 dukun bayi belum terlatih. Kondisi kesehatan masyarakatnya agaknya perlu
mendapatkan perhatian swerius, karena pada tahun 2006 pada umumnya desa di
kecamatan burau telah terjangkit wabah penyakit muntaber/ diare dan infeksi
saluran pernafasan. Selain itu, keterbatasan kemampuan ekonomi masyarakat masih
cukup tinggi, hal ini terlihat dari banyaknya keluarga pra- sejhtra sekitar
1.490 keluarga. 1.578 keluarga yang memiliki surat miskin dan kartu
sehat.
4.
Perumahan dan lingkungan
Sebagian besar bangunan
rumah di kecamatan burau masih belum permanen yaitu sebanyak 4.801 rumah,
sedangkan rumah permanen sebanyak 1.242 rumah. Pada umumnya masarakat kecamatan
memiliki kondisi pembuangan sampah keluarga relative baik, karena di kecamatan
ini sebagian besar penduduknya telah membuang sampah dalam lubang dan dibakar. Sedangkan
untuk tempat buang air besar pada umumnya sudah menggunakan jamban sendiri dan
memiliki saluran pembuangan limbah cair. Rumah tangga pelanggan listrik PLN di keamatan burau
cukup besar sebanyak 2.810 rumah tangga yang tersebar desa kecuali desa cendana
dan batu putih, sedangkan sebanyak 3.232 rumah tangga menggunakan listrik non-
PLN.
5.
Agama
Mayoritas penduduk kecamatan burau beragama
islam. Kondisi ini antara
lain dapat di lihat dari banyaknya tempat ibadah bagi umat islam seperti mesjid
sebanyak 46 buah dan mushallah/langgar sebanyak 6
buah .Selain itu penduduk kecamatan burau terdapat komunitas
masyarakat yang memeluk agama Kristen dan hindu dengan jumlah tempat ibadah
berupa gereja sebanyak 30 buah dan sebanyak 3 buah.
6.
Pertanian dan perkebunan
Lahan di kecamatan burau sebagian besar
merupakan lahan bukan sawah dengan luas
23.238.00 ha atau 90,69 persen. Produksi
buah- buahan yang banyak di kecamatan burau adalah buah durian. Kecamatan burau
merupakan produsen tanaman perkebunan paling potensial dengan luas tanam sebesar 8.000 ha dengan
produksi sebesar 7.486.00 selama tahun 2007.
7.
Peternakan dan Perikanan
Sapi merupakan ternak besar
terbanyak yang terdapat di kecamatan burau, sebanyak 896 ekor, sedangkan kerbau dan kuda masing-masing 32 dan 7 ekor
saja. Sementara itu, ternak kecil yang paling banyak adalah
ternak babi 1.212 ekor, kemudian kambing vsebanyak 27.246 ekor, sedangkan itik
dan ayam buras masing- masing sebanyak 3.520 dan 4.300 ekor. Kecamatan
burau adalah salah satu kecamatan yang ada di pesisir teluk bone, sehingga
daerah ini potensi terhadap perikanan laut dengan total produksi yang di
hasilkan selama tahun 2007 sebanyak 1.977,23 ton ikan. Disamping perikanan laut
daerah ini juga potensi terhadap bududaya ikan dengan luas areal tambak sebesar
440.00 ha dan luas areal kolam sebesar 9 ha.
8.
Perdagangan dan Hotel
Untuk menunjang kegiatan perekonomian penduduk
kecamatan burau, sampai dengan tahun 2007 terdapat sebanyak 452 buah took/warung. 114 buah rumah makan/ kedai makan minum dengan di
tunjang 19 koerasi non- KUD.
9.
Transportai dan
Komunikasi
Fasilitas transportasi dan
komunikasi angat erat hubungannya dengan
kondisi social ekonomi sebuah masyarakat, kondisifasilitas
transportasi dan komunikasi di kecamatan burau relative masih kurang, hal ini
tercermin dari masih kurangnya fasilitas komunikasi yaitu hanya 2 wartel, 683
pemilik televise dan tidak ada pelanggan telepon. Namun kondisi jalaan
relative baik, dari 14 desa, hanya terdapat 2 desa yang jalannnya belum
beraspal/beton, sedangkan di lihat dari kondisi
jalannya pada umumnya berada dalam
kondisi sedang.
10.
Penggalian
Kecamatan burau memiliki
potensi tambang dan penggalian yaitu batu/koral, pasir dan tanah liat, potensi
tambang batu/koral terdap[at di desa jalajja, sedangkan potensi penggalian
pasir terdapat pada 2 desa yaitu desa lumbewe dan jalajja. Sementara itu,
penggalian tanah liat terdapat di desa lanosi.
B.
Struktur Organisasi
1.
Struktur dan Susunan Organisasi
Struktur organisasi
sangat penting untuk mencapai tujuan perusahaan di mna struktur organisasi ini
bertujuan untuk dapat melihat gambaran yang jelas akan wewenang, tugas
dan tanggung jawab dan setiap bagian- bagian dalam kantor camat burau. Struktur
organisasi merupakan pedoman kantor dalam menjalankan system informasi yang
mengetahui tugas dan tanggung jawab masing- masing bagian serta mengetahui
posisi yang satu dengan yang lainnya dan hubungan dapat terlaksana dengan baik.
STRUKTUR ORGANISASI
CAMAT
|
JABATAN FUNGSIONAL
|
SEKCAM
|
Sub.
Bagian Umum dan Kepegawaian
|
Sub. Bagian
Perencanaan dan Keuangan.
|
Seksi
Tata Pemerintahan
|
Seksi
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
|
Seksi Ketentraman
dan ketertiban
|
Desa
|
Kelurahan
|
2.
Tugas dan Tanggung
Jawab kantor Camat Burau
1.
Camat
Kecamatan dipimpin oleh
seorang camat yang mempunyai
tugas pokok memimpin kecamatan dalam membina,
mengkoordinasikan dan melaksanakan
kewenangan pemerintahan yang di limpahkan oleh bupati di bidang pemerintahan, ketentraman dan ketertiban. Pembangunan
masyarakat desa/kelurahan, perekonomian, kesejahteraan rakyat,
pemberdayaan masyarakat, pelayanan masyarakat serta pembinaan secretariat
kecamatan .
Dalam
menyelenggarakan tugas sebagaimana yang di maksud pada ayat 1 tentang uraian tugas camat sebagai berikut :
a. Mengkoordinasikan
kegiatan pemberdayaan masyarakat
b. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas
pelayanan umum
c. Membina penyelenggaraan pemerintahan desa
d. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang
lingkup tugasnya
e. Membina dan mengarahkan sekretaris kecamatan, para kepala
subbagian dan kepala seksi dalam
melaksanakan tugasnya
f. Melakukan pembinaan dan pengendalian atas pengelolaan
rumah tangga, administrasi kepegawaian, perlengkapan dan peralatan (asset) dan
keuangan kecamatan
g. Melakukan pembinaan terhadap kedisiplinan dan peningkatan
kualitas pegawai dalam lingkup kecamatan
h. Menyelenggarakan
koordinasi dengan instansi atau unit kerja terkait
i. Menilai prestasi kerja sekertaris kecamatan, para kepala
sub bagian dan kepala seksi dalam rangka
pembinaan dan pengembangan karir
j. Melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh Bupati
k. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kapada Bupati melalui sekertaris daerah.
2.
Sekcam (Sekartaris Camat)
Sekertaris camat
mempunyai tugas dan kewajiban membina, mengkoordinasikan dan maelaksanakan
kegiatan di bidang urusan umum dan
kepegawaian, perencanaan dan pelaporan administrative kepada semua unsure
dalam lingkup kecamatan. Adapun tugas sekcam adalah sebagai berikut:
a. Menyusun rencana program
dan kegiatan sekertariat
kecamatan sebagai pedoman pelaksanaan tugas
b. Melaksanakan surat
menyurat untuk kepentingan dinas
c. Menerima, meneliti, mengagenda,
dan mendistribusikan surat-surat masuk dan surat keluar
d. Mengelolah urusan
rumah tangga
e. Mengelolah urusan administrasi keuangan
f. Mengelolah urusan administrasi kepegawaian
g. Mengelolah urusan administrasi perlengkapan dan peralatan
h. Mengkoordinasikan
penyusunan laporan
pelaksanaan program/ kegiatan
i. Melaksanakan
tugas lain yang di berikan oleh camat
j. Dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab kepada
camat
3.
Sub. Bagian Umum dan
Kepegawaian
Kepala Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian mempunyai tugas dan
kewajiban menyiapkan bahan dan melaksanakan
urusan umum dan kepegawaian
meliputi pengelolaan urusan rumah tangga, surat menyurat, kearsipan,
tata laksana, perlengkapan, kepegawaian dan tugas umum lainnya. Adapun
tugas dari sub bagian umum dan kepegawaian sebagai berikut:
a. Menyusun rencana program dan kegiatan Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian sebagai pedoman pelaksanaan tugas
b. Mengelolah dan melaksanakan urusan rumah tangga dan
protocol
c. Mengelolah dan melaksanakan urusan kepegawaian
d. Mengelolah dan melaksanakn urusan perlengkapan dan asset
e. Mengelolah dan melaksanakan urusan surat menyurat dan kearsipan
f. Mengelolah dan
melaksanakan urusan ketatalaksanaan
g. Mengelolah dan
melaksanakan urusan umum lainnya
h. Melaksankan tugas
lain sesuai dengan kewenangan dan bidang tugas yang di berikan oleh camat.
4.
Sub. Bagian Perencanaan
dan Keuangan
Berdasarkan peraturan Buapati Luwu Timur no.25 tahun 2008 tentang tugas pokok dan rincian tugas jabatan structural kecamatan burau
dimana di sebutkan tugas kepala sub
bagian perencanaan dan keungan mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :
a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan dan keuangan.
b. Pemberian dukungan
atas pelaksanaan tugas di bidang
perencanaa dan keungan
c. Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang perencanaan dan keuangan
d. Pelaksanaan tugas
lain yang di berikan oleh camat sesuai dengan tugas dan fungsinya
e. Menghimpun dan
mempersiapkan bahan penyusunan
rencana
f. Mengkoordinasikan
penyusunan rencana anggaran
tahunan kecamatan
g. Mengelolah dan
melaksanakan verifikasi anggaran
h. Mengelolah dan melaksanakan pembukuan dan pelaporan
keuangan
5.
Seksi Tata Pemerintahan
Kepala seksi tata
pemerintahan mempunyai tugas dan kewajiban membantu camat dalam membina,
mengkoordinasikan dan melaksanakan tugas dibidang pemerintahan.tugas kepala
seksi tata pemerintahan adalah sebagai berikut:
a. Menyusun rencana program
dan kegiatan seksi pemerintahan sebagai pedoman pelaksanaan tugas
b. Menyelenggarakan
fasilitas pemilihan kepala desa dan badan perwakilan desa
c. Menyelenggarakan lomba
atau penilaian desa atau kelurahan tingkat kecamatan
d. Menyelenggarakan
fasilitas kerja sama antar desa/kelurahan danpenyelesaian perselisihan antara
desa
e. Memfasilitasi penataan
desa/kelurahan dan penyusunan peraturan desa
f. Melaksanakan kegiatan
adminitrasi kependudukan inventarisasi aset daerah atau kekayaan daerah lainnya
yang ada diwilayah kerjanya
g. Menyelenggarakan
koordinasi dengan instansi atau unit kerja terkait
h. Memantau, mengawasi, dan
mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui
tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan
i. Melaksanakan evaluasi
dan menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan seksi pemerintahan
j. Melaksanakan tugas lain
sesuai dengan kewenangan dan bidang tugas yang diberikan oleh camat
k. Dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab kepada camat melalui sekertaris camat
6.
Seksi PMD (Pemberdayaan Masyarakat
Desa)
Seksi pemberdayaan
masyarakat Desa mempunyai tugas menyusun
rencana melaksanakan pembinaan
pembangunan ,pembinaan
kesejahteraan sosial,
sarana dan prasarana, pelayanan umum, perekonomian, produksi,
distribusi, serta pembinaan lingkungan
hidup. Uraian tugas di maksud pada pasal 7 ayat 1 keputusan ini:
a. Menyusun
rencana dan program kerja sebagai
pedoman
b. Memberikan petunjuk
kepada bawahan agar
pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancer
c. Membagi tugas
kepada bawahan sesuai
bidangnya agar pelaksanaan
tugas dapat berjalan dengan lancar
d. Menilai hasil kerja bawahan
dengan cara mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas
e. Merencanakan dan
melaksanakan pembinaan pembangunan
sarana dan prasarana pelayanan
umum bagi masyarakat
f. Merencanakan dan menyusun
serta mengevaluasi program
pelaksanaan kegiatan perekonomian
masyarakat serta peningkatan
kesehatan masyarakat dan keluarga
berencana lintas kelurahan
dan desa
g. Membuat
laporan sebagai bahan
pertanggung jawaban pelaksanaan
tugas
h. Merencanakan dan menyelenggarakan serta mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
pencegahan dan penanggulangan bencana alam.
7. Seksi Trantib
Seksi ketentraman dan ketertiban mempunyai
tugas rencana, penyelenggaraan urusan
pembinaan ketentraman dan ketertiban, pembinaan idiologi
dan politik dalam negri dan
membuat laporan pelaksanaan tugas. Uraian tugas
sebagaimana di maksud pada pasal 6 ayat 1:
a. Melaksanakan
pembinaan ketentraman dan ketertiban dengan
kordinasi instansi
b. Melakukan kegiatan pembinaan kordinasi perencanaan pembangunan, pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan pembangunan lintas
kelurahan dan desa.
c. Mempersiapkan
bahan dan tata
untuk pembinaan idiologi
Negara , kesatuan bangsa dan peningkatan partisipasi politik
masyarakat lintas kelurahan dan desa
d. Menyelenggarakan musyawarah pembangunan temu karya
unit daerah kerja
pembangunan (UDKP)
e. Menyusun
rencana dan pedoman kerja sebagai
pedoman
f. Memberikan petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas
sesuai dengan tujuan yang hendak di capai
g. Membagi tugas
bawahan sesuai dengan
bidangnya agar pelaksanaan tugas dapat
berjalan dengan lancar.
C.
Pengolahan Data
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh motivasi kerja
terhadap kinerja pegawai diKantor Camat Burau, digunakan instrumen kuesioner
atau angket sebagai tekhnik pengumpul data utama, disamping pengumpul data
lainnya yang telah disebutkan terdahulu. Untuk jelasnya penyajian dan
pengolahan data dapat dilihat pada tabel-tabel berikut:
1.
Motivasi kerja
a.
Prestasi
Prestasi merupakan keinginanan untuk melaksanakan tugas
secara bertanggung jawab guna mencapai
hasil maksimal. Dengan keinginan berprestasi akan menjadikan seseorang dapat
sukses dalam melaksanakan tugasnya. Untuk mengetahui apakah pegawai dapat
menyelesaikan tugas-tugas sampai tuntas dapat dilihat pada tabel 3:
Tabel 3. Tugas-tugas Terselesaikan Sampai Tuntas
Options Kategori
Jawaban
Frekuensi Persentase
|
a Selalu
19 63,33
b Sering 10 33,34
c Kadang-kadang 1 3,33
d Tidak Pernah 0 0,00
|
Jumlah
30 100,00
|
Sumber: Olahan data
angket No.1
Tabel 3 menunjukkan
bahwa pegawai di Kantor Camat Burau menyelesaikan tugas-tugas sampai
tuntas. Hal ini didasarakan atas 30 responden, dimana sebanyak 19 atau 63,33
persen menyatakan bahwa mereka selalu
menyelesaikan tugas-tugas sampai tuntas, 10 responden atau 33,34 persen
menyatakan sering, 1 responden atau 3,33 persen yang menyatakan kadang-kadang
dan tidak ada satupun responden yang mengatakan tidak pernah menyelesaikan
tugas-tugas sampai tuntas. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa tingkat prestasi
pegawai dalam menyelesaikan tugasnya sebagian besar sangat baik.
Untuk mengetahui apakah pegawai dapat menyelesaikan
pekerjaan sesuai harapan pimpinan dapat dilihat pada tabel 4:
Tabel 4. Menyelesaikan Pekerjaan Sesuai Harapan Pimpinan
Options Kategori
Jawaban
Frekuensi Persentase
|
a Selalu
14 46,67
b Sering 12 40,00
c Kadang-kadang 4 13,33
d Tidak Pernah 0 0,00
|
Jumlah
30 100,00
|
Sumber: Olahan data angket No.2
Tabel 4 menunjukan bahwa sebagian besar pegawai atau sebanyak 14 responden
atau 46,67 persen menyatakan selalu, 12 responden atau 40,00 persen menjawab
sering, 4 responden atau 13,33 persen menjawab kadang-kadang, dan sama sekali
tidak ditemukan responden yang menyatakan bahwa tidak pernah menyelesaikan
pekerjaan sesuai harapan pimpinan. Hal tersebut menunjukan bahwa pegawai di
Kantor Camat Burau sebagian besar selalu menyelesaikan pekerjaan sesuai harapan
pimpinan.
Hal ini perlu disadari oleh pegawai bahwa dengan
menyelesaikan pekerjaan sesuai harapan pimpinan merupakan suatu prestasi yang
membanggakan yang dapat memotivasi diri dalam menyelesaikan pekerjaan
selanjutnya. Untuk mengetahui apakah pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan rencana kerja, dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini:
Tabel 5. Menyelesaikan Pekerjaan Sesuai dengan Rencana
Kerja
Options Kategori
Jawaban
Frekuensi Persentase
|
a Menyelesaikan 19 66,67
b Cukup Menyelesaikan 10 30,00
c Kurang
Menyelesaikan 1 3,33
d Tidak Menyelesaikan 0 0,00
|
Jumlah 30 100,00
|
Sumber: Olahan data angket No.3
Tabel 5. Menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Camat Burau
menyelesaikan pekerjaan sesuai rencana kerja. Hal ini dapat dilihat dari 20
responden atau 66,67 persen yang menjawab menyelesaian, 9 responden atau 30
persen yang menjawab cukup menyelesaikan, 1 responden atau 3,33 persen yang
menjawab kurang menyelesaikan dan tidak ada satupun yang menjawab tidak pernah
menyelesaikan sesuai dengan rencana kerja. Dengan demikian dapat dinyatakan
bahwa sebagian besar pegawai selalu menyelesaikan pekerjaan sesuai rencana
kerja. Hal ini berarti keinginan seorang pegawai untuk berprestasi sebagai
bahan dari motivasi kerja akan menjadikan seorang pegawai dapat sukses dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.
b.
Penghargaan
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi motivasi yaitu
melalui pemberian penghargaan. Penghargaan akan rasa ingin dihargai dan juga
merupakan pengawasan diri terhadap sektor penghargaan prestise dari pegawai dan
masyarakat. Untuk mengetahui apakah pemberian penghargaan dapat mempengaruhi
motivasi pegawai dalam melaksanakan tugasnya dapat dilihat pada tabel 6 berikut
ini:
Tabel 6. Pemberian
Penghargaan dapat Mempengaruhi Motivasi Pegawai
Options Kategori
Jawaban
Frekuensi Persentase
|
a Mempengaruhi 21 70,00
b Cukup mempengaruhi 9 30,00
c Kurang mempengaruhi 0 0,00
d Tidak mempengaruhi 0 0,00
|
Jumlah
30 100,00
|
Sumber: Olahan data
angket No.4
Tabel 6 menunjukkan bahwa 21 reponden atau 70 persen yang
menyatakan mempengaruhi, 9 responden atau 30 persen yang menyatakan cukup
mempengaruhi, dan tidak terdapat responden yang menyayakan kurang mempengaruhi
serta tidak mempengaruhi. Dengan demikian dapat di nyatakan bahwa pemberian
penghargaan mempengaruhi motivasi pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini
dapat dilihat dari jawaban responden yang sebagian besar menyatakan
mempengaruhi yaitu sebanyak 21 responden atau 70,00 persen. Hal ini sesuai
dengan pernyataan kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, Amran Akmal S.Stp (26
Mei 2011), mengatakan bahwa:
Salah satu
apresiasi dari Kantor kepada pegawai untuk dapat memotivasi pegawai yaitu
dengan memberikan kesempatan kepada pegawai melanjutkan pendidikan formal,
pemberian penghargaan terhadap pegawai berdasarkan masa pengabdian. Bentuk
penghargaan yang biasa diberikan seperti promo jabatan dan kenaikan gaji.
Untuk mengetahui apakah dengan promosi jabatan dapat
mempengaruhi motivasi pegawai dalam meningkatkan kinerja, dapat dilihat pada
tabel 7:
Tabel 7. Promosi Jabatan dapat Mempengaruhi Peningkatan
Kinerja
Options Kategori
Jawaban
Frekuensi Persentase
|
a Mempengaruhi 22 73,34
b Cukup mempengaruhi 8 26,66
c Kurang
mempengaruhi 0 0,00
d Tidak mempengaruhi 0 0,00
|
Jumlah 30 100,00
|
Sumber: Olahan data
angket No.5
Berdasarkan tebel 7 maka dapat di simpulkan bahwa dengan
adanya pemberian promosi jabatan kepala pegawai, dapat mempengaruhi motivasi
bagi pegawai tersebut dalam meningkatkan kinerja. Hal ini dapat dilihat dari
sebagian besar pegawai yaitu 22 responden atau 73,34 persen yang menyatakan
mempengaruhi, 8
responden atau 26,66 persen yang menyatakan cukup
mempengaruhi, dan tidak terdapat responden yang menyatakan kurang mempengaruhi
serta tidak mempengaruhi. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa promosi
jabatan membawa pengaruh besar kepada pegawai dalam meningkatkan kinerjanya.
c.
Tantangan
Tantangan yang dihadapi seseorang dalam melaksanakan
suatu pekerjaan kadang merupakan motivator kuat untuk mengatasinya. Tantangan
demi tantangan biasanya akan menumbuhkan aktivitas kegairahan untuk
mengatasinya. Untuk mengetahui apakah pegawai menyukai pekerjaan yang bersifat
rutinitas, dapat dilihat pada tabel 8 berikut:
Tabel 8. Menyukai Pekerjaan yang Bersifat Rutinitas
Options Kategori
Jawaban
Frekuensi Persentase
|
a Menyukai 9 30,00
b Cukup Menyukai 14 46,67
c Kurang Menyukai 6 20,00
d Tidak Menyukai 1 3,33
|
Jumlah
30 100,00
|
Sumber: Olahan data
angket No.6
Tabel 8 menunjukkan bahwa 9 responden atau 30 persen yang
menjawab menyukai, 14 responden atau 46,67 persen yang menjawab cukup menyukai,
6 responden atau 20 persen yang menjawab kurang menyukai dan masih ada 1
responden atau 3,33 persen yang menjawab tidak menyukai pekerjaan yang bersifat
rutinitas. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pegawai cukup menyukai
pekerjaan yang bersifat rutinitas. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang
sebagian besar menyatakan cukup menyukai yaitu sebanyak 14 responden atau 46,67
persen.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Camat
Burau memiliki motivasi yang kuat dalam menylesaikan pekerjaannya walaupun
pekerjaan tersebut sifatnya rutinitas. Hal ini disadari oleh pegawai bahwa
pekerjaan yang sifatnya rutinitas merupakan suatu tantangan yang dapat memacu
pegawai untuk lebih meningkatkan kinerjanya. Untuk mengetahui apakah pegawai
menyukai pekerjaan yang menuntut kreatifitas terbuat, dapat dilihat pada tabel
9 berikut ini:
Tabel 9. Menyukai Pekerjaan yang Menuntut Kreativitas
Berbuat
Options Kategori
Jawaban
Frekuensi Persentase
|
a Menyukai 21 70,00
b Cukup menyukai 9 30,00
c Kurang menyukai 0 0,00
d Tidak menyukai 0 0,00
|
Jumlah
30 100,00
|
Sumber: Olahan data
angket No.7
Tabel 9 menunjukkan 21 responden atau 70 persen yang
menjawab menyukai, 9 responden 30 persen yang menjawab cukup menyukai, dan
tidak ada satupun responden yang kurang dan tidak menyukai pekerjaaan yang
menuntut kreativitas berbuat. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pegawai
menyukai pekerjaan yang menuntut kreativitas berbuat. Hal ini terlihat dari
jawaban responden yang sebagian besar menyatakan cukup menyukai yaitu sebanyak
21 responden atau 70 persen. Kebanyakan pegawai di Kantor Camat Burau menyukai
pekerjaan yang menuntut kreativitas berbuat, karna pegawai sadar bahwa didalam
bekerja kita selalu dituntut untuk berfikir kreatif demi mencapai suatu hasil
yang maksimal.
d.
Tanggung Jawab
Rasa ikut memiliki akan menimbulkan motivasi untuk turut
merasa bertanggung jawab. Rasa tanggung jawab trsebut dilandasi kesadaran akan
tugas yang diberikan untuk dilaksanakan secara maksimal sesuai kemampuan yang
dimiliki. Untuk mengetahui apakah pegawai senantiasa menyerahkan tugas kantor
kepada teman kerjanya untuk dilasanakan, dapat dilihat pada tabel 10 berikut
ini:
Tabel 10. Menyerahkan Tugas Kantor kepada Teman
Kerjanya untuk diselesaikan
Options Kategori
Jawaban
Frekuensi Persentase
|
a Tidak Pernah 11 36,67
b Kadang-kadang 17 56,67
c Sering 2 6,66
d Selalu 0 0,00
|
Jumlah
30 100,00
|
Sumber: Olahan data
angket No.8
Tabel 10 menunjukkan bahwa 11 responden atau 36,67 persen
yang menyatakan tidak pernah, 17 responden atau 56,67 persen yang menyatakan
kadana-kadang, 2 responden atau 6,66 prsen yang menyatakan sering, dan tidak
terdapat seorang pun responden yang menyatakan selalu. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa kadang-kadang pegawai kurang memiliki tanggung jawab terhadap
tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang
sebagian besar menyatakan kadang-kadang yaitu sebanyak 17 responden atau 56,67
persen. Untuk mengetahui apakah pegawai senantiasa membantu rekan kerjanya
menyelesaikan pekerjaan jika tidak ada lagi pekerjaannya, dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 11. Membantu Rekan Kerja
Menyelesaikan Pekerjaan Jika tidak
ada lagi Pekerjaannya
Options Kategori
Jawaban
Frekuensi Persentase
|
a Selalu 5 16,67
b Sering 10 33,33
c Kadang- kadang 15 50,00
d Tidak Pernah 0 0,00
|
Jumlah
30 100,00
|
Sumber: Olahan data
angket No.9
Tabel 11 menunjukkan bahwa 5 responden atau 16,67 persen
yang menyatakan selalu, 10 responden atau 33,33 persen yang menyatakan sering,
15 responden atau 50 persen yang menyatakan kadang-kadang, dan tidak terdapat
seorang pun responden yang menyatakan tidak pernah. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa kadang-kadang pegawai membantu rekannya dalam menyelesaikan
pekerjaan jika tidak ada lagi pekerjaannya. Hal ini terlihat dari jawaban
responden yang sebagian yang sebagian besar menyatakan kadang-kadang yaitu
sebanyak 15 responden atau 50 persen. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pegawai
di Kantor Camat Burau memiliki ras a solodaritas yang tinggi dengan merasa ikut
memiliki atau bertanggung jawab terhadap tugas rekannya.
e.
Pengembangan
Pengembangan kemampuan seseorang baik dari pengalaman
kerja atau kesempatan untuk maju dapat merupakan motivator kuat bagi pegawai
untuk bekerja lebih giat atau lebih bergairah. Apalagi jika pengembangan dari
organisasi selalu dikaitkan dengan prestasi atau produktifitas kerja yang
dicapai pegawai. Untuk mengetahui apakah pegawai senantiasa belajar untuk
mengembangkan kemampuan kerjanya, dapat dilihat pada tabel 12 sebagai berikut
ini:
Tabel 12. Senantiasa Belajar untuk Mengembangkan Kemampuan Kerjanya
Options Kategori
Jawaban
Frekuensi Persentase
|
a Selalu 20 66,67
b Sering 5 16,67
c Kadang- kadang 5 16,67
d Tidak
Pernah
0 0,00
|
Jumlah
30 100,00
|
Sumber: Olahan data angket No.10
Tabel 12 menunjukkan bahwa 20 responden atau 66,67 persen
yang menyatakan selalu, 5 responden atau 16,67 persen yang menyatakan sering, 5
responden atau 16,67 menyatakan kadang-kadang dan tidak terdapat seorang pun
responden yang menyatakan tidak pernah. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
pegawai di Kantor Camat Burau selalu belajar untuk mengembangkan kemampuan
kerjanya.
Hal ini terlihat dari jawaban responden yang sebagian
besar menyatakan selalu yaitu sebanyak 20 responden atau 66,67 persen. Hal tersebut
disadari oleh pegawai bahwa untuk meningkatkan kinerjanya, maka pegawai harus
selalu belajar agar lebih kreatif dan berkualitas demi mencapai hasil yang
maksimal.
Untuk mengetahui apakah pegawai melaksanakan tugas sesuai
tanggung jawab yang diberikan, dapat dilihat pada tabel 13 berikut:
Tabel 13. Melaksanakan Tugas Sesuai Tanggung Jawab yang
diberikan
Options Kategori
Jawaban
Frekuensi Persentase
|
a Sesuai 20 66,67
b Cukup sesuai 8 26,67
c Kurang sesuai 2 6,67
d Tidak sesuai 0 0,00
|
Jumlah
30 100,00
|
Sumber: Olahan data angket No.11
Tabel 13 menunjukkan bahwa 20 responden atau 66,67 persen
yang menyatakan sesuai, 8 responden atau 26,67 persen yang menyatakan cukup
sesuai, 2 responden atau 6,66 persen yang menyatakan kurang sesuai, dan tidak terdapat
seorang pun responden yang menyatakan tidak sesuai. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa pegawai di Kantor Camat Burau melaksanakan tugas sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Hal ini terlihat dari jawaban
responden yang sebagian besar menyatakan sesuai yaitu sebanyak 20 responden
atau 66,67 persen. Seorang pegawai harus memiliki tanggung jawab yang tinggi
dalam menyelesaikan pekerjaannya agar pekerjaan tersebut dapat selesai tepat
waktu dan sesuai dengan yang diharapkan.
f.
Keterlibatan
Rasa ikut terlibat akan menumbukan rasa ikut bertsnggung
jawab, rasa dihargai yang merupakan tantangan yang harus dijawab, melalui peran
serta berprestasi, untuk pengembangan usaha maupun pengembangan pribadi. Adanya
rasa keterlibatan bukan saja menimbulkan rasa untuk turut mawas diri, untuk
bekerja lebih bauk, tetapi juga akan menghasilkan sesuatu yang berkualitas.
Untuk mengetahui apakah pegawai senantiasa mengemukakan
pendapat kepada pimpinan, dapat dilihat pada tabel 13 berikut ini:
Tabel 14. Senantiasa Mengemukakan Pendapat Kepala Pimpinan
Options Kategori
Jawaban
Frekuensi Persentase
|
a Selalu 5 16,67
b Sering 9 30,00
c Kadang- kadang 16 53,33
d Tidak Pernah 0 0,00
|
Jumlah
30 100,00
|
Sumber: Olahan data
angket No.12
Tabel 14 menunjukkan bahwa 5 responden atau 16,67 persen
menyatakan selalu, 9 responden atau 30 persen menyatakan sering, 16 responden
atau 53,33 persen yang menyatakan kadang-kadang, dan tidak terdapat seorang pun
responden yang menyatakan tidak pernah. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
pegawai kadang-kadang ikut terlibat dalam setiap urusan kantor. Contohnya,
dalam menngemukakan pendapat kepada pimpinan. Hal ini terlihat dari jawaban
responden yang sebagian besar menyatakan kadang-kadang yaitu sebanyak 16 responden
atau 53,33 persen.
Dalam setiap rapat atau pertemuan pegawai di Kantor Camat
Burau terkadang diminta oleh pimpina untuk mengeluarkan pendapatnya terhadap
permasalahan yang terjadi dalam kantor serta bagaimana memajukan Kantor Camat
Burau ke arah yang lebih baik. Untuk mengetahui apakah pegawai selalu di ikut
sertakan dala proses pengambilan keputusan dalam organisasi, dapat dilihat pada
tabel 15 berikut ini:
Tabel 15. Ikut Serta dalam Proses Pengambilan Keputusan
Options Kategori
Jawaban Frekuensi Persentase
|
a Selalu
14 46,67
b Sering
16 53,33
c Kadang- kadang 0 0,00
d Tidak Pernah 0 0,00
|
Jumlah
30 100,00
|
Sumber: Olahan data
angket No.13
Tabel 15 menunjukkan bahwa 14 responden atau 46,67 persen
yang menyatakan selalu, 16 responden atau 53,33 persen yang menyatakan sering,
dan tidak terdapat seorang pun responden yang menyatakan kadang-kadang serta
tidak pernah. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pegawai sering ikut serta
dalam proses pengambilan keputusan dalam organisasi. Hal ini terlihat dari
jawaban responden yang sebagian besar menyatakan sering yaitu sebanyak 16
responden atau 53,33 persen.
Untuk mengetahui apakah pegawai senantiasa aktif dalam
kegiatan kantor seperti mengadakan pembersihan lingkungan, dapat dilihat pada
tabel 16 berikut ini :
Tabel 16. Senantiasa Aktif dalam Kegiatan Kantor, Seperti mengadakan
Pembersihan Lingkungan
Options Kategori
Jawaban
Frekuensi Persentase
|
a Aktif 6 20,00
b Cukup aktif 11 36,67
c Kurang aktif 12 40,00
d Tidak aktif 1 3,33
|
Jumlah
30 100,00
|
Sumber: Olahan data
angket No.14
Tabel 16 menunjukkan bahwa 6 responden atau 20 persen
yang menyatakan aktif, 11 responden atau 36,67 persen yang menyatakan cukup
aktif, 12 responden atau 40 persen yang menyatakan kurang aktif, dan satu
responden atau 3,33 persen yang menyatakan tidak aktif. Dengan demikian dapat dinyatakan
bahwa pegawai kurang aktif dalam kegiatan kantor, seperti membersihkan
lingkungan. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang sebagian besar
menyatakan kurang aktif yaitu sebanyak 12 responden atau 36,67 persen.
Salah satu pegawai menyatakan bahwa kurang aktifnya
pegawai dalam kegiatan kantor, seperti mebersihkan lingkungan karna Kantor
Camat Burau tidak lagi menerapkan jumat bersih. Namun perlu diketahui bahwa
Kantor CamatBurau memiliki tenaga kebersihan khusus sehingga kantor tetap
bersih setiap hari.
g.
Kesempatan
Untuk mengetahui apakah pegawai senantiasa diikutkan
dalam diklat dan semacamnya, dapat dilihat pada tabel 17 berikut ini:
Tabel 17. Senantiasa diikutkan dalam Diklat dan Semacamnya.
Options Kategori
Jawaban
Frekuensi Persentase
|
a Selalu
3 10,00
b Sering 4 13,33
c Kadang-kadang 19 63,33
d Tidak Pernah 4 13,33
|
Jumlah
30 100,00
|
Sumber: Olahan data
angket No.15
Tabel 17 menunjukkan bahwa 3 responden atau 10 persen
yang menyatakan selalu, 4 responden atau 13,33 persen yang menyatakan sering,
19 responden atau 63,33 persen yang menyatakan kadang-kadang, 4 responden atau
13,33 persen menyatakan tidak pernah. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
pegawai kadang-kadang diikutkan dalam diklat dan semacamnya. Hal ini terlihat
dari jawaban responden yang sebagian besar menyatakan kadang-kadang yaitu
sebanyak 19 responden atau 63,33 persen.
Mengikuti diklat merupakan faktor penunjang yang dapat
memotivasi pegawai dala meningkatkan dalam meningkatkan kinerjanya. Oleh karena
itu, pegawai diberi kesempatan untuk selalu mengikuti diklat demi meningkatkan
kualitasnya. Namun sebagian pegawai diKantor Camat Burau masih jarang diikutkan
diklat bahkan ada yang sama sekali belum pernah diikutkan diklat, karena
mengingat banyaknya pekerjaan kantor yang harus diselesaikan. Namun pada
kesempatan berikutnya pegawai tersebut berhak mendapatkan kesempatan diikutkan
dalm diklat.
Untuk mengetahui apakah pegawai berada dikantor pada saat
jam kerja, dapat dilihat pada tabel 18 berikut ini:
Tabel 18. Berada di Kantor Saat Jam
Kerja
Options Kategori
Jawaban
Frekuensi Persentase
|
a Selalu
20 66,67
b Sering
9 30,00
c Kadang-kadang 1 3,33
d Tidak Pernah 0 0,00
|
Jumlah
30 100,00
|
Sumber: Olahan data
angket No.16
Tabel 18 menunjukkan bahwa 20 responden atau 66,67 persen
yang menyatakan selalu, 9 responden atau 30 persen yang menyatakan sering, 1
responden atau 3,33 persen yang menyatakan kadang-kadang dan tidak seorang pun
responden yang menyatakan tidak pernah. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
pegawai selalu berada dikantor pada saat jam kerja apabila tidak proyek keluar
daerah. Hal ini terllihat dari jawaban responden yang sebagian yang menyatakan
selalu yaitu sebanyak 20 responden atau 66,67 persen.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pegawai diKantor Camat
Burau selau memamfaatkan setiap kesempatan untuk terus maju. Hal ini disadari
oleh pegawai bahwa dengan berada dikantor saat jam kerja apabila tidak ada
proyek diluar daerah akan memberikan kesempatan untuk memperoleh hasil
maksimal.
h.
Kinerja Pegawai
a.
Efektivitas dan Efisiensi
Untuk mengetahui apakah pegawai mampu melaksanakan tugas
yang diberikan secara cepat dan tepat, dapat dilihat pada tabel 19 berikut ini:
Tabel 19. Mampu Melaksanakan Tugas yang diberikan secara Cepat dan Tepat
Options Kategori
Jawaban
Frekuensi Persentase
|
a Mampu
14 46,67
b Cukup Mampu 16 53,33
c Kurang Mampu 0 0,00
d Tidak Mampu 0 0,00
|
Jumlah
30 100,00
|
Sumber: Olahan data
angket No.17
Tabel 19 menunjukkan bahwa 14 responden atau 46,67 persen
yang menyatakan mampu, 16 responden atau 53,33 persen yang menyatakan cukup
mampu, dan tidak terdapat seorang pun responden yang menyatakan kurang mampu
serta tidak mampu. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pegawai cuup mampu
dalam melaksanakan tugas secara cepat dan tepat. Hal ini terlihat dari jawaban responden
yang sebagian besar menyatakan cukup mampu yaitu sebanyak 16 responden atau
53,33 persen.
Untuk mengetahui apakah pegawai ditempatkan pada bagian
atau unit kerja sesuai dengan keahliannya, dapat dilihat pada tabel 20 berikut
ini:
Tabel 20. Ditempatkan pada Bagian/Unit Kerja Sesuai dengan Keahliaanya
Options Kategori
Jawaban
Frekuensi Persentase
|
a Sesuai
11 36,67
b Cukup Sesuai 16 53,33
c Kurang Sesuai 2 6,67
d Tidak Sesuai 1 3,33
|
Jumlah
30 100,00
|
Sumber: Olahan data
angket No.18
Tabel 20 menunjukkan bahwa 11 responden atau 36,67 persen
yang menyatakan sesuai, 16 responden atau 53,33 persen yang menyatakan cukup
sesuai, 2 responden atau 6,67 persen menyatakan kurang sesuai, dan 1 responden
atau 3,33 persen menyatakan tidak sesuai. Dengan demikian dapat dinyatakan
bahwa pegawai ditempatkan pada bagian/unit kerja cukup sesuai dengan
keahliannya. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang sebagian besar
menyatakan cukup sesuai yaitu sebanyak 16 responden atau 53,33 persen.
Untuk mengetahui apakah pegawai dalam melaksanakan tugas,
sesuai dengan kemam[uan yang dimiliki, dapat dilihat pada tabel 21 berikut ini:
Tabel 21. Dalam Melaksanakan Tugas, Sesuai dengan Kemampuan yang Dimiliki
Options Kategori
Jawaban
Frekuensi Persentase
|
a Sesuai
15 50,00
b Cukup Sesuai 13 43,34
c Kurang Sesuai 1 3,33
d Tidak Sesuai 1 3,33
|
Jumlah
30 100,00
|
Sumber: Olahan data
angket No.19
Tabel 21 menunjukkan bahwa 15 responden atau 50 persen
yang enyatakn sesuai, 13 responden atau 43,34 persen yang menyatakan cukup
sesuai, 1 responden atau 3,33 persen yang menyatakan kurang sesuai, dan 1
responden atau 3,33 persen yang menyatakn tidak sesuai. Dengan demikian dapat dinyatakan
bahwa pegawai dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan emampuan yang dimiliki.
Hal ini terlihat dari jawaban responden yang sebagian besar menyatakn sesuai
yaitu sebanyak 15 responden atau 50,00 persen.
Untuk mengetahui apakah pegawai dalam melaksanakan tugas
mengikuti metode/prosedur yang sudah ditetapkan, dapat dilihat pada tabel 22
berikut ini:
Tabel 22. Mengikuti prosedur/metode yang sudah Ditetapkan
Options Kategori
Jawaban
Frekuensi Persentase
|
a Mengikuti 22 73,34
b Cukup Mengikuti 8 26,66
c Kurang Mengikuti 0 0,00
d Tidak Mengikuti 0 0,00
|
Jumlah
30 100,00
|
Sumber: Olahan data
angket No.20
Tabel 22 menunjukkan bahwa 22 responden atau 73,34 persen
menyatakan mengikuti, 8 responden atau 26,66 persen yang menyatakan cukup
mengikuti, dan tidak terdapat seorang pun responden yang menyatakan kurang
mengikuti sreta tidak mengikuti. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pegawai
mengikuti metode/prosedur yang sudah ditetapkan dalam melaksanakan tugas. Hal
ini terlihat dari jawaban responden yang sebagian besar menyatakan mengikuti yaitu sebanyak 22
responden atau 73,34 persen.
Pegawai diKantor Camat Burau sadar bahwa dengan mengikuti
prosedur yang sudah ditetapkan dalam menyelesaikan tugas akan menghasilkan
suatu pekerjaan secara efektif dan efiseien serta kinerja pegawai secara otomatis akan
meningkat pula. Hal inilah yang menyebabkan selalu mengikuti prosedur yang
ditetapakan.
b.
Otoritas dan Tanggung Jawab
Otoritas dan tanggung jawab seorang pegawai merupakan hal
yang sangat penting karena apbila pegawai dapat melaksanakan tugas dan wewenag
sesuai dengan otoritas dan tanggung jawab maka akan meningkatkan kinerja dalam
organisasi. Untuk mengetahui apakah pegawai menyelesaikan setiap pekerjaan yang
dilakukan dengan penuh tanggung jawab, dapat dilihat pada tabel 23 berikut ini:
Tabel 23. Menyelesaikan Setiap
Pekerjaan yang dilakukan dengan Penuh Tanggung Jawab
Options Kategori
Jawaban
Frekuensi Persentase
|
a Bertanggung Jawab 24 80,00
b Cukup Bertanggung
Jawab 6 20,00
c Kurang Bertanggung
Jawab 0 0,00
d Tidak Bertanggung
Jawab 0 0,00
|
Jumlah 30 100,00
|
Sumber: Olahan data
angket No.21
Tabel 23 menunjukkan bahwa 24 responden atau 80,00 persen
yang menyatakan bertanggung jawab, 6 responden atau 20,00 persen yang
menyatakan cukup bertanggung jawab, dan tidak ada seorang pun yang menyatakan
kuarng bertanggung jawab serta tidak bertanggung jawab. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa pegawai bertanggung jawab terhadap fasilitas yang digunakan
dalam bekerja. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang sebagian besar
menyatakan bertanggung jawab yaitu sebanyak 24 responden atau 80,00 persen.
Untuk mengetahui apakah pegawai bertanggung jawab
terhadap sarana/fasilitas yang digunakan dalam bekerja, dapat dilihat pada
tabel 24 berikut:
Tabel 24. Bertanggung Jawab terhadap Sarana/Fasilitas yang digunakan dalam
Bekerja
Options Kategori
Jawaban
Frekuensi Persentase
|
a Bertanggung Jawab 25 83,33
b Cukup Bertanggung
Jawab 5 16,67
c Kurang Bertanggung
Jawab 0 0,00
d Tidak Bertanggung
Jawab 0 0,00
|
Jumlah
30 100,00
|
Sumber: Olahan data
angket No.22
Tabel 22 menunjukkan bahwa 25 responden atau 83,33 persen
yang menyatakan bertanggung jawab, 5 responden atau 16,67 persen yang
menyatakan cukup bertanggung jawab, dan tidak ada seorang pun yang menyatakan
urang bertanggung jawab serta tidak tanggung jawab. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa pegawai bertanggung jawab terhadap fasilitas yang digunakan
dalam bekerja. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang sebagian besar
menyatakan bertanggung jawab yaitu sebanyak 25 responden atau 83,33 persen.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pegawai diKantor Camat
Burau menyadari arti pentingnya tanggung jawab termasuk dalam menjaga fasilitas
yang digunakan dalam kantor. Hal ini perlu disadari karena seorang pegawai yang
mengetahui akan tugas dan tanggung jawabnya tentu saja akan melaksanakan
pekerjaan dengan baik karena akan sadar akan kewajibannya.
Untuk mengetahui apakah pegawai bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan/kebijaksanaan yang berlaku dapat dilihat pada tabel 25
berikut:
Tabel 25. Bertanggung Jawab Terhadap Pelaksanaan/Kebijaksanaan yang Berlaku
dalam Lingkungan Unit Kerjanya
Options Kategori
Jawaban
Frekuensi Persentase
|
a Bertanggung Jawab 16 53,34
b Cukup Bertanggung
Jawab 13 43,33
c Kurang Bertanggung
Jawab 0 0,00
d Tidak Bertanggung
Jawab 1 3,33
|
Jumlah
30 100,00
|
Sumber: Olahan data
angket No.23
Tabel 25 menunjukkan bahwa 16 responden atau 53,34 persen
yang menyatakan bertanggung jawab, 13 responden atau 43,33 persen yang
menyatakan cukup bertanggung jawab, dan tidak seorang pun yang menyatakan
kurang bertanggung jawab serta 1 responden atau 3,33 persen yang menyatakan
tidak bertanggung jawab.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pegawai diKantor
Camat Burau bertanggung jawab terhadap pelaksanaan/kebijaksanaan yang berlaku
dalam lingkungan unit kerjanya. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang
sebagian besar menyatakan bertanggung jawab yaitu sebanyak16 responden atau
53,34 persen. Walaupun masih ada 1 responden atau 3,33 persen yang menyatakan tidak bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan/kebujaksanaan yang berlaku dalam lingkungan unit kerjanya.
Untuk mengetahui apakah pegawai berwewenang penuh
terhadap tugas yang diberikan oleh pimpinan, dapat dilihat pada tabel 26
berikut ini:
Tabel 26. Berwewenang Penuh Terhadap
Tugas yang Diberikan Oleh Pimpinan
Options Kategori
Jawaban Frekuensi Persentase
|
a Berwewenang Penuh 8 26,67
b Cukup Berwewenang
Penuh 19 63,33
c Kurang Berwewenang
Penuh 1 3,33
d Tidak Berwewenang
Penuh 2 6,67
|
Jumlah
30 100,00
|
Sumber: Olahan data
angket No.24
Tabel 26 menunjukkan bahwa 8 responden atau 26,67 persen
yang menyatakan berwewenang penuh, 19 responden atau 63,33 persen yang
menyatakan cukup berwewenang penuh, 1 responden atau 3,33 persen yang
menyatakan kurang berwewenang penuh, 2 responden atau 6,67 yang menyatakan
tidak berwewenang penuh. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pegawai cukup
berwewenang penuh terhadap tugas yang diberikan oleh pimpinan. Hal ini terlihat
dari jawaban responden yang sebagian besar menyatakan cukup berwewenang penuh
yaitu sebanyak 19 responden atau 63,33 persen.
c.
Disiplin
Disiplin adalah suatu sikap atau tingkah laku pegawai yang sesuai dengan
peraturan yang berlaku, baik tertulis maupun tidak tertulis. Untuk meningkatkan
kinerja pegawai maka pegawai harus mempunyai sikap disiplin dalam menyelesaikan
pekerjaannya.
Untuk mengetahui apakah pegawai mampu menyelesaikan
pekerjaan tepat pada waktunya, dapat dilihat pada tabel 27 berikut ini:
Tabel 27. Mampu Menyelesaikan
Pekerjaan yang Ditugaskan Tepat Pada Waktunya
Options Kategori
Jawaban
Frekuensi Persentase
|
a Mampu 13 43,33
b Cukup Mampu 17 56,67
c Kurang Mampu 0 0,00
d Tidak Mampu 0 0,00
|
Jumlah 30 100,00
|
Sumber:
Olahan data angket No.25
Tabel 27 menunjukkan bahwa 13 responden atau 43,33 persen
yang menyatakan mampu, 17 responden atau 56,67 persen yang menyatakan cukup
mampu, dan tidak ada seorang pun yang menyatakan kurang mampu serta tidak
mampu. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pegawai Kantor Camat Burau cukup
mampu menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya. Hal ini terlihat dari
jawaban responden yang sebagian besar menyatakan cukup mampu yaitu sebanyak 17
responden atau 56,67 persen.
Pernyataan diatas memberikan gambaran bahwa setiap
pekerjaan yang diberikan kepada pegawai di Kantor Camat Burau selalu mampu
diselesaikan tepat pada waktunnya. Ini disebabkan karena pegawai sadar bahwa
masih ada pekerjaan lain yang akan diselesaikan selanjutnya.
Untuk mengetahui apakah pegawai mwnunda-nunda pekerjaan
yang ditugaskan, dapat dilihat pada tabel 28 berikut ini:
Tabel 28. Menunda-nunda Pekerjaan Yang Ditugaskan
Options Kategori
Jawaban
Frekuensi Persentase
|
a Tidak Pernah 15 50,00
b Kadang-kadang 15 50,00
c Sering
0 0,00
d Selalu 0 0,00
|
Jumlah
30 100,00
|
Sumber:
Olahan data angket No.26
Tabel 28 menunjukkan bahwa 15 responden atau 50 persen
yang menyatakan tidak pernah, 15 responden atau 50 persen yang menyatakan
kadang-kadang, dan tidak ada seorangpin yang menyatakan sering serta selalu.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa sebagian pegawai di Kantor Camat Burau
yaitu sebanyak 15 responden atau 50 persen tidak pernah menunda-nunda pekerjaan
dan sebagian pegawai yaitu 15 responden atau 50 persen menyatakan kadang-kadang
menunda-nunda pekerjaan yang ditugaskan.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Camat
Burau mempunyai kedisiplinan yang tinggi dalam menyelesaikan tugasnya. Seorang
pegawai yang memiliki disiplin tinggi tidak akan menunda pekerjaannya sehingga
bertumpuk demikian banyak. Oleh karenanya, setiap pegawai dituntut untuk dapat
menyelesaikan pekerjaan dengan meminimalkan biaya dan waktu sehingga dapat
meningkatkan kinerjanya.
Untuk mengetahui apakah pegawai tekun bekerja meskipun
tidak ada pengawasan langsung dari pimpinan, dapat dilihat pada tabel 29
berikut ini:
Tabel 29. Tekun Bekerja Meskipun Tidak Ada Pengawasan Langsung dari
Pimpinan
Options Kategori
Jawaban
Frekuensi Persentase
|
a Tekun 17 56,67
b Cukup Tekun 13 43,33
c Kurang Tekun 0 0,00
d Tidak Tekun 0 0,00
|
Jumlah
30 100,00
|
Sumber:
Olahan data angket No.27
Tabel 29 menunjukan bahwa 17 responden atau 56,67 persen
yang menyatakan tekun, 13 responden atau 43,33 persen yang menyatakan cukup
tekun, dan tidak ada seorang pun yang menyatakan kurang tekun serta tidakn
tekun. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pegawai di Kantor Camat Burau
tekun bekerja meskipun tidak ada pengawasan langsung dari pimpinan. Hal ini
terlihat dari jawaban responden yang sebagian besar menyatakan tekun yaitu
sebanyak 17 responden atau 56,67 persen. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa
pegawai di Kantor Camat Burau memiliki motivasi yang kuat untuk terus
meningkatkan kinerjanya dengan tekun bekerja walaupun tanpa pengawasan langsung
dari pimpinan.
d.
Inisiatif
Agar kinerja pegawai dapat meningkat, maka perlu adanya
faktor penunjang lain selain yang disebutkan diatas. Inisiatif merupakan faktor
penunjang lainnya bagi para pegawai dalam meningkatkan kinerja pegawai.
Untuk mengetahui apakah pegawai mengerjakan tugas yang
diberikan tanpa menunggu perintah atasan, dapat dilihat pada tabel 30 berikut
ini:
Tabel 30. Mengerjakan Tugas yang
diberikan Tanpa Menunggu Perintah Atasan
Options Kategori
Jawaban
Frekuensi Persentase
|
a Selalu 9 30,00
b Sering
13 43,33
c Kadang-kadang 8 26,67
d Tidak Pernah 0 0,00
|
Jumlah 30 100,00
|
Sumber:
Olahan data angket No.16
Tabel 30 menunjukkan bahwa 9 responden atau 30 persen
yang menyatakan selalu, 13 responden atau 43,33 persen yang menyatakan sering,
8 responden atau 26,67 persen yang menyatakan kadang-kadang, dan tidak terdapat
seorang pun responden yang menyatakan tidak pernah. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa pegawai sering mengerjakan tugas yang diberikan tanpa menunggu
perintah atasan.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Camat
Burau selalu bersikap disiplin dalam menyelesaikan tugasnya tanpa menunggu
perintah dari atasan. Hal ini disadari pegawai bahwa dengan menumbuhkan
kesadaran dalam diri sendiri untuk selalu menenangkan sikap disiplin maka akan
meningkatkan kinerja pegawai sehingga memperoleh hasil yang maksimal.
Untuk mengetahui apakah pegawai menyelesaikan pekerjaan
dengan ide sendiri jika menemui kesulitan, dapat dilihat pada tabel 31 berikut
ini:
Tabel 31. Jika Menemui Kesulitan Berusaha Menyelesaikan Dengan Ide Sendiri
Options Kategori
Jawaban
Frekuensi Persentase
|
a Selalu
7 23,33
b Sering 7 23,33
c Kadang-kadang 16 53,34
d Tidak Pernah 0 0,00
|
Jumlah
30 100,00
|
Sumber: Olahan data
angket No.29
Tabel 31 menunjukkan bahwa 7 responden atau 23,33 persen
yang menyatakan selalu, 7 responden atau 23,33 persen yang menyatakan sering,
16 responden atau 53,34 persen yang menyatakan kadang-kadang dan tidak terdapat
seorang pun responden yang menyatakan tidak pernah. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa pegawai di Kantor Camat Burau kadang-kadang menyelesaikan
pekerjaan dengan ide sendiri jika menemui kesulitan. Hal ini terlihat dari
jawaban responden yang sebagian besar menyatakan kadang-kadang yaitu sebanyak
16 responden atau 53,34 persen.
Pernyataan diatas memberikan gambaran bahwa pegawai
Kantor Camat Burau memiliki inisiatif yang kuat dalam menyelesaikan pekerjaan
demi menungkatkan kinerjanya. Pegawai yang selalu menyelesaikan pekerjaan
dengan memunculkan ide yang cemerlang akan memperoleh hasil kerja yang maksimal
dan memuaskan.
Untuk mengetahui apakah pegawai menyelesaikan pekerjaan
diluar dinas bila pekerjaan padat, dapat dilihat pada tabel 32 berikut ini:
Tabel 32. Menyelesaikan Pekerjaan diluar Jam Dinas Bila Pekerjaan Padat
Options Kategori
Jawaban
Frekuensi Persentase
|
a Selalu
3 10,00
b Sering
12 40,00
c Kadang-kadang 14 46,67
d Tidak Pernah 1 3,33
|
Jumlah
30 100,00
|
Sumber: Olahan data
angket No.30
Tabel 32 menunjukkan 3 responden atau 10 persen yang
menyatakan selalu, 12 responden atau 40 persen yang menyatakan sering, 14
responden atau 46,67 persen yang menyatakan kadang-kadang dan 1 responden atau
3,33 persen yang menyatakan tidak pernah. Dengan demikian dapat dinyatakan
bahwa pegawai diKantor Camat Burau kadang-kadang menyelesaikan pekerjaan diluar
jam dinas bila pekerjaan padat. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang
sebagian besar menyatakan kadang-kadang yaiti sebanyak 14 responden 46,67
persen.
3. Analisis
Data
Pada bagian ini
disajikan hasil penelitian berupa temuan sebagian jawaban terhadap hipotesis
yang disajikan. Secara sistematika dibahas tentang motivasi kerja, kinerja
pegawai dan analisis korelasi sebagai berikut:
a.
Deskripsi Motivasi Kerja (X)
Analisis deskripsi dimaksudkan untuk memperoleh gambaran umum
mengenai motivasi kerja pegawai Kantor Camat Burau dengan mengggunakan
distribusi frekuensi dan persentase. Berdasarkan hasil perhitungan distribusi
frekuensi dan persentase untuk mengukur motivasi kerja pegawai diKantor Camat
Buraupada rentang skor sebesar 12 dengan kategori yang digunakan yaitu baik,
cukup baik, kurang baik, dan tidak baik.
Untuk lebih jelasnya gambaran mengenai motivasi kerja
pegawai diKantor Camat Burau dapat dilihat pada 33:
Tabel 33. Frekuensi dan Persentase Motivasi Kerja diKantor Camat Burau
Interval Motivasi Frekuensi Persentase
kelas Kerja
(f)
|
52-63 Baik 22 73,33
40-51 Cukup Baik 8 26,67
28-39 Kurang
Baik 0 0,00
16-27 Tidak Baik 0 0,00
|
Jumlah 30 100,00
|
Sumber Diolah dari akumulasi jawaban responden untuk
semua item pertanyaan
Dari hasil analisis data, rentang data dimulai dari 16
sampai 63 diperoleh nilai rata-rata (mean) 52,47 yang berada pada rentang 52-63
dengan kategori baik dengan standar deviasi 4,65154 dan poin tertinggi berada
pada kategori baik. Dari data responden menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang
dicapai adalah 62 atau berada pada kategori baik. Sementara nilai terendah
adalah 44 atau berada pada kategori cukup baik. Jadi berdasarkan level kategori
yang ditetapkan maka dapat diinterprestasikan bahwa tingkat motivasi kerja
pegawai di Kantor Camat Burau berkategori baik.
b.
Deskripsi Kinerja (Y)
Berdasarkan hasil perhitungan distribusi frekuensi dan
persentase untuk variabel kinerja dengan rentang skor sebesar 12 dengan
kategori yang digunakan adalah baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.
Untuk lebih jelasnya, gambaran mengenai kinerja pegawai di Kantor Camat Burau
dapat dilihat pada tabel 34.
Tabel 34. Frekuensi dan Persentase Kinerja Pegawai di Kantor Camat Burau
Pilihan Kategori Baik Frekuensi Persentase
|
47-57 Baik 15 50,00
36-46 Cukup Baik 14 46,67
25-35 Kurang Baik 1 3,33
14-24 Tidak Baik 0 0,00
|
Jumlah 30 100,00
|
Sumber: Diolah dari akumulasi jawaban responden untuk
semua item pertanyaan
Dari hasil analisis data,
rentang data dimulai dari 14-57 diperoleh nilai rata-rata 46,80 yang
berada pada rentang 47-57 dengan kategori baik.
c. Analisis
statistik inferensial
1. Uji korelasi Product Moment
Uji korelasi product moment dimaksudkan untuk mengetahui
ada tidaknya pengaruh antara motivasi kerja dan kinerja pegawai diKantor Camat
Burau. Berdasrkan hasil perhitungan korelasi product moment, diperoleh korelasi
antara motivasi kerja (variabel X) dan kinerja pegawai (variabel Y). Koefisien
r = 0,691 dengan interval 0,600-0,799. Dapat disimpulkan bahwa pengaruh
motivasi kerja terhadap kinerja pegawai diKantor Camat Burau tergolong kuat.
Ini berarti terdapat hubungan korelasional yang positif antara motivasi kerja
dengan kinerja pegawai.
Untuk mengetahui apakah korelasi hasil perhitungan
tersebut signifikan atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan t tabel dengan
taraf kepercayaan 95 persen dan N=30 diperoleh nilai r hitung sebesar 0,691,
sedangkan nilai r tabel pada taraf signifikansi 5 persen sebesar 0,361. Oleh
karena itu r hitung > r tabel, maka koefisien korelasi 0,691 menunjukkan ada
hubungan yang signifikan. Sejalan dengan itu ternyata pengaruh motivasi kerja
terhadap kinerja pegawai tergolong dalam kategori kuat ( setelah
dikonsultasikan pada tabel interprestasi nilai r )
2. Uji Hipotesis (uji t)
Hipotesis dalam penelitian ini adalah “ terdapat pengaru
yang signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja pegawai diKantor Camat
Burau”. Untuk menguji hipotesis diperoleh t hitung sebesar 5,061 sedangkan t
tebel sebesar 1,701 = 0,05 dan 2,467 α = 0,01. Ini berarti bahwa hipotesis
terbukti atau diterima.
B. Pembahasan
1. Motivasi Kerja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja di
Kantor Camat Burau berada dalam kategori baik dengan rata-rata (mean) 52,47,
hal tersebut ditinjau dari aspek prestasi, penghargaan, tantangan, tanggung
jawab, pengembangan, keterlibatan dan kesempatan. Prestasi yang dimiliki oleh
pegawai di Kantor Camat Burau termasuk dalam kategori baik. Hal ini terlihat
pada jawaban responden yang pada umumnya memberikan jawaban pada kategori cukup
baik. Penyelesaian pekerjaan sesuai harapan pimpinan dan sesuai rencana kerja
akan sangat menunjang dalam pencapaian kinerja yang baik.
Maju mundurnya suatu organisasi tidak bisa lepas dari
tingkat kinerja pegawai. Oleh karena itu diberikan suatu penghargaan bagi
pegawai yang berprestasi agar termotivasi untuk lebih meningkatkan kinerjanya.
Penghargaan dalam hal ini bukan hanya berupa barang tetapi juga dapat berupa pujian
atau pengakuan dari orang lain tentang pencapaiannya dalam pekerjaan tersebut.
Dengan adanya pengakuan tersebut sekurang-kurangnya diharapkan dapat
mempertahankan bahkan lebih meningkatkan kinerjanya. Jika hal tersebut sudah
dipenuhi secara otomatis pegawai yang bersangkutan akan terus termotivasi untuk
menjadi lebih baik.
Faktor lain yang turut menentukan motivasi kerja
pegawai adalah pekerjaan yang bersifat tantangan.
Tantangan yang dihadapi seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan kadang
merupakan motivator kuat untuk mengatasinya. Tantangan demi tantangan biasanya
akan menumbuhkan aktivitas kegairahan untuk bekerja. Pekerjaan yang bersifat
rutinitas dan menuntut kreativitas berbuat merupakan suatu tantangan bagi
pegawai yang menjadimotivator untuk terus meningkatkan motivasi kerjanya.
Tanggung jawab merupakan faktor yang penting yang dapat
memotivasi pegawai untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik. Rasa ikut memiliki
akan menimbulkan motivasi untuk turut merasa bertanggung jawab. Oleh karena
itu, membantu teman menyelesaikan pekerjaannya merupakan suatu kerja sama yang
baik yang dapat meningkatkan motivasi kerja pegawai sehingga tercipta kinerja
yang tinggi.
Pegawai yang mempunyai motivasi untuk berkembang akan
selalu berusaha untuk meningkatkan kemampuannya baik pengetahuan maupun
kecakapannya. Oleh sebab itu bagi pemimpin yang ingin termotivasi pegawainya
agar memiliki prestasi kerja yang tingi, maka ia akan memberi kesempatan kepada
bawahannya untuk meningkatkan kemampuannya. Selain itu, kesempatan dan
keterlibatan pegawai dalam proses pengambilan keputusan suatu organisasi
diharapkan dapat memotivasi pegawai untuk meningkatkan kinerjanya.
2. Kineja
Pegawai
Kinerja pegawai di Kantor Camat Burau berada pada
kategori baik dengan rata-rata (mean)
46,80. Dimana kinerja pegawai dipengaruhi oleh motivasi kerja pegawai yang
baik, menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas secara efektif dan efisiensi,
bertanggung jawab atas setiap tugas yang diberikan pimpinan, disiplin dan
inisiatif.
Salah satu faktor yang menjadi persyaratan agar dapat
mamiliki kinerja yang tinggi adalah pegawai tersebut harus efektif dan
efisiensi dalam menyelesaikan suatu tugas. Upaya ini akan berhasil apabila
dibarengi dengan rasa tanggung jawab yang tinggi. Pegawai yang bertanggung
jawab akan bertekad menyelesaikan tugas-tugasnya dengan sepenuh hati. Dia akan
merasa puas jika pekerjaannya memberikan hasil yang maksimal. Sedangkan pegawai
yang kurang bertanggung jawab biasanya acuh tak acuh pada pekerjaannya atau
kurang berpartisipasi pada pekerjaan.
Faktor lain yang dapat menunjang kinerja pegawai adalah
sikap disiplin yang dimiliki oleh pegawai dalam menyelesaikan tugasnya. Jika
kedisiplinan pegawai tinggi, maka pekerjaan yang diberikan kepadanya dapat
terselesaikan secara efektif dan efisien, dan pegawai tersebut tidak bisa
menunda-ninda pekerjaannya. Disiplin yang dibarengi inisiatif yang tinggi akan mampu
meningkatkan kinerja pegawai karena inisiatif sangat dibutuhkan dalam upaya
menyelesaikan suatu pekerjaan. Tanpa inisiatif, suatu pekerjaan tidak akan
terselesaikan secara efektif dan efisien.
3. Kaitan
Antara Motivasi Kerja dengan Kinerja Pegawai
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tngkat motivasi
kerja berkaitan dengan kinerja pegawai. Motivasi kerja yang tinggi dapat
mendorong kinerja pegawai dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari.adanya
korelasi antara motivasi kerja dengan kinerja pegawai, maka motivasi perlu
ditempatkan sebagai bagian dari kegiatan manajemen, sehingga segala sesuatunya
dapat ditujukan kepada pengarahan potensi dan daya manusia dengan menimbulkan,
menghidupkan, dan menumbuhkan tingkat keinginan yang tinggi serta meningkatkan
antusiasme kebersamaan dalam menjalankan tugas-tugas perseorangan maupun
kelompok dalam suatu organisasi.
Orang yang
bermotivasi tinggi adalah orang yang merasa sering mendapatkan kepuasan dalam
pekerjaannya. Ia berusaha untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan semangat
yang tinggi serta selalu berusaha mengembangkan tugas dalam dirinya. Motivasi
kerja yang tinggi yang dimiliki seorang
pegawai akan mempengaruhi kinerjanya.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data tentang
pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai diKantor Camat Burau maka
penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1.
Motivasi
kerja pegawai diKantor Camat Burau berada dalam ketegori baik. Hal ini ditinjau
dari keinginan pegawai untuk berprestasi, kebutuhan penghargaan, tantangan,
tanggung jawab, pengembangan, keterlibatan, dan kesempatan.
2.
Kinerja
pegawai diKantor Camat Burau berada dalam kategori baik. Hal tersebut dilihat
dari segi efektivitas dan efisiensi pegawai, otoritas dan tanggung jawab
pegawai, disiplin pegawai, serta inisiatif pegawai dalam menyelesaikan
pekerjaan.
3.
Terdapat
pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja pegawai diKantor
Camat Burau. Sejalan dengan itu pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja
pegawai tergolong dalam kategori kuat. Ini berarti bahwa motivasi kerja
berpengaruh terhadap kinerja pegawai.
B.
Saran
92
|
1.
Karena
faktor motivasi kerja pegawai mempunyai pengaruh yang cukup berarti terhadap
kinerja pegawai maka diharapkan agar motivasi kerja lebih ditingkatkan agar
dapat menghasilkan kenerja yang sesuai dengan apa yang di harapkan sebelumnya.
2.
Pegawai
diKantor Camat Burau harus lebih meningkatkan kinerjanya untuk mengimbangi
motivasi kerjanya karena maju mundurnya suatu organisasi tergantung pada
kinerja pegawainya. Selain itu kepala Kantor Camat Burau harus lebih
meningkatkan kinerja pegawainya.
DAFTAR PUSTAKA
Ambar, dkk. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Arikunto,
Suharsini. 1998. Prosedur Penelitian
(Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Gomes, Faustino C. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi
kedua. Yogyakarta: Andi.
Hasibuan,
Malayu S.P. 2003. Organisasi dan Motivasi
(Dasar Peningkatan Produktivitas). Jakarta: Bumi Aksara.
Mangkunegara.
2000. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Manullang, M. 2000. Manajemen Personalia. Medan: Gajah Mada
Universitas Pressan.
Moenir.
1997. Pendekatan Manusiawi dan Organisasi
Terhadap Pembinaan Kepegawaian. Jakarta: Gunung Agung.
Moekijat.
1999. Manajemen Personalia dan Sumber
Daya Manusia. Bandung: Mandar Maju.
Nurjannah.
2009. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Pegawai Pada LPMP Sulsel. Makassar: Skripsi UNM.
Poerwadarminta,
W. J. S. 1996. Kamus Umum Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Prawirosentono. 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan, Cetakan
Pertama. Yogyakarta:BPFE.
Siagian, Sondang P. 2000. Manajemen Abad 21, Cetakan kedua.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sudijono, Anas. 2003. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
94
|
Suranto. 2005. Komunikasi Perkantoran Prinsip Komunikasi Untuk Meningkatkan Kinerja
Perkantoran. Yogyakarta: Media Wacana.
Tohardi,
Ahmad. 2002. Pemahaman Praktis Manajemen
Sumber Daya Manusia. Bandung: Mandar Maju.
Triton.
2005. Paradigma Baru Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Tugu Publisher.
0 Komentar untuk "PERANAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT BURAU KABUPATEN LUWU TIMUR"